Part 1

223 6 0
                                    

London,

Udara hangat musim semi menjadikan suasana ceria dikota ini, seorang wanita terlihat menikmati pemandangan sekelilingnya melangkahkan kakinya perlahan yang dibalut sepatu boots berhak 5cm yang panjangnya sampai lutut. Regent's Park & Primrose Hill adalah salah satu taman terkenal dikota London dengan mawar cantik yang tumbuh memenuhi taman ini dan danau yang indah. Inilah salah satu tempat terindah di kota London.

Hari Minggu pagi ini suasana taman itu sangat ramai, banyak orang yang berlalu lalang hanya sekedar mengisi waktu libur, dari anak kecil hingga orang dewasa berkumpul menjadi satu ditaman ini.

Puas dengan keindahan pemandangan didepannya wanita itu memutuskan untuk duduk disalah satu bangku panjang yang berada ditepi kolam kecil ditengah taman.
Nampak dari kejauhan seorang wanita berambut pirang dengan rambutnya yang dikuncir ekor kuda sedang berlari tergesa-gesa menghampiri wanita itu.
"Hay Olive apa kau gila mengabariku secara mendadak bahwa kau akan pulang ke Indonesia besok" ucap Jenifer tenang setelah berhasil mengatur nafasnya yang terengah-engah setelah berlari.

Olive pun terkekeh pelan "Tidak ada lagi yang perlu ku pertahankan lagi disini Jen, lagi pula orang tuaku juga sudah sangat mendesakku untuk segera pulang ke Indonesia untuk mengelola salah satu restoran ibuku, maafkan aku Jen bila keputusanku ini terlalu mendadak" penjelasan ku panjang lebar yang hanya dihadiahi tatapan sendu dari sahabatku Jenifer Smith.

"Damn,,,ini pasti ulah si brengsek Adrian kan, kuharap kau segera melupakan si bastard sialan itu Olive" ucap Jenifer sambil merapikan anak rambutnya yang menjuntai ke telinga.

"Thanks Jen, aku bahkan sudah melupakan apa yang kulihat kemarin, biarkanlah Adrian bahagia dengan pilihannya sendiri" hanya kutanggapi kata-kata Jenifer dengan senyuman terbaikku.

Adrian Ainsley adalah lelaki yang sudah menjadi kekasih ku selama setahun ini, kami bertemu disalah satu tempat kursus memasak di kota London ini. Hubungan kami semakin dekat disaat kami mewakili kota London untuk menjadi finalis kompetisi chef terbaik di Italia. Setelah dinyatakan sebagai pemenang Adrian menyatakan cintanya kepadaku dihadapan para juri dan penonton saat itu.

#Flashback

"Olive Jovanka Shamus would you be my girlfriend???" Ucap Adrian sambil berlutut dihadapanku sambil memberikan setangkai mawar merah yang aku sendiri tak tau dari mana dia mendapatkannya, suasana riuh para penonton meneriakan yes menggema didalam ruang kompetisi. Aku pun menganggukkan pernyataan cintanya itu. Kemudian dia berdiri dan memeluk tubuhku. "Thanks Olive i love you" sambil tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya yang rapi. "Love you too Adrian" ucapku sambil berusaha menyembunyikan rona merah pipiku didada bidangnya. Suara tepuk tangan penonton hingga temen-teman ku membuatku semakin tidak bisa menahan rasa malu dan bahagiaku, mungkin saat ini wajahku sudah semerah kepiting rebus saja.

Hari ini adalah hari dimana tepat satu tahun kami resmi menjadi sepasang kekasih, aku sengaja menghindarinya seharian ini mematikan handphone ku, dan tidak membukakan pintu apartemenku saat Adrian mendatangiku. Kusiapkan kue tart spesial buatanku sendiri, kue tart yang pernah diajarkan chef Alex salah satu guru yang mengajariku di akademi dulu. Malam ini aku berniat pergi ke apartemen Adrian untuk merayakan hari jadi kami, ku kenakan dress hitam tanpa lengan selututku, dengan make up tipis yang terlihat cocok diwajahku, rambut hitamku kubiarkan tergerai indah, wedges hitam 9cm pemberian Jenifer saat dia berkunjung ke Paris tahun lalu, dan tak lupa mantel coklat kesayanganku. Kusambar tas chanel hitamku sambil melangkah tergesa meninggalkan apartemenku menuju apartemen Adrian.

Sesampainya diapartemen Adrian aku langsung saja masuk tanpa harus mengetuk pintu terlebih dahulu, aku sudah hafal betul kode apartemen kekasihku ini karena aku sering keluar masuk tanpa ijin. Cklek...Pintu terbuka kulihat sepatu yang sangat kuyakini adalah milih kekasihku itu, dan sepasang boot wanita berwarna coklat. Menghilangkan fikiran burukku aku berfikir positif mungkin saja itu sepatu milik Laura adik Adrian yang juga terkadang datang mengunjungi kakaknya ini.


Ku langkahkan kaki ku mencari-cari sosok kekasihku itu di ruang tamu, dapur namun tak kutemukan sosoknya kuletakkan kue tart itu dengan hati-hati diatas meja makan, sampai sebuah suara tawa Adrian kudengar menggema didalam kamarnya, ku buka pintu kamarnya perlahan dan betapa kagetnya aku dengan pemandangan yang ada dihadapanku. Adrian yang sedang menindih seorang wanita berambut merah tua, tubuh keduanya terlihat polos tanpa sehelai benangpun yang menempel pada tubuh mereka, ku lihat pakaian mereka yang tergeletak tak jauh dari tempat tidur king size itu. Menyadari kehadiranku Adrian menyudahi aktivitas panasnya itu "Olivee,, aku bisa menjelaskan semua ini baby, ini tidak seperti yang kau lihat" wajah Adrian memucat menanggapi kediamanku, perempuan berambut merah tua itu menutupi tubuhnya dengan selimut sambil memalingkan wajahnya dariku.itu

"Jadi ini hadiah yang aku dapatkan dihari jadian kita, thanks Adrian i can't explain what i feel now" kubalikkan badanku membelakanginya "KITA PUTUSSSS!!!!!" Segera kulangkahkan cepat kaki ku keluar dari apartemen Adrian, dengan keadaannya sekarang aku yakin Adrian tidak akan mengejarku. Aku terus berlari dan tak menghiraukan kaki ku yang menjerit-jerit kesakitan akibat wedges 9cm ku ini.


Bruukkk,,,tubuhku terjatuh lunglai tepat dihadapan seorang lelaki yang tak sengaja kutabarak karena kecerobohanku. "Are you okey?????" Tanyanya khawatir "Maavkan aku nona, kau terjatuh karena ku" pria itu menjulurkan tangannya untuk membantuku berdiri. "Seharusnya saya yang minta maav tuan, saya yang ceroboh menabrak anda" aku menyambut uluran tangannya, air mataku menetes semakin deras tanpa menunggu kata-kata lagi dari lelaki itu aku berlari lagi sampai apartemen ku.

#Flashback end

"Hey Olive back to earth" Jenifer menepuk-nepuk pipiku cukup keras sampai aku mengadug sambil memegangi pipiku yang sakit. "Daritadi aku becerita panjang lebar dan kau malah melamun, serasa berbicara dengan patung saja" cerocos Jenifer galak. "Maavkan aku Jen, sebagai permintaan maav ku aku akan membuatkan masakan spesial resep buatan ku sendiri untukmu" ya Jenifer pasti akan luluh jika aku memasakkan sesuatu untuknya.
"Baikklah Olive ayo kita pulang dan mulai memasak, hmm aku pasti akan sangat rindu dengan masakanmu Olive, jangan pernah lupa untuk menghubungiku saat kau sudah di Indonesia nanti" kemudian Jenifer memelukku erat dan kubalas pelukkannya erat "Pasti Jenifer".

--------------------

Hay hayyyyyyy ini baru awal yaaaaaaa
Hiks hiks diselingkuhin itu sakit bangetttt, hmm jadi baper deh,,

Sorry ya kalo masih banyak typo..

My Lovely Chef is OliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang