59. Bussines

20.8K 711 41
                                    

Seorang gadis tengah duduk sambil mengetikan sesuatu di komputernya. Ya, gadis dengan blazer merah itu adalah Aren. Ia tengah merangkum semua laporan dari masing-masing devisi. Rencananya, gadis itu akan melangsungkan rapat sebelum kepergiannya ke Lombok minggu depan. Belum lagi Aren harus pintar-pintar mengatur jadwal kantor dan kuliahnya. Gadis berusia 18 tahun itu tampaknya tak akan bisa menikmati masa-masa remaja seperti remaja pada umumnya.

"Aren, apa kau di sana?" terdengar suara dari intercom.

"Ya Mira, ada apa?" jawab Aren.

"Apa kau masih bekerja? Jika ya, maka hentikan dulu kesibukanmu dan beritahu aku apa yang ingin kau makan siang ini."

"Terserahlah, aku makan makanan yang sama saja denganmu."

"Kau yakin tak ingin memesan lainnya?"

"Ya."

"Baiklah, aku akan pergi sekarang."

Aren kembali terfokus pada komputer di depannya. Ia berharap Mira akan datang saat pekerjaannya sudah selesai. Gadis itu benar-benar bekerja keras untuk meeting perdananya bersama para karyawan. Pembahasan harus jelas dan tepat sasaran membuatnya sangat sibuk.

Setengah jam berlalu dan Mira masih belum juga datang membuat Aren bahagia. Setidaknya ia masih memiliki waktu untuk bekerja. Tak lama kemudian, terdengar ketukan di pintu.

"Masuk!" seru Aren tanpa mengalihkan perhatian dari komputer.

"Hey, kau masih saja bekerja. Sudah, tinggalkan dulu komputermu dan berkonsentrasilah pada makanan yang kubawa ini," seru wanita dengan kantong plastik di tangannya sambil berjalan ke dalam ruangan.

"Tunggu sebentar, sedikit lagi," Aren tetap berkeras.

"Lihatlah Aren, ini makanan kesukaanmu!" Mira mulai membuka sebuah bungkusan yang berisi rendang dan sayur singkong khas makanan Padang.

"Wah, iya!! Aku sudah lama sekali tak memakan itu!" katanya bersemangat. Tak lupa ia menyimpan pekerjaannya dan berjalan menuju ke arah Mira.

"Ah, enaknya. Makanan ini sangat wangi. Sebaiknya aku cuci tangan dulu lalu memakannya," ujar Aren dan berjalan ke arah wastafel di sudut ruangan, depan kamar mandi.

"Kapan kau berencana untuk melaksanakan rapat?" tanya Mira menyusul Aren ke wastafel.

"Rencananya awal minggu depan, sebelum aku berangkat dengan Adam," jawab Aren berjalan ke meja di mana makanan tadi berada.

"Berangkat dengan Adam? Maksudmu?" tanya Mira sambil mendekat ke arah Aren.

"Kau pasti mengetahui tentang hotel MLos Corp di Lombok, bukan? Kau pasti tau bahwa almarhum kakakku berinvestasi di sana."

"Ya, lalu?"

"Hotel itu sudah akan diresmikan dan Adam mengundangku."

"Tentu saja, kau kan CEO Hins sekarang."

"Aku belum dilantik Mira, kau tau itu."

"Hahaha, sudahlah. Itu masalah gampang, yang jelas kau sudah bekerja sebagai CEO sekarang." Aren hanya menghelah nafas dan mengangguk. Ia lalu menyuapkan nasi padang tadi ke mulutnya.

***

Setelah makan siang, Aren kembali menyelesaikan pekerjaannya. Setidaknya sudah 75% yang siap untuk dipresentasikan dalam rapat nanti. Waktu sudah menunjukan pukul setengah tiga. Bersamaan dengan itu, reminder ponsel Aren berbunyi. Di sana terpampang jadwal pertemuan dengan Antonio. Masih ingat dengan pesan yang Adam baca secara tidak sengaja di ponsel si gadis? Ya, Antonio dan Aren akan melakukan pertemuan untuk membahas proyek yang ditawarkan pemerintah untuk mereka. Gadis itu segera menonaktifkan komputernya, mengambil tas dan ponsel lalu keluar dari ruangannya. Kini, Aren sudah berada di basement. Segera ia masuk ke dalam mobil dan berlalu dari kantor Hins Group.

My Sexy Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang