Unrequited Love
Ares Aether
[]Ares Aether. Sekelas denganku di X-II IPS. Cowok sok sibuk ini hobinya memang menjadikanku bahan bertengkar, walaupun nyaris keseluruhan anak cowok dikelas rajin menjahiliku.
"Athena, liat nih gue gambar muka lo di papan tulis bareng anak-anak lain. Gila muka lo aneh banget" Jerit Ares dengan muka sok polos dan spidol ditangan.
"Hell, Apaan sih lo hobi banget kayak gini" Aku mengambil penghapus papan tulis dan menghapus gambar wajahku yang di lebay-lebay in.
Ares menahanku agar aku tidak menghapus 'mahakarya' hebatnya itu.
Ngajak berantem nih anak.Dengan jurus superku aku berhasil menghapus gambar jelek itu dari papan tulis. Sial. Aku harus balas.
'Teet!'
Ck, bel istirahat. Gak jadi deh gangguin Ares balik. Aku suka banget gangguin Ares. Lucu aja gitu."Athenaaaaaaaa~" Aira menghampiriku dengan muka penuh kebahagiaan. Tanda-tanda nih.
Tanda-tanda udah gak waras.
HAHA.
Fyi, Aira emang gak sekelas samaku. Dia ada di X-II IPA, gini-gini Aira pinter juga."Apaan sih ra? Ribut amat" Aku terkekeh kecil melihat tampangnya yang langsung berubah cemberut.
"Gue ada hot news! Lo pasti kaget kalo uda dengar then"
"Apa emangnya? Ayam lahiran?" Aku menjawab cuek. Untuk apa aku tahu hot news sekolah? Nambah nilai? Enggak kan? Yaudah.
"Ares. Nge-gebet. Abel! Kurang hot apa coba" Eh, Aira nyebut siapa? Ares? Oh, cuma Ares.
"Oh, gitu aja. Gue kira apaan" Datar. Flat. Beritanya gak penting amat dah.
Aku kira ada UFO mendarat atau apaan.Ares aja dibahas, gak penting.
"Ih Athenaa, masa respon lo gitu doang sih? Padahal gue kira lo suka Ares loh"
"Mana mungkin elah. Seorang Athena suka sama orang? Kiamat dunia"
Aira mendesah. "Dih, ga normal lo then. Jiji gue sama lo" Lalu ia tertawa dan merangkulku untuk mengajakku ke kantin.
Di perjalanan menuju kantin aku memperhatikan sekitar untuk mencari keberadaan Ila. Anak satu itu kalau udah istirahat kerjaannya ilang mulu sih.
"Lo uda tau berita gak?" suara anak-anak cewek hobi gosip terdengar jelas di kantin.
"Berita apaan? Palingan gak penting" Ya allah, ampuni dosa hamba yang hobi menguping ini.
"Si blabla ketauan blabla blabla" Ribut banget sih ini kantin. Kehidupan menguping orang jadi terganggu.
Eh?
Jahat amat aku nguping pembicaraan orang. Tapi, mau gimana lagi. Kebiasaan, sih.
Aku dan Aira mengambil tempat duduk di ujung kantin. Kami memang selalu duduk disitu, soalnya nyaman dan gak menarik perhatian khalayak umum.
"Then, lo mau apa? Gue mau mesen nih" Ujar Aira sambil menepuk bahuku pelan
"Gue siomay aja, pake duit lo dulu ajaya. Nanti gue ganti" Aku tersenyum berharap meminta belas kasih kebaikan Aira.
"Iya, iya. Syukur gue baik ya Then" Aira mengambil langkah pergi.
Sudah 5 menit dan Aira belum kembali. Apa seramai itu ya sehingga harus selama ini? Aku mulai bosan dan memperhatikan kantin. Terlihat, Abel dan kawan-kawannya menuju kantin.
Cantik. Pantas aja Ares mau.
Putih lagi, siapa yang gak mau coba?
Apalagi Ares.Kok mikirin Ares mulu sih? Capek sendiri aku. Padahal kan, Ares itu biasa aja. Tapi, kenapa banyak cewek yang mau ya? Mereka bilang Ares ganteng. Padahal mah biasa aja, cakepan juga Adam Levine.
Iya sih, Ares anak futsal. Jago lagi. Padahal masih kelas X tapi udah masuk tim inti. Gila, siapa yang gak kagum coba?
"Athena! Bantuin gue bawa makanannya! Ribet nih" Jerit Aira sambil berusaha menyeimbangkan makanannya.
Aku terkekeh, "Lucu banget sih lo Ra, sumpah" Aku mengambil semangkuk siomay dan meletakkannya di atas meja.
"Ledek aja gue terus. Sampe puas" Dia cemberut, sahabatku memang lucu.
"Hahaha, iya sorry"
"Then, tadikan gue mesen siomay, terus Abel lewat. Gila, cantik amat" Aira menceritakannya dengan mata penuh binar. Padahal, dia sendiri juga cantik. Masa' gak sadar sih?
"Lo kan juga cantik sih Ra" Aku menyendok siomay dan memasukkannya kedalam mulut besarku.
Aira tertawa, "Alah, lo bisa aja"
"Kan emang bener sih? Udah berapa sih cowok yang nembak lo tapi lo tolak terus? 8?" Aku menggodanya. Gadis berparas indah itu memang selalu menolak lelaki apabila ditembak.
Wajah Aira langsung berubah merah, "Hehe, iya"
"Gue aja gak pernah ditembak Ra. Lo udah 8 aja"
Iya, aku gak pernah ditembak.
Iya juga, aku gak secantik Aira.
Tapi, masa bodo.[]
Maafkan ke abal an cerita dan ke amatiran ini!
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Unrequited Love
Teen FictionIni kisah tentang aku, tentang aku yang membenci cinta. Ini kisah tentang aku, yang kemudian tersadarkan oleh dia. Ini kisah tentang aku, tentang aku yang tidak percaya rasa. Ini kisah tentang aku, yang bahkan tak percaya karma. Ini kisah tentang ci...