17. Welcome

141K 5.6K 134
                                    

Hari itu hari Rabu saat siswa/i Global High School berhamburan keluar dari lokasi sekolah sebab guru-guru mereka akan mengadakan rapat, maka pagi itu seluruh siswa dipulangkan.

"Duluan yah, Di" ucap Aren saat melihat Adam sudah menunggu di parkiran sekolah seperti biasa. Mobil pria tersebut pun langsung bertolak ke rumah sakit, mengantar sang gadis ke sana. Adam langsung pergi karena ada beberapa pekerjaan yang harus ia tangani langsung. Sesampai di sana, tepat di ruangan Valen dirawat, entah mengapa Aren merasa sangat mengantuk dan ia pun tertidur di sisi ranjang kakaknya.

++++++

Aren menggeliat sadar merasakan ada sentuhan di area kepalanya. Mata gadis itu melebar melihat yang terjadi di depan matanya. Kakak yang selama ini ia tunggu-tunggu akhirnya membuka matanya sambil tersenyum lemah kearah si gadis.

"Kakak!! Kakak udah sadar?" kata gadis itu.

"Hey, jangan nangis sayang" Valen menghapus air mata adiknya yang sudah ia pastikan Aren tidak menyadari kalau dirinya sedang mengeluarkan air mata saat ini.

"Aren nggak nangis kok kak. Aren kangen banget sama kakak"

"Kakak juga, sayang" Aren tersenyum senang, bahagia dan segala komplotannya. Segera ia meraih ponsel yang berada di saku celananya dan menghubungi dokter Mias, pria yang menangani kakaknya selama pria itu koma.

"Halo, dok. Dokter ada di mana?"

"....."

"Kak Valen udah sadar dok!!"

"...."

"Iya, terima kasih" Aren menutup panggilannya dan beralih memeluk kakaknya yang masih terbaring lemah.

"Kakak!! Tau nggak sih Aren galau mikirin kakak. Selama kakak koma Aren kesepian." curhat gadis itu dan langsung mendapat senyuman dari Valen yang membuat siapa saja tenang melihatnya.

Dokter Mias pun datang. Ia tampak bahagia karena pasien yang selama ini membuat geger media akhirnya bangun juga dari koma yang kurang lebih 9 hari belakangan ini menderanya. Segera pria itu memeriksa kondisi Valen dan tersenyum lega "kondisi anda sudah baik dan stabil, pak. Tinggal proses pemulihan saja dalam beberapa hari kedepan" jelasnya. Aren tentu saja sangat senang mendengar hal tersebut. Tak sia-sia selama ini ia terus berdoa demi kesembuhan sang kakak dan lihatlah Tuhan menjawab semua itu.

"Beneran dok? Kak, lu denger kan? Bentar lagi lu sembuh dan bisa keluar dari rumah sakit! Gue nggak sabar lagi nunggu hari itu!!!" ucap Aren antusias.

"Ya nona, pak Valen akan sembuh secepatnya" kata dokter Mias penuh senyuman, melihat Aren yang tampak sangat bahagia.

"Kalau begitu, saya pamit keluar dulu. Nanti perawat akan datang membawakan obat yang pak Valen perlukan" lanjutnya.

"Ya, terima kasih dokter" ujar Aren. Gadis itu menatap kakaknya dengan senyuman yang terus terukir di wajahnya.

"Kamu kenapa senyum terus?" tanya Valen.

"Gapapa, Aren seneng liat kakak udah sadar. Tau nggak sih kak, selama kakak koma tuh wartawan pada nunggu di depan rumah sakit ampe pernah susulin Aren dan om Anderson ke apartemen" jelas si gadis.

"Ke apartemen? Loh kok bisa?"

"Jadi waktu itu Aren kan di rumah sakit dari subuh pas kakak kecelakaan ampe paginya. Abis makan siang, Aren dianterin om Anderson ke apartemen buat mandi. Eh taunya di lobby udah banyak wartawan, makanya seharian itu Aren sama om Ander nggak bisa keluar dari sana"

"Terus kalian ngapain aja?"

"Mau ngapain? Nggak ngapa-ngapain kali. Dia sibuk mulu ama pekerjaannya, kalau Aren sibuk ama tugas sekolah."

My Sexy Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang