"Yaudah, kalo gitu lo jadi pacar gue aja."
Kata-kata itu masih setia mengitari pikiran Ervin. "Dia aneh banget. Masa baru kenal kemaren udah main nembak aja?" si Ervin lagi duduk santai di balkon kamarnya.
~~~
"Yaudah, kalo gitu lo jadi pacar gue aja."
"Evan, lo gak sakit kan?" Ervin meletakkan tangannya di dahi Evan guna mengecek suhu tubuhnya. "Ih, biasa aja. Lo lupa minum obat kali!" tambah Ervin di akhir.
"Gue gak sakit kok. Gue masih waras. Kenapa? Lo gak percaya sama gue? Lo kira gue main-main apa?" kata Evan.
"Iya sih.. t-tapi.. ini.. maksud g-gue.."
"Kelamaan lo! Pokoknya kita jadian yah." tegas Evan, yang makin buat si Ervin melongo gaje di sampingnya.
"Kenapa lo? Kok bengong? Bengong berarti iya." tambah Evan.
"Dih, apaan sih, Van? Aneh banget." buru-buru Ervin meninggalkan Evan, tapi keduluan dicekal tangannya.
"Lo gak jawab, berarti iya." tambah Evan maksa. Beneran, maksa banget sih.
"Apaan sih lo, lepasin dulu tangan gue nih." Ervin mengeluh kesakitan, cengkraman si Evan keterlaluan kuatnya, sampai si Ervin aja gak bisa ngelawan.
"Yaudah, gue lepasin. Tapi kita jadian yah?" nih Evan maksa banget sih?
"Iiiih... Evan! Lepasin dulu tangan gue, sakit tau.." Ervin meringis kesakitan.
"Tapi kita jadian yah?" terdengar suara membujuk dari Evan ke Ervin.
"Iya.. Iya.. Tapi lepesin ini dulu dong!!" Ervin masih berusaha melepaskan cekalan kuat itu.
Evan pun melepaskan cengkramannya, tersisa bekas cengkraman berwarna merah di pergelangan tangan Ervin. "Berarti kita jadian dong?"
"Apaan sih lo? Maksa ish.." sambil mengelus pergelangan tangannya yang sakit.
"Gue anggap jawaban lo iya." sambung Evan lagi yang makin buat Ervin mendengus sebal.
"Dadah, pacar.. Gue duluan!" kata Evan terakhir sampai akhirnya meninggalkan Ervin yang masih melongo tak percaya melihat tingkah anak satu itu.
~~~
"Absurd bener tuh anak. Apaan coba pake panggil-panggil begitu? Ck!" Ervin mendecih sebal, antara kesel, gemes ato apalah yang semacamnya.
"Mudah-mudahan aja dia gak ngelakuin macam-macam." kata Ervin dalam hati.
***
-Keesokan harinya-
Ervin berjalan sendirian di koridor sekolah, masih pagi, dia baru aja sampai di sekolah. Sambil terus berjalan, terdengar desas-desus sepanjang jalan.
"Itu si Ervin, kan? Ervin yang itu, kan?"
"Cih, lucky bege tuh anak!"
"Wah, heran gue. Kok bisa yah dia sama Ervin?"
"Gue juga pengen jadi Ervin, woy!"
Perasaan Ervin gak enak, alarm tanda bahaya berbunyi memperingatkan. Gak biasanya mereka giniin Ervin, biasanya juga cuek kok.
"Kenapa mereka sebut-sebut nama gue sih?" gumamnya sambil mempercepat jalan.
'BRUKK!' Ervin gak merhatiin jalan, dia jadi nabrak seseorang deh.
"Hey.. Ervin, pacar?"siapa lagi kalo bukan Evan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My 'PSYCHO' Boyfriend
Teen FictionAwalnya begitu manis dan menyenangkan. Hingga akhirnya makin ke sini, pacar gue kok makin aneh, ya? Beneran aneh! Serius! -Ervin Alvira Kamu gak boleh bandel ya, sayang.. -Evan Wijaya Kisah seorang gadis bernama Ervin, yang menjalin hubungan dengan...