Black dominates everything in this place. Entah itu warna pakaian orang yang datang, payung yang berkerumun, atau kacamata hitam yang hanya dipakai untuk menutupi mata mereka yang bengkak.
Semakin lama, kerumunan itu menjadi senggang, hanya menyisakan Juliet dan keluarga Liam yang masih berdiri di sana. Tak lama kemudian, mereka ingin pulang.
Kakak Liam mengajak Juliet, tapi ajakannya itu di tolak mentah-mentah.
Walau begitu, keluarga Liam mengerti. Dia meninggalkan Juliet di sana, sebelum itu Karen menyelipkan sebuah surat ke tangan Juliet.
---
Dear Juliet,
Janganlah menangis karena aku pergi, tetapi bahagialah karena aku sudah tidak merasakan sakit lagi.
Maafkan aku karena meninggalkanmu seperti ini.
Bersamamu, aku merasakan betapa indahnya hidup yang hampir saja ingin aku buang saat bertemu denganmu malam itu. Kau membuatku bertahan seperti aku membuatmu bertahan hingga detik ini.
Dan itu yang terpenting Juliet. Aku memang sudah tidak ada di sampingmu, tapi aku memintamu untuk terus bertahan menjalani hidupmu, apapun masalahmu. Jangan sia-siakan hidupmu. Nyawa hanya ada satu, dan itulah yang membuat hidup menjadi berharga.
Waktu yang singkat ini sudah cukup untuk membuatku jatuh cinta padamu, Juliet.
Thank you for being my reason to stay.
I love you.
Liam.
---
Sudah cukup, pikir Juliet, aku lelah.
Juliet menghapus air matanya. Surat dari Liam itu dia remas sampai menjadi bola kertas.
Juliet sudah tak tahan.
_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_
A/N
Maapin :(
Masih ada epilogue kok, jangan dihapus dulu ya dari library kalian :) Makasiihhh x
Love, Karen xo
KAMU SEDANG MEMBACA
A Reason to Stay // l. payne [A.U]
FanfictionSometimes you don't take forever to fall in love. Rated PG-13 Creative Commons (CC) August 2015 by plot-twister