•YOUNGMIN POV•
"Kyaaaaa!!!!!!! Hyung!!!!"
Aku bergegas berlari ke halaman belakang rumah,meninggalkan camilan dan jus yang sudah aku siapkan. Ada apa lagi dengan bocah itu.
Aku mengedarkan pandanganku di halaman belakang rumah yang terbilang cukup luas ini. Hingga ku lihat pintu belakang rumahku terbuka. Jangan katakan Kwangmin keluar lalu jatuh dari kursi roda dan tergeletak tak berdaya. Atau jangan-jangan Kwangmin diculik! Andwae! Aku menepis pikiran burukku lalu bergegas menuju pintu. Semoga tidak terjadi apa-apa.
Aku menyernyit heran dan bernafas lega saat melihatnya. Aku pikir hal buruk menimpa Kwangmin lagi. Ku lihat dia masih duduk di kursi rodanya membelakangiku."Hyung!!!"
"Yakk!! Kenapa kau berteriak eoh?! Aku di sini dan apa yang kau lakukan?" Aku sedikit prustasi melihatnya berteriak tak jelas lagi,padahal aku melihatnya baik-baik saja. Perlahan aku melangkah menghampirinya lalu memyampirkan kedua tanganku di pegangan kursi roda yang di gunakan Kwangmin.
"Apa yang kau lakakukan hah?! kau ingin membuatku jantungan?!" Tanyaku dengan nada suara agak tinggi,sambil perlahan ingin memutar kursi rodanya dan masuk ke dalam rumah. Tapi sebelum itu terjadi, Kwangmin sudah terlebih dahulu menahan kursi rodanya.
"Yakk! Hyung! Kenapa kau tak mengatakan padaku kalau di sini ada papan reklame Pikachu huh! Kau kan tau aku menyukainya" Ucap Kwangmin sedikit kesal yang berhasil membuatku melongo tak percara. Jadi dia berteriak hanya karena papan reklame yang berisi makhluk kuning kesukaannya? Oh bunuh aku karena kepanikanku tadi "Apa kau sengaja tak memberitahuku agar aku tak merengek-rengek memintamu untuk membelikan CD,Boneka dan komiknya? Kau jahat sekali hyung!" Lanjutnya lagi dan aku masih melongo seperti tadi.
"Hey jadi karena ini? Hanya karena papan reklame kau berteriak dan membuatku panik? Dan sekarang?" Ahh aku menarik paksa kursi rodanya ke dalam rumah,meski Kwangmin melakukan penolakan dan terlihat ingin menangis. Ck! Ini sungguh membuatku kesal, hanya karena papan reklame tak bermutu yang entah sejak kapan berada di situ, kini menghancurkan moodku untuk menemani Kwangmin berlatih.
•AUTHOR POV•
Youngmin masih mendorong kursi roda yang digunakan Kwangmin kearah dapur. Sesampainya, Youngmin langsung berhenti tepat di salah satu kursi tempat meja makan. Di dudukkannya tubuhnya dan memposisikan Kwangmin di hadapannya.
Kwangmin menundukkan kepalanya,tidak berani menatap Youngmin yang kini menatapnya."Kau menghancurkan moodku Kwang,hanya karena papan reklame tak bermutu itu. Lihatlah kau sudah dewasa tapi tetap saja bertingkah seperti anak yang berumur 5 tahun,hanya karena papan reklame yang berisi makhluk kuning berlistrik itu?! Ck!" Decak Youngmin kesal. Sepertinya tempramen buruk Youngmin kembali hanya karena masalah kecil ini. Kwangmin terus menundukkan kepalanya. Bukan karena takut, tapi dia benci pada dirinya sendiri. Benar kata hyungnya,dia sudah dewasa tapi tetap saja bertingkah seperti anak kecil, dan hal yang paling dia benci adalah dia membuat hyungnya yang sudah perhatian padanya kini malah merusak mood baik dan membuat hyungnya marah.
"Hiks..mianhae hyung"
Youngmin melihat ke arah Kwangmin saat tadi sempat mengalihkan perhatiannya ke arah lain. Kwangmin sedikit terisak dan hal itu membuat kepanikan tercetak jelas di wajah Youngmin. Didekatkannya kursi roda Kwangmin yang sedikit jauh dari jangkauannya.
"Ya kenapa kau menangis?" Tanya Youngmin dengan suara yang terbilang cukup lembut. Namun Kwangmin tetap menundukkan kepalanya dan badannya sedikit bergetar.
"Uljima..." Ucap Youngmin lirih. Youngmin merutuki dirinya sendiri. Bagaimana mungkin dia membuat adiknya yang baru pulih ini menangis? Dan bodohnya dia karena mengatakan adiknya ini seperti anak 5 tahunan. Kadang Youngmin lupa bagaimana dengan dirinya sendiri. Dia menyalahkan Kwangmin hanya karena makhluk kuning berlistrik itu,padahal jika orang tau, Youngmin sama saja dengan Kwangmin. Mungkin dia akan bertingkah seperti Kwangmin jika melihat papan reklame itu berisi tokoh kartun kesukaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You I Can Do It
Fanfiction"Karena kecerobohan yang kau buat,aku harus rela menjadi dirimu. Merubah sifat dan Kebiasaanku, menjadi sifat dan kebiasaanmu" 'Because of You I Can Do It'