The Emperor's Heart Chapter 10

911 79 7
                                    

"Akashi kun?" panggil Kuroko pelan.

Akashi yang tengah terlelap menggumam tak jelas, membuat Kuroko tersenyum simpul. Lama dia menatap pria yang telah lama menjadi suaminya itu, wajah lelah yang masih tampan saat tidur. Ah, Kuroko sangat suka momen dimana dia bangun lebih dulu dari Akashi, dia bias leluasa memandang dan mungkin sedikit termenung.

"Apa yang terjadi jika aku tidak ada, Akashi-kun?" ujarnya lagi.

Kuroko memainkan jemarinya disela selai surai merah yang menutupi wajah Akashi, "Suamiku yang tampan." Ucapnya terkekeh.

Sedikit gerakan, dan Kuroko berhasil mencuri morning kiss miliknya—biasanya Akashi yang lebih dulu mencurinya, dengan tambahan kemana-mana yang akhirnya menjadi kemana-mana dan berimbas kemana-mana.

(Thor, ente kemana-mana nyambungnya)

Melihat Akashi masih tidur pulas, Kuroko mencuri satu ciuman lagi.

Satu lagi.

Satu lagi.

Ah satu lagi juga tidak masalah.

Mungkin, satu lagi—Mmmph!!

Kuroko mendelik ketika kecupan diam diam nya berubah menjadi lumatan dalam. Akashi menahan tengkuk Kuroko, membawanya kedalam ciuman yang semakin panas, dengan dirinya masih terpejam—entah tidur entah tidak. Kuroko mengimbangi ciuman dengan berpindah posisi menjadi diatas Akashi. Entah sejak kapan lehernya terasa sangat kaku, dan sepertinya Akashi masih mendominasi ciuman ditambah kakinya yang mulai bergerak menggoda.

"A—akash—Hnng" desah Kuroko ketika dirasa paru-parunya butuh asupan.

Keduanya terengah-engah dengan liur yang masih bertautan, Akashi tersenyum puas. Kuroko mendengus sebal sambal menyembunyikan rona wajahnya.

"Tumben sekali kau inisiatif, Tetsuya." Goda Akashi.

"Kau pura pura tidur, menyebalkan." Kesal Kuroko.

Akashi tertawa pelan, "Aku menikmati istriku, apa salah?"

Kuroko mendesis kesal dan beranjak bangkit dari tubuh Akashi, namun lengan kokoh itu menahannya, membawanya dalam pelukan erat. Nafas Akashi menerpa tengkuknya, Kuroko membalas pelukannya.

"Jangan katakan hal itu lagi, aku mengancam."

Kuroko terhenyak, "Katakan apa hmm.." ujarnya walau dia tahu apa yang dimaksud.

"Pokoknya jangan." Ujar Akashi seperti anak kecil merajuk, membuat Kuroko gemas dan memeluknya makin erat. "Bukankah aku suami yang tampan?"

Kuroko meninju pelan perut Akashi, pelan dalam artian masih membuat Akashi terbatuk.

Saat saat seperti ini, dimana keduanya benar benar bisa bergelayut mesra dan kalua memungkinkan bisa melakukan ena---

"AYAH,IBU!!! TIDAK DENGAR YA SEICHIRO MENANGIS!!" Teriak Seiya membahana sambal menendang kamar kedua orang tak tahu diri yang masih merasa pasangan baru.

(Ketawa setan)

Melihat posisi kedua orang tua-nya, Seiya mengerut antar jijik dan bosan. Oh ayolah, orang tua nya kan kopel kedua termesum setelah Aomine dan Momoi. Oh dia belum bertemu bagaimana si hijau tsundere dan Ba—Takao lebih mesum lagi. Seiya, kamu masih belum melihat dunia luar, nak. Jika paman hitam itu senang sekali menyodorinya majalah dengan foto wanita berdada besar jika dia tengah berkunjung dan Bibi Momoi tidak ada, maka di rumahnya sendiri sudah berulang kali dia melihat adegan laip yang sangat tidak manusiawi itu.

The Emperor's HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang