The Emperor's Heart Chapter 4

1.3K 99 0
                                    

Malam yang cukup hening, bila saja tak memungkiri ada sepasang pengantin(?) yang masih saja saling menatap dengan salah satunya memasang wajah ingin 'memakan'.

"Nee Tetsuya.." Ucap Akashi dengan nafas berat.

Kuroko yang wajahnya telah benar benar merah dengan nafas tersengal, menatap orang yang masih setia memandanginya dengan wajah lapar.

"Jangan bicara dengan wajah mesum seperti itu, Akashi-kun---ugh--hey apa yang kau-hnn--"

Akashi tersenyum puas melihat reaksi yang dihasilkan perbuatannya.

"Bukankah sudah kubilang tadi Tetsuya, masa kau sudah lupa?'

"Lup-ugh-a, aku tidak mengerti!"

Akashi merasa diatas angin melihat istrinya tergolek tak berdaya tepat dibawah tubuhnya.

Satu sentuhan lagi dan..

"KUBILANG HENTIKAN!!!"

Duagh

Akashi jatuh terjerembab dengan hinanya, Kuroko mendengus kesal dengan wajah merah yang uhm sangat tidak mudah untuk menggambarkannya. Benar benar sulit, sangat sulit, jadi bayangkan sendiri. Kuroko duduk dan memperbaiki posisi tubuhnya. Akashi sinting. Itu yang dia pikirkan. Pinggangnya terasa nyeri sekali.

Yang benar saja,

Kelingking kakinya nyaris lepas rasanya, Akashi benar benar terlalu bersemangat saat memijatnya.

Semangat..

Atau harus dikatakan ada nafsu tersembunyi di dalamnya? Kuroko mendengus kesal, diliriknya Akashi yang ngambek dengan memunggungi dirinya. Entah kenapa dia justru mendapat ide cerdas yang dirasa cukup nakal untuk memuaskan orang seperti Akashi di malam pertama mereka.

"Sei-kun! Fuuh~"

Kuroko memeluk Akashi dari belakang ditambah dirinya meniupi leher belakang Akashi.

Bruugh

Kuroko tersenyum.

Dia menang.

Akashi menatapmya lapar (lagi), kali ini dengan kilatan dimatanya yang entah kenapa membuat Kuroko sedikit merinding.

"Jangan salahkan aku Tetsuya jika besok kau tidak bisa jalan.." ucapnya menyeringai, membuat Kuroko pucat seketika.

Kuroko hendak menyesali perbuatannya, tapi, naah lupakan toh nanti juga nikmat di akhir(?)

"Nnnh.."

Akashi menciumnya tanpa memberi kesempatan bernafas, benar benar melumat habis bibirnya. Kuroko sendiri merasa paru parunya sudah kosong sekarang. Memukul mukul dada Akashi yang tiada respon dia dapat.

"A-Sei kun mmh-haa.."

Akashi menghentikan aksi gilanya yang nyaris membunuh Kuroko, membunuh dengan tidak ellitnya. Ruangan yang semula berbau peach segar menjadi penat akan keringat keduanya, hening, hanya ada suara nafas tersengal.

"A-Sei kun, aku.."

"Tidak perlu bicara Tetsuya, biarkan aku yang pegang kendali.."

"B bisakah?"

" Aku akan benar benar berhati hati, Tetsuya."

Chu

Ahn~
.
.
.
.
.
Setelah adegan cukup seronok yang tak mampu digambarkan, kembali dalam ruangan yang sama yang kini mulai terasa dingin dan aroma peach kembali menguar. Kuroko masih setengah terpejam, tubuhnya sangat lelah matanya pun berat, namun menyadari pria disebelahnya yang sudah membuat tenagamya habis masih melototinya dengan mata terbuka. Heran. Tidakkah seorang Akashi bisa lelah, pikir Kuroko.

The Emperor's HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang