Aku tidak bisa melepaskan tatapanku terhadap namja didepanku ini.
"Kamu bertanya tentang ini?" tanyaku memulai
"Tentu saja. Kau terlihat seperti bocah tersesat"
"Mworago? Apa kau pura-pura lupa ingatan atau apa?" aku menatap marah padanya, dia membalas dengan tatapan menerawang (?)Yang benar saja !
"Apa aku yang melakukan ini?" mendengar nada polosnya itu, aku tidak bisa duduk berlama-lama di pasir ini
Tak !
"Apakah ada orang didalam?" tanyaku ke otaknya setelah menjitak kepalanya yang bodoh itu
"Jeongmal jaesongamnida. Aku akan mengantarmu pulang, dimana rumahmu?" Hongbin menundukan kepalanya, meminta maaf setelah apa yang dia perbuat padaku
Kenapa aku merasa aneh melihatnya seperti ini? Apa perasaanku atau memang dia terlihat seperti orang yang berbeda dari sebelumnya?
Kami berjalan ditemani sunyinya malam. Rumahku tidak terlalu jauh dari sini, jadi kami hanya perlu berjalan.
"Aku lapar, bisakah kita makan dulu?" rengekku
Kami memutuskan memakan makanan pinggir jalan yang terdekat, tempat biasanya aku makan. Aku sangat menyukai ayam, apalagi kaki ayam. Aku tidak peduli dengan apa yang dia pikirkan ketika aku memakan ini dengan lahap.
"Cobalah!Ini enak" aku menyodorkan sebuah kaki ayam
"Makan saja itu" Hongbin menggelengkan kepala sambil menjauhkan kaki ayam itu dari hadapannya. Dasar manja !
Ini sangat enak! Halmeoni memang JJANG! Aku tidak punya pilihan lain selain memesan satu porsi tambahan sebagai penutup.
"Kamu datang? Ini sudah lama semenjak terakhir kalian datang bersama" Halmeoni berdecak kagum ketika melihat kami. spontan, aku dan Hongbin saling tatap
"Kami pernah datang kesini sebelumnya?" Hongbin bertanya mewakili penasaranku
"Itu sudah sangat lama" Halmeoni lalu pergi meninggalkan kami, dia semakin sibuk karena pembeli terus berdatangan
Aku tidak terlalu memikirkannya. Toh, siapa tau Halmeoni salah liat wajah Hongbin dengan orang lain. Aku sering kesini, tetapi Halmeoni tidak pernah membahas ini. Jadi ini yang pertama kalinya.
Hongbin POV
Aku yakin dia tidak akan mengambil pusing perkataan halmeoni, itu berbeda dengan diriku. Aku hanya berharap dia tidak akan bertemu dengan diriku yang lainnya, ini akan menjadi yang terakhir kalinya kita berjalan bersama.
"Hei! Gadis cantik harusnya menemani kita disini" salah satu dari segerombolan berisik itu berkata kearah kami
"Ahjussi, harusnya kau mencari pekerjaan bukannya malah disini" sepertinya yeoja ini cukup berani juga, Nara mengatakannya sambil memakan kaki ayam itu dengan tenang
Mereka tidak merespon apapun, mungkin karena berada dibawah kendali alkohol. Setelah puas, kami beranjak meninggalkan tempat ini.
"Huh! Pembuat onar" keluh Nara
Kami berjalan melewati segerombolan pemabuk itu. Nara menarik lenganku, menghentikan langkahku, lalu menoleh bingung menghadapnya. Aku melihat dia sama sekali tidak punya niat untuk melepaskan, melihat tangannya dicengkram salah satu dari mereka. Aku sebenarnya bukan tipe cowok yang suka pamer kekuatan untuk memperlihatkan kekuasaan. Dengan sopan, aku mencengkram tangan ahjussi yang sedang menarik tangan Nara.
"Ahjussi, bisakah kau melepaskannya? Kita harus pulang sekarang" ucapku sesopan mungkin
"Hey hey hey, ini masih pagi. Berdiamlah sebentar lagi" gumamnya, disambut persetujuan dari teman-temannya
"Aku mohon" aku bahkan membungkuk 90°
"Ahjussi, aku sudah muak dengan bau alkohol sekarang. Jadi tolong lepasan kami sebelum aku memanggil polisi"ancam Nara yang jelas sekali dia sedang tidak ingin berkata sopan sekarang. Dengan satu tarikan, Nara sudah berada dalam dekapan Ahjussi yang memiliki badan seorang petinju itu
Nara terus memberontak, memukul, menendang, bahkan menampar. Kelakuannya yang terakhir berhasil membuat kesabaran ahjussi itu habis. Dia langsung meremas pantat Nara, membuat cewek itu terdiam sangking terkejutnya.
Sedangkan aku berusaha melepaskan diri dari 2 orang yang memegangiku dengan kekuatan penuh, serasa lenganku akan copot.
"Lepaskan tangan kotormu itu, hidung belang!" aku sudah tidak tahan lagi melihat Nara diperlukan seperti pelacur
Bug!
Pukulan ketiga sudah meninju perutku dan wajah tampanku ini hingga membuat hidungku mengeluarkan darah. Sial ! Mereka ternyata tidak merasa bersalah sedikitpun malah terus saja memukuliku. Pengunjung yang lainpun berlagak seperti kami makhluk tidak tampak. Mereka yang masih bisa mendengar jeritan, suara pukulan, dan makian bahkan tak sungkan-sungkan meninggalkan tempat ini. Halmeoni sudah terlalu tua, terlebih lagi dia yeoja, kita tentu tidak dapat berharap lebih.
Ini memang bukan pukulan paling keras yang pernah aku dapatkan. Sayangnya aku tidak dapat membuat tubuhku untuk tidak kehilangan kesadaran.
Normal POV
Tubuh Hongbin terkulai lemah, membuat Nara menjerit. Ahjussi yang memukulinya terlihat sangat puas nelihat hasil karyanya itu.
"Jangan harap bisa bertahan dengan pukulan superku!" serunya bangga
"Sekarang, kamu harus ikut kita" Ahjussi yang menjadi ketua menyeret tubuh mungil Nara yang tidak melawan lagi
"Lepaskan dia !" semua terbelalak kaget melihat Hongbin kembali bangkit
"Bagaimana bisa kamu bangkit setelah menerima pukulanku?" terlihat dia sangat marah dengan mata melototnya yang hampir copot
Sementara para preman itu mulai beragumen dan menyombongkan kekuatan masing-masing, Nara terlihat sedang berpikir keras, mengernyit tentang pikirannya sendiri.
"Tidak mungkin" gumamnya, sepelan mungkin
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
VIXX
Teen FictionDisini kumpulan ff VIXX. Saya akan membuat kalian menjadi lead femalenya. Karena saya sendiri tidak rela bias dipasangkan dengan cewek lain T_T Update setiap Rabu