42. Don't Go

126K 6.4K 505
                                    

VOTE WOI :v

"Maafkan aku. Beristirahatlah dengan tenang." seorang pria beranjak pergi dari sebuah makam. Makam dengan batu nisan bertuliskan nama orang yang ia sayangi. Kacamata hitam yang bertengger di wajahnya semakin menaikkan ketampanan pria itu beberapa persen. Ya, pria itu ialah Adam yang sedang berkunjung ke makam sahabatnya. Perasaannya lega setelah mengakui kesalahan di makam Valen barusan. Pria itu masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari sana.

~~~~~~

Seorang pria yang sedang memainkan ponselnya sontak menoleh ke arah pintu yang dibuka.

"Lu udah pulang?" tanya pria itu pada orang yang tadi membuka pintu.

"Iya." jawab orang itu datar tanpa ekspresi.

"Sampai kapan?"

"Maksud lu?"

"Udah seminggu lu kaya kehilangan semangat hidup. Mau sampai kapan?"

"Sampai dia sadar, Rey." bola mata orang tadi langsung mengarah pada gadis yang sedang terbaring tak sadarkan diri. Kedua orang itu adalah Adam dan Reymon yang sedang berada di kamar rawat Aren. Sesuai dengan apa yang kita ketahui Adam, Valen, Reymon dan Bryant adalah sahabat semasa SMA. Dan Bryant dengan tega melenyapkan sahabatnya sendiri. Membaca media online yang memuat berita tentang kejadian malam itu, Reymon segera beranjak ke rumah sakit di mana Aren dirawat. Lagi dan lagi, para paparazi heboh mencari berita dan fakta dari tragedi itu, tak jauh beda suasananya pada saat Valen mengalami kecelakaan.

"Dia semangat hidup gue." lanjut Adam mendekat ke arah Aren yang sedang terbaring. Wajah gadis itu pucat, sangat pucat tapi Adam menyukainya. Menurutnya itu adalah ekspresi Aren yang tulus. Dan pada saat gadis itu sadar nanti, Adam yakin Aren akan seperti terlahir kembali. Adam mendudukkan tubuhnya di kursi samping tempat tidur Aren. Meraih jemari gadis itu dan menggenggamnya erat.

"Cepatlah bangun, aku sangat merindukanmu." bisik pria itu di telinga si gadis. Ya, sudah satu minggu ini Aren tak pernah mengeluarkan suaranya. Gadis itu terbaring kaku, entah ke mana jiwanya pergi. Detektor jantung menjadi bukti bahwa gadis itu masih di sini.

"Suruh jiwamu agar cepat kembali. Apa belum cukup menyiksaku seperti ini, hm?" Adam masih berbicara dengan gadis itu. Sejak hari pertama Aren koma, Adam rutin mengajak Aren berbicara. Walau tak ada jawaban, pria itu senang dapat berdekatan seperti ini dengan gadis yang benar-benar ia sayangi.

"Adam, aku pulang dulu." suara Reymon dari belakang.

"Hati-hati." ujar Adam tak melepaskan pandangannya sama sekali dari wajah Aren.

----------------

Keesokan harinya...

"Siang Mister." ucap seorang pria berseragam khas Global High School setelah membuka pintu ruang rawat itu dengan pelan.

"Masuklah." ujar seorang pria yang sedang memangku laptopnya di sofa. Siapa lagi jika bukan Adam yang sedang bergelut dengan pekerjaannya. Pria yang tak lain adalah Didi itu masuk dan langsung mendekati Aren yang masih tak sadarkan diri.

"Woi, apa kabar lu?" tanya Didi pada Aren.

"Sampai kapan lu kaga ngejawab sapaan gue? Udah seminggu nih, lu nggak kangen gue? Tau nggak lu, tiap ada catetan dari sekolah pulangnya gue langsung nyatetin ke buku lu. Baik kan gue? Makanya lu harus cepet sadar. Lu jangan tidur terus, nggak pegel apa badan lu? Eh, kita selfie yuk Ren. Itung-itung ntar kalo lu sadar ada foto sebagai bukti kalo gua sering ke sini. Lu kan biasanya gitu kaga percayaan bat ama gue. Siap ye Ren?"

CEKREK

CEKREK

CEKREK

"Kamu sedang apa?" tanya Adam tiba-tiba membuat Didi membulatkan matanya.

My Sexy Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang