1 · Brown

390 62 8
                                    

Three months later...

Brown dominates everything in this place. Entah itu warna coklat dari teh, coklat hangat, atau french toast yang tergeletak di atas piring.

Juliet berlari menghampiri Liam, "Segelas coklat hangat dan satu butter croissant."

Tanpa membalasnya, Liam bergerak cekatan dan menyiapkan pesanan tadi.

Di penghujung musim gugur, udara dingin menyelimuti kota London. Kedai roti dan pastry kecil-kecilan milik keluarga Liam ramai di serbu pelanggan.

Tentu saja hal itu membuat Liam dan Juliet yang bekerja di sana menjadi sedikit kewalahan, but they're not complaining though.

Bahkan sebenarnya Juliet sangat senang bisa membantu keluarga Liam, Juliet tidak mau hanya tinggal di sana tanpa bekerja. Maka jadilah dia sebagai pelayan tanpa mau menerima bayaran, mendapat makan dan tempat tinggal--walaupun hanya sebuah kamar di loteng-- dari keluarga Payne sudah cukup bagi Juliet.

Tanpa terasa, malam sudah tiba. Mungkin Juliet tidak menyadarinya kalau saja Karen--ibu Liam-- tidak memutar tulisan 'OPEN' di pintu kaca menjadi 'CLOSED'.

Juliet mengambil sapu dan mulai membersihkan lantai, sementara Liam membersihkan meja dengan lap.

"Juliet," panggil Liam.

"Yes?" Juliet berhenti sebentar untuk menatap Liam.

Liam tersenyum, "Kemarilah sebentar."

Juliet menyeka tangannya ke apron putih yang ia kenakan, "Ada apa?"

Tangan Liam terkait di leher Juliet, membuat tubuh mereka menjadi semakin dekat. Liam mengangkat dagu Juliet sehingga tatapan mereka bertemu, "I haven't got a kiss from you since this morning."

Bola mata coklat Juliet berputar geli, "Then kiss me."

Dan tanpa membuang waktu, Liam melakukannya. Mereka terhanyut dalam sebuah ciuman panjang sampai Juliet menjadi orang pertama yang mundur karena kehabisan napas.

Setelah itu, Juliet memeluk Liam dengan erat. Juliet sangat suka memeluk kekasihnya itu, begitu juga sebaliknya. Mereka merasa lengkap saat melakukannya.

Juliet merasakan jantungnya berdebar keras, dia bahkan tak percaya kalau ingin menghentikan debaran itu tiga bulan yang lalu.

Liam merubah segalanya bagi Juliet. Bagi Juliet, Liam adalah pahlawan yang menyelamatkan hidupnya.

Walaupun dia sendiri tidak tahu kalau dia adalah alasan mengapa Liam menghentikan niatnya pada malam yang sama.

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

A/N

Hai! Makasih buat yang mau bacaa, apalagi yang vote dan comment (bless u choco-bear xx)

Dedikasi nyusul yaaa! I hope you enjoy this chapter.

Love, Karen xo

A Reason to Stay // l. payne [A.U]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang