Unrequited Love
Baper
[]Aku melangkahkan kaki menuju tempat parkir. Hari ini aku memang tidak membawa mobil karna telah membuat janji dengan Ares.
Iya, dengan Ares. Aresnya Aira.
Kucatat baik-baik tanggal hari ini. Kamis, 15 Oktober 2015. Lelaki yang kusuka mengajakku jalan untuk membeli kado sahabatku.
Padahal, baru beberapa hari yang lalu aku sumpah serapah tidak akan menyukai seorangpun dan sekarang, aku menjilat ludahku sendiri.
"Athena! Disini, cepat!" Tampak, Ares dengan rambut acaknya dan seragam yang berantakan bersandar didepan pintu mobil pajero miliknya.
Tampan.
"O- Oke" Aku yang tergugup dengan ketampanan Ares setengah berlari menuju mobilnya.
"Lo mau ngapain buka pintu belakang?" Tanya Ares yang melihatku membuka pintu bagian penumpang.
"Mau duduklah ngapain lagi lo kira?" Aku berhasil menetralkan jantungku dan menjadi Athena yang biasanya.
"Lo kira gue supir? Seenak jidat lo aja duduk dibelakang" Ujar Ares dengan nada sedikit kesal.
"Jadi gue harus duduk dimana?" Aku mendengus. Emangnya aku harus duduk dimana lagi selain dibelakang? Dasar Ares bodoh.
"Ya didepanlah, disamping gue" Ares berkata santai, sangat santai malah.
"Eh? Didepan?" Aku setengah terkejut mendengar ucapan santai Ares tadi.
Ares memutar bola mata, "Yaiyalah Athena"
Dengan ragu, aku membuka pintu bagian depan dan langsung duduk secepatnya. Aku berusaha mengalihkan pandangan ke arah kaca jendela agar wajahku yang memerah bak tomat ini tak tampak oleh Ares.
Setelah perjalanan sekitar 40 menit, kami sudah sampai di mall ramai pengunjung ini.
"Then, Lo tau Aira lagi suka apa sekarang?" Tanya Ares. Ares dan aku mulai masuk ke salah satu toko aksesoris favoritku.
"Dia lagi suka nyanyi-nyanyi lagunya coldplay sih" Aku menjawab sejujurnya. Mataku berbinar melihat salah satu gelang berlambang logo Avicii menjuntai disalah satu etalase.
"Kalau gitu, kenapa kita ke toko ini?" Ares langsung keluar ketika mendengar jawabanku.
"Eh-- Oh iya, kenapa kita disini ya?" Aku berlagak bodoh. Padahal, aku yang menuntun jalan kesini karna -entah bagaimana- badanku selalu refleks jalan ke toko ini.
"Dasar bodoh, sempak. Gila, buang-buang waktu aja kita" Ares menjitak pelan kepalaku.
"Hahaha, sorry deh sorry" Aku terkekeh mendengar umpatannya. Aku selalu senang kalau kami sudah saling meledek. Rasanya tuh, gak bisa dijelasin.
"Eh, Then. Itu bukan toko CD nya?" Ares menunjuk salah satu toko ketika kami sudah menaiki satu lantai dari toko aksesoris tadi.
"Iya, itu kayaknya. Cek aja cepetan" Aku menarik tangan Ares menuju toko tersebut.
Tunggu,
Eh?
Ngapain aku narik tangan dia coba? Aku langsung melepas genggamanku dari tangannya. Sumpah, suasana yang kami rasakan jadi awkward abis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unrequited Love
Teen FictionIni kisah tentang aku, tentang aku yang membenci cinta. Ini kisah tentang aku, yang kemudian tersadarkan oleh dia. Ini kisah tentang aku, tentang aku yang tidak percaya rasa. Ini kisah tentang aku, yang bahkan tak percaya karma. Ini kisah tentang ci...