The Emperor's Heart Chapter 2

1.5K 121 3
                                    


Mobil sedan hitam berhenti di depan bangunan usang dengan beberapa stiker dinding berbentuk bunga matahari. Seorang pemuda keluar dengan senyum puas tersungging di wajahnya. Akashi melepas kacamata hitam yang ia kenakan, menampilkan manik heterochrome kebanggaannya. Dengan langkah yakin seratus persen berhasil, ia mengayun ayunkan kakinya.

"Kurasa mereka selalu mengompol saat bersamamu, Hyuuga-senpai."

Hatinya kelojotan, keringat dingin bercucuran, Akashi ambil langkah seribu dengan sembunyi dibalik rimbunan bunga rumpun dalam pot tanah liat. Dengan awas dia memperhatikan setiap langkah pemuda cantik yang mengenakan celemek biru muda, entah menyadari atau tidak bahwa ada satu pemuda lagi yang bersungut sungut dengan bau pesing yang menguar. Akashi cuma fokus ke Kuroko. Setelah dirasa belahan jiwanya lenyap dari pandangannya, dia keluar dengan kerennya dari rerimbunan tadi. Sambil menepuk nepuk jas nya, Akashi tersenyum pahit.

Kenapa juga dia harus bersembunyi.

Apa yang dia takutkan.

Bukankah tujuannya kemari untuk meluruskan semuanya, kesalahpahaman itu, tendangan maut Kuroko., dan sebuah kotak yang ia genggam baik baik.

Akashi menghela nafas.

'Bodoh.' batinnya.

Kakinya hendak melangkah menuju sedannya terpakir, ketika seorang jemari mungil merengkuh tangannya.

"Nii-chan, mencari siapa?'

"...."

Croot

Akashi menutupi hidungnya yang bersimbah darah.

Astaga..

Astaga..

Astaga..
Mahluk macam apa yang memandanginya dengan mata berkilauan. Kokoro Akashi mana kuat. Dengan wajah bersemu Akashi jongkok menyetarakan tubuhnya dengan mahluk yang masih membuat hidungnya berdarah darah.

"Hmm..apa kau mengenal Tetsuya?"

Anak kecil berkuncir air mancur itu mengangguk mantap.

"Kuroko sensei, nee? Tentu saja kenal!."

Akashi tersenyum malaikat, membuat ibu ibu yang tak sengaja lewat menjatuhkan semua tas belanjaannya dan nyaris menabrak tiang listrik.

"Bisakah kau membawaku pada senseimu?mm.. namamu?"

"Saroko desu! Saroko Aomine desu!"

"Oh jadi Saro-chan ya..."

Heeeee?!

"..Saro chan, Aomine? Si hitam masa punya anak?"

"Nii-chan kenal ayahku?" ujar Saroko dengan ekspresi wajah luar biasa memperlancar aliran darah ke hidung.

"Ah ya..itu..kami teman dekat! Sangat dekat dulu, tapi dulu sekali.."

Entah kenapa Akashi gelagapan.

"Nee, Itu ruangan Tetsuya sensei, Nii-chan berani sendiri kan?"

"Ah ya..itu..tentu saja aku--."

Kreek

"Saro-chan sedang apa kau .."

Kuroko merubah tampang ramahnya menjadi dingin dibawah nl derajat. Akashi merasa hatinya ditusuk hujan es.

"..Kau harus masuk kelas, Saro-chan, Hyuuga-sensei sudah menunggumu sejak tadi."

Kuroko dengan senyum ke-ibu-an(?) nya. Akashi nyaris mati berbusa menyaksikan dua mahluk yang keimutannya tiada tara berada di depannya. Untunglah Saroko mirip dengan Satsuki, bukan hitam macam Aomine haha,
Setelah berpisah dengan Saroko, Kuroko kembali menampilkan aura dinginnya.

The Emperor's HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang