Hyde ***

746 58 5
                                    

"Woahh!" Aku terkagum-kagum ketika melihat pemandangan luar biasa di depan mataku "Apa aku harus berkata begitu?" Lanjutku sinis. Dia hanya menatapku dengan tatapan "HARUS"

Aku menghela nafas, berat. Kemudian menatap kembali pemandangan didepanku yang sungguh konyol. Bagaimana tidak, dia membawaku ke tempat bermain anak TK. Apa sih yang dipikirkan namja ini? Aku kira dia bakal mengajakku ketempat menyeramkan atau tempat romantis gitu. Apa sih yang aku pikirin? Berharap terlalu banyak adalah efek dari kebanyakan nonton drama.

"Jadi, untuk apa kita ke sini?" tanyaku dengan hati-hati

"Untuk bermain, memangnya apa lagi?" dia menjawab sambil menatap lurus kedepan

Apa dia mencoba membuatku tertawa? Ini taman bermain, tentu saja untuk bermain. Siapa sih yang kesini untuk shopping?

"Hongbin, aku gak tau apa yang terjadi sama kamu. Jadi bisakah kamu menceritakannya agar aku mengerti? Kelakuanmu sangat berbeda" dia menatapku dengan tatapan tajam(?) sejak kapan dia menatapku seperti itu? aku seperti melihat orang lain sekarang

"Sudah kubilang namaku N ! Jangan membuatku mengulanginya lagi"

"Arasseo! Cepatlah cerita agar aku tidak bingung seperti ini !" bentakku dengan kesal

"Ingatlah tatapanku ini. Jika ada orang yang mirip denganku namun memiliki tatapan berbeda, itu berarti dia bukanlah N" namja ini berjalan menuju sepasang ayunan lalu duduk disalah satu nya "Duduk" perintahnya seperti mantra buatku, aku duduk di sebelahnya

"Kau membuatku terlihat bodoh" kataku kesal

"Bukan ini ya yang kau suka? Dulu kamu sangat suka bermain disini" dia berkata seolah-olah kita pernah akrab dulu, membuatku semakin bingung

"Omong kosong! Ini pertama kalinya kita bertemu" aku beranjak, aku tidak ingin mendengar perkataan anehnya itu lagi

"Mau kemana? Biar kuantar" dia mencengkeram tanganku dengan sangat kuat

"Ah! apa kau gila? Lepaskan! Ini sangat menyakitkan, brengsek!" dia seperti ingin membunuhku sekarang juga

Dia tidak bergeming sedikitpun, namun matanya terlihat lebih lebar dari sebelumnya. Apa aku terlalu kasar? Huntunglah dia melepas cengkeraman sialan itu.

Mataku dengan jelas menangkap bercak kemerahan yang sangan kontras dengan kulit putihku. Aku mendongakkan kepala, membuatku melihat ekspresi terkejut dan ketakutan? Kenapa dia seperti ini? Bukankah tadi dia sangat kasar?

"Hei! Ada apa?" aku menutup bercak itu dengan cepat lalu menyentuh pundaknya agar dia tersadar

Merasakan tanganku dipundaknya, N mundur selangkah masih dengan ekspresi tadi. Aku hendak menyadarkannya, tetapi tiba-tiba saja N berlutut lalu berkata "Maafkan aku! Aku sungguh minta maaf. Aku tidak akan melakukannya lagi" dia bahkan mengosok-gosokan kedua telapak tangannya di depan wajahnya.Ini seperti anak kecil yang sedang ketakutan.

"Tidak apa-apa. Sudahlah, ayo kita pulang" aku mencoba menenangkan tetapi diriku sendiri masih belum tenang dengan sikapnya ini.

Dia terus saja mengatakan itu. Perkataannya membuat otakku memutar memori lama yang tidak pernah sekalipun aku ingat.

Aku melihat taman bermain luas yang dipenuhi salju. Ini seperti taman untuk anak TK.

"Ayolah! Kejar aku sampai dapat" seorang bocah cowok seperti berbicara denganku. Dia berlari sambil menyuruhku menangkapnya.

"Jangan terlalu cepat. Aku capek" bocah cewek ini berlari menembus badanku. Dia berlari untuk mengejar anak cowok itu. Sampai akhirnya dia terengah-emgah di tengah lapangan sambil mengeluh.

"Ini minumlah" tangan mungil itu memberikan sebotol minuman ke cewek kecil itu. Tentu saja yang memberikan adalah cowok yang tadi.

"Oh! Kakiku berdarah" cewek kecil itu menjerit setelah melihat darah mengalir di kakinya. Dari kejauhan seorang ahjussi yang sepertinya adalah bapak dari cewek ini mendekati mereka. Melihat anaknya berdarah, ahjussi itu menatap marah cowok di depannya.

"Apa yang kau lakukan pada putriku? Akukan sudah bilang jangan bermail disaat seperti ini! Jangan terus membuat kekacauan!" bentaknya pada anak kecil yang sudah menangis sesegukan

"Maafkan aku! Aku sungguh minta maaf. Aku tidak akan melakukannya lagi" anak itu berlutut sambil menggosokan kedua telapak tangannya diatas kepalanya

Aku berusaha melihat lebih dekat, tetapi tetap saja wajah mereka kabur. Aku tidak bisa mengenali kedua bocah ini. Tiba-tiba semuanya menjadi putih.

Ini aneh, kepalaku benar-benar pening. Kulihat disekelilingku hanya ada pasir dan beberapa permainan anak TK seperti taman bermain saja. Ah! Bukankah ini memang di taman bermain? Kenapa aku dibiarkan berbaring disini sampai malam begini? Pasti orang-orang bakalan mengira aku gila atau anak terlantar. Dasar namja busuk! Bisa-bisanya dia setega ini. Apa aku terlihat seperti sampah?

"Ngapain kamu kek orang gila begitu?" celetuk seorang namja ketika aku masih celingak celinguk sambil duduk diatas pasir

TBC

VIXXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang