Rencana

30.2K 1.3K 19
                                    

"Masih pusing? " Kelli langsung menoleh menatap Reyhan heran.

"Perasaan yang kena bola basket gue deh, kenapa otak lo yang geser? " tanya Kelli sinis, Reyhan memilih bungkam tidak menjawab Kelli.

Karena percuma menjawab pertanyaan Kelli, benar apa yang dikatakan Vion. Dan ia juga malas berdebat dengan perempuan itu, buang - buang tenaga saja. Kasihan mulutnya yang seksi ini harus lelah berdebat dengan perempuan yang sebelas dua belas dengan kucing garong.

Keduanya diam dengan pikiran masing - masing, hingga Reyhan memecah kesunyian diantara mereka berdua.

"Rumah lo dimana? " tanya Reyhan, sesekali melirik perempuan di sebelahnya.

"Kenapa?" tanya Kelli balik, membuat Reyhan geram. Kenapa perempuan disampingnya suka sekali membuatnya kesal sampai rasanya kepalanya akan pecah. Tinggal di jawabkan beres, kenapa harus bertanya balik. Menyadari jika pertanyaannya tidak akan dijawab, Kelli mendengus.

"Maksud gue kenapa ke rumah gue? Gue mau nganterin lo pulang sebagai ucapan terima kasih gue sama lo," ucap Kelli masih dengan memijat kepalanya.

"Nggak, ke rumah lo aja. Gue gampang, nanti bisa pesan ojek online. Kepala lo masih sakit, ntar kalau ada apa - apa gue lagi yang salah," ucap Reyhan seraya melirik perempuan disampingnya. Reyhan tahu kepala perempuan itu sakit, tapi perempuan itu sok kuat.

"Jalan Anggrek no. 22 blablabla," ucap Kelli sedangkan Reyhan mengangguk samar.

Begitu sampai di rumah Kelli, Reyhan memasukkan mobil perempuan itu ke garasi. Setelah keluar dari mobil, Kelli berterima kasih kepada Reyhan dan masuk ke dalam rumah. Menyadari Reyhan masih betah berdiri di posisinya, membuat Kelli memutar tubuhnya. Ia menatap laki - laki itu heran.

"Lo nggak pengin gue mampir dulu? " tanya Reyhan dengan senyum tengilnya, siapa pun yang melihat ekspresinya pasti ingin menimpuk kepalanya. Tapi Kelli tidak yakin bahwa 'siapa pun', karena nyaris semua perempuan di sekolahnya memuja Reyhan. Jadi mungkin hanya dia yang ingin menimpuk kepala laki - laki itu.

"Ya udah masuk." Reyhan mengekori Kelli dari belakang.

Reyhan duduk di kursi ruang tamu, ia memperhatikan sekitar. Ruang tamu milik Kelli cukup luas, di pojok ruangan ada bunga hias yang membuat ruang tamu itu hidup. Di ruang tamu itu juga terdapat rak dinding, yang di isi dengan foto Kelli dan keluarganya.

"Lo mau minum apa? " tanya Kelli dengan tangan yang bersedekap.

"Nggak usah, ntar ngerepotin. Tapi kalau lo maksa, ya udah air putih aja. Oh iya, gue pinjam ponsel lo buat pesan ojek online. Ponsel gue mati." Kelly memutar bola matanya. Perempuan itu merogoh saku rok abu - abunya, ia menyerahkan benda pipih itu ke Reyhan. Kelli berjalan masuk ke dalam, mengambilkan Reyhan air putih.

Setelah pesan ojek online Reyhan berjalan ke arah rak dinding, ia melihat foto yang di pajang disana. Begitu Kelly sampai, ia kembali duduk seperti semula. Reyhan minum air putih yang di bawakan Kelli. Matanya men-scan wajah Kelli lagi, untuk yang kedua kalinya.

"Lo tinggal sendiri? " tanya Reyhan, sedangkan Kelli bungkam. Reyhan merasa tidak enak dengan Kelli, ia takut salah bicara.

"Ya udah gue pamit, ojek online nya udah sampai." Reyhan beranjak dari duduknya. Tanpa Reyhan sadari ia mengacak rambut Kelli. Begitu sadar apa yang baru saja ia lakukan, laki - laki itu mulai mencari alibi.

Bad Girl vs Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang