04 : Loving Can Hurt, Sometimes.

81 7 3
                                    

Unrequited Love
Loving Can Hurt, Sometimes
[]

a/n :
Cek multimedia, ada HiVi - Orang Ke 3.

Lagu paling buat baper selama berapa bulan ini dan cocok sama cerita.

[]

"Sebenernya gue mau minta tolong satu lagi" Ujarnya seraya menyeruput cappucino frappe miliknya.

Oh god, cobaan jenis apa lagi ini?

"Apa?" Tanyaku dengan super enggan.

"Boleh minta tolong deketin gue sama Aira? Please"

"Oh, oke" Aku menjawab santai tanpa memikirkan perkataannya tadi. Otakku bahkan tak bisa diharapkan dalam saat-saat seperti ini.

Satu detik,
Dua detik,
Tiga detik,

Eh? Dia minta tolong buat deket sama Aira? Dan aku bilang oke?

Holy shit, kenapa aku sangat amat lemot dan baru bisa mencerna semuanya sekarang?

Walau perasaanku terhadap Ares masih abu-abu gelap layaknya rambut milik Ares, tapi gak mungkin juga aku segampang itu bantu dia.

Aku menyeruput kasar minumanku, "Lo kan cowok Res, gak gentle amat minta tolong" Aku melanjutkan perkataanku setelah berhasil mencerna semuanya.

Ares terbatuk, "Tapi-- tapi lo tau kan Aira itu populer? Mana bisa gue kejar dia tanpa persiapan"

Lo juga populer Res, masa' lo gak sadar?

"Buktinya, lo bisa dapetin Abel, primadona sekolah" Aku mengaduk oreo frappe milikku dengan malas.

"Kan beda, Abel itu polos. Aira? Dia susah Then" Ares menatapku intens penuh harap. Kalau sudah begini, siapa yang bisa menolak?

"Yaudah, oke oke. Lo mau gue kayak gimana?" Aku akhirnya pasrah setelah ditatap seperti itu oleh Ares.

"Buat aja dia deket sama gue" Jawab Ares singkat.

"Oke, gampang. Gue cabut ya udah ditunggu nyokap" Argh, akhirnya aku menggunakan senjata kabur paling ampuh 'ditunggu nyokap'. Padahal, jelas-jelas jam segini bunda masih kerja.

"Jangan lupa besok ya Then!" Ares berteriak mengingatkanku atas janji menyakitkan itu.

Aku kembali menduduki jok mobilku bersiap mengendarakannya. Setelah beberapa saat berkendara, aku sadar suasana yang kudapati terlalu hening. Aku menghidupkan radio mobilku berharap muncul lagu yang lumayan enak didengar.

Namun tiba-tiba dia ada yang punya, Hati ini terluka.
Sungguh ku kecewa, ingin ku berkata
"Kasih maaf bila aku jatuh cinta, maaf bila saja ku suka saat kau ada yang punya"

Damn, terdengar alunan lagu HiVi tersebut masuk ke dalam telingaku dan langsung menohok hati. Kenapa timing-nya harus pas? Dasar radio sialan.

Aku berbelok di tikungan dan langsung sampai di rumahku. Rumah tipe minimalis berlantai dua ini tampak kian indah ketika pemiliknya secantik aku.

Aduh, sifat kelewat percaya diriku muncul lagi.

Aku melangkah gontai menuju kamarku, hari ini melelahkan. Banyak pikiran yang muncul di hatiku, apalagi bunyi jantungku yang makin tak terkontrol apabila sedanh berbincang dengan Ares.

Tampak bantal besar disudut tempat tidurku. Bantal itu seperti memanggil ku terus menerus. Aku berlari kecil menuju bantalku untuk menangkupkannya dalam pelukanku. Aku tertidur dan rasanya semua pikiranku meluap kemudian tergantikan oleh mimpi.

Loving can hurt, sometimes.

[]

Tampak Athena tidur dengan lelapnya, menghilangkan segala pemikiran yang terus berembuk didalam otaknya.

Athena sadar, dan ia terus menyangkalnya.

Athena sayang Ares.

Athena menyayangi orang yang bahkan tak dekat dengannya,
Athena menyayangi orang yang berbicara dengannya hanya sepatah dua patah kata,
Tapi Athena terus menyangkalnya.

Athena menyangkal kalau ia suka melihat senyum Ares yang bahkan bukan untuknya,

Athena menyangkal kalau ia suka melihat tegasnya tulang pipi Ares walaupun ia tak pernah menyentuhnya,

Athena menyangkalnya hanya karena sumpah serapah bodohnya.

flashback on.

"Mas, uang belanja untuk jajan Athena kurang. Aku perlu tambahan" Lev -ibu Athena- duduk disamping suaminya, David.

"Wanita macam apa kamu, ngurus uang aja gak bisa. Gak ada tambahan uang" Ucap David bahkan tanpa melihat mata istrinya.

"Tapi Mas, uangnya udah gak cukup. Padahal Mas sangat berkecukupan. Tapi, kenapa gak pernah ada buat aku dan Athena?" Lev tersenyum miris, bulir-bulir air mata tampak jatuh dari sudut matanya.

"Jadi kamu nuduh aku selingkuh, gitu?" David langsung menyimpulkan. Bahkan, hal ini sangat tidak nyambung dengan pembicaraan mereka.

Lev terisak, "Buk- Bukan gitu maksud aku, Mas"

"Jujur, aku malas ngurus kamu. Aku memang punya wanita lain" David menyeduh kopi miliknya dengan tenang

Terdengar raungan Lev. Hatinya tertusuk, suami yang ia cintai walaupun cuma hasil perjodohan itu berselingkuh.

"Lagian, kita kan cuma dijodohkan" Lanjut David tak peduli.

Terlihat Athena kecil disudut ruangan. Athena mendengar dan mengerti semuanya. Walaupun Ayahnya sangat baik kepadanya, tapi Ayahnya itu tidak pernah tersenyum ke Bundanya.

Athena sedih, Athena meringis melihat Bundanya. Bunda menangis karna Ayah dan Bunda mencintai Ayah.

Saat itulah Athena bersumpah tak akan mencintai satu lelakipun.

flashback off.

[]

a/n

Maaf kalau singkat!
Lagi stuck plus badmood hari ini.

regards,
nutty.

Tuesday, 13 Oct 2015
10 : 33 pm

Unrequited LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang