Only Learned Bad Things - part 4

2.3K 27 5
                                    

(Cheonsa POV)

            “Yak! Cheonsa! Cih, gadis macam apa yang masih tidur jam segini! Ayo bangun! Teman-temanmu sudah menunggumu diluar!” Aduh umma (Mama), ada apa sih ribut-ribut di siang bolong begini? Aku baru putus umma! Aku lelah dan biarkan aku tidur!

            “Cepat bangun dan bersiap! Teman-temanmu mengajakmu pergi keluar. Hari ini hari ulang tahunmu bukan? Cepatlah, mereka ingin merayakan ulang tahunmu!”

            Cih, kalau ini memang hari ulang tahunku seharusnya umma membiarkanku tidur dan menangis sepuasnya. Tapi teman-temanku sudah terlanjur datang. Mau bagaimana lagi. Akhirnya aku bersiap juga dan pergi bersama mereka.

            Mungkin menghabiskan waktu bersama mereka dapat membuatku melupakan Baro untuk sementara.

***********

(Baro POV)

            “Silahkan masuk, Baro-ya . Kamar Cheonsa ada di lantai dua.” Ahjuma (Bibi) membukakan pintu rumahnya untukku.

            “Khamsa hamnida, ahjuma (terimakasih bibi).”

            Akhirnya dengan sedikit kerjasama dengan ahjuma umma-nya Cheonsa dan beberapa teman Cheonsa, aku dan chingu-deul B1A4 dapat masuk ke kamar Cheonsa.

            “Balon?”

            “Ada!”

            “Kado?” Kado? Tentu saja ada, aku sudah membelinya sebelum kesini. Bodoh! Untuk apa aku bertanya kembali. “Kue tart?”

            “Ah, aku lupa!” Sandeul Babo! Dasar tidak dapat diandalkan. Padahal aku sudah menyuruhnya untuk membeli kue tart juga. “Aku pergi dulu. Selagi aku membeli kue tart, mulai saja mendekorasi ruangan ini!”

            Dengan bantuan Jinyoung dan CNU hyung, serta uri maknae (si bungsu) Gongchan, aku mendekorasi ruangan itu dengan warna pink. Kau tentu bertanya-tanya bukan bagaimana aku dapat masuk kemari dengan mulus? Oh Gongchan sayang, aku tak akan melupakan jasamu.

            Rahasianya adalah uri maknae yang ternyata diam-diam seorang cassanova sejati. Beberapa teman Cheonsa adalah teman kencan Gongchan (BEBERAPA, bukan SATU ORANG). Dengan sedikit rayuan dari Gongchan akhirnya mereka bersedia memberikan alamat Cheonsa dan juga bersedia untuk mengajak Cheonsa keluar untuk beberapa saat. Umma-nya Cheonsa juga. Dengan satu kedipan Gongchan dia takluk dan mengijinkan kami mengacak-acak kamar Cheonsa.

            “Untuk urusan merayu yeoja, sepertinya kau harus banyak belajar pada Gongchan!”

            Cih! Apa bagusnya sih si maknae yang baru kemarin berumur 17 tahun!

            “Kenapa kau menatapku seperti itu, hyung?” Aish ternyata dia sadar kalau sedang kuperhatikan. “Jangan-jangan.....”

            Bletaaakk!! Mungkin sedikit jitakan dariku dapat membuatnya sadar kalau ‘pesona’nya sama sekali tidak mempan buatku!

            “Dekorasi sudah oke, kado juga sudah ada, balon, pita, semuanya sudah. Kau ingin kami melakukan apa lagi?”

            Ini belum lengkap hyung! Ada satu yang kurang! Krriieett, pintu kamar Cheonsa terbuka. “Maaf terlambat, ini kue tart-nya.”

            “Sempurna!”

**********

(Cheonsa POV)

            Terkadang teman-temanku sedikit aneh(oke, bukan sedikit, mungkin memang SANGAT aneh). Mereka yang mengajakku keluar untuk merayakan ulang tahunku, tapi pada akhirnya mereka bingung sendiri akan pergi kemana. Bukankah seharusnya mereka sudah menentukan tempatnya lebih dahulu? Akhirnya kami hanya berkeliling Seoul dengan bus.

            “Sudah pulang?” Umma menyambutku. “Bagaimana pestanya?”

            “Pesta apanya! Kita hanya berdiri di bus dari satu halte ke halte lainnya sampai rute bus-nya habis. Aku tak habis pikir dengan mereka.”

            Umma mendekatiku dan mengusap tanganku sambil merangkulku. “Hh, kalau begitu sebaiknya kau pergi ke kamarmu untuk beristirahat. Kau pasti lelah bukan? Ngomong-ngomong, Saengil chukkae (selamat ulang tahun).”

            Aku mencuri sebuah ciuman dari umma-ku sebelum aku pergi keatas, ke kamarku yang berada di lantai dua. Sebenarnya aku takut masuk ke kamarku sendiri. Takut apabila aku sendirian disana maka aku akan mengingat Baro kembali.

            Pelan, aku membuka pintu kamarku. Awalnya aku tidak merasa curiga sama sekali. Tetapi...

            Waw! Kamarku berubah total. Ada banyak warna pink dimana-mana. Balon, pita, lilin yan dirangkai berbentuk hati. Umma-kah yang menyiapkan ini semua?

            Aku sedang sibuk mengamati dan mengagumi kamarku saat seseorang menepuk pundakku. Aku berbalik dan... “Baro?”

            Baro? Dia benar-benar Baro? Baro yang membawa serangkai bunga berwarna pink dan tersenyum sambil mengatakan. “Saengil chukkae!”

            “A... Aku.. Baro...” Tak terasa air mataku menetes. Aku kehilangan kata-kata untuk mengungkapkan rasa senangku.

            Jari-jarinya yang hangat menyentuh wajahku dan menghapus air mataku. Siapa lagi pemilik jari-jari itu selain Baro. “Miyanhae. Aku yang seharusnya meminta maaf. Aku sama sekali tidak lolos kualifikasi untuk menjadi namjachingu yang baik. Seharusnya aku berterimakasih padamu yang telah memilihku.”

            “Baro...”

            Tangan Baro yang kuat menarikku agar aku jatuh kedalam pelukannya. “Terimakasih telah memilihku. Saranghae Cheonsa-ssi (aku mencintaimu, Cheonsa). Ah, bukan, Saranghae Cheonsa jagiya.”

            Kata-kata itu.. Semua kata-kata yang ingin kudengar dari Baro “Nado saranghae.”

**********

(BERSAMBUNG)

Only Learned Bad Things (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang