Seperti komidi putar yang tak selalu diatas, begitu pula hidup ini, ada saatnya akan berada dibawah...
namun aku takut, bila suatu saat komidi putar itu rusak dan tak akan berputar naik lagiRisma mengaduk-aduk lemari pakaiannya. Dirinya menyesal tak ada persiapan untuk prom. Karena banyak temannya yang tak datang serta ia juga malas pergi malam-malam, Risma jadi memutuskan untuk takkan hadir. Namun karena ajakan dadakan dari Weka, Risma langsung memutuskan untuk datang walau tanpa persiapan.
Risma menemukan sebuah gaun peach sederhana dalam lemarinya. Ia memutuskan untuk menggunakan itu saja, tinggal diberikan sedikit hiasan pasti akan cantik. Kakaknya sangat pandai dalam mix and match pakaian.
Kurang dari 1 jam lagi Weka akan datang, Risma harus bergegas kalau tak ingin membuat Weka menunggu. Dibantu oleh ibu, 2 kakak perempuannya dan seorang adik perempuan serta ditonton oleh adik laki-lakinya yang paling bungsu, Risma berdandan habis-habisan.
Risma memang terdiri dari 5 bersaudara, sehari-hari selalu terasa ramai. Jarang sekali ada privasi untuk dirinya sendiri. Namun hal itu sudah biasa dan tak mengganggu Risma.
45 menit kemudian, Risma puas melihat penampilannya didepan cermin. Gaun peach-nya tak lagi tampak terlalu sederhana, malah nyaris mewah. Entah apa yang telah dilakukan kedua kakaknya hingga gaunnya terlihat begitu berbeda. Rambutnya juga tertata rapi, digelung keatas dengan menyisakan sedikit rambut yang jatuh membuat penampilan Risma bertambah manis.
Tak lama kemudian Weka tiba bersama sopirnya. Melongo sebentar melihat penampilan Risma yang biasanya berantakan berubah rapi. Merekapun berangkat menuju hotel megah tempat berlangsungnya acara.
Sebenarnya, Prom Night itu bukanlah acara yang diadakan oleh sekolah. Sekolah menganggap anak SMP belum cukup umur untuk mengadakan acara malam seperti Prom Night. Ini adalah acara yang diadakan pribadi oleh Putri, teman sekelas mereka yang kaya raya. Ia membuat sebuah pesta perpisahan dengan mengundang seluruh murid kelas 3 beserta guru dan beberapa orang penting kenalan orang tuanya.
Putri tampak bak ratu di hari itu, berdiri diatas panggung dengan balutan gaun malam yang mewah. Pilar-pilar tinggi dihiasi ornamen yang mewah, ruangan ditutupi oleh kaca sehingga orang bebas untuk melihat pemandangan diluar yang indah. Salah satu kaca mengakses langsung ke kolam renang, orang yang tak ingin berada diruang ber-AC bisa berada disana. Karena hari itu malam, tak ada orang yang menggunakan kolam renang. Alunan musik menambahkan keceriaan suasana pesta. Makanan terhidang disetiap meja dan boleh dinikmati sepuas hati.
Risma menjadi gugup begitu ia masuk ke ballroom hotel. Suasana yang mewah terkesan berat untuknya. Ada sedikit penyesalan karena memilih datang, sebagian besar murid yang datang adalah mereka yang berjiwa 'liar'. Orang-orang yang telah terbiasa dengan kehidupan malam. Sebagian besar teman dekat Risma tak datang ke acara ini, begitu pula dengan sahabatnya, Adis. Hanya sedikit orang yang Risma kenal, Risma jadi merasa kikuk.
Namun Risma tak menyesal, ia sangat senang karena bisa pergi bersama Weka. Apalagi cowok itulah yang mengajaknya.
Weka tersenyum kecut melihat ekspresi wajah Risma, "Nggak enjoy ya?" Tanyanya.
"Enjoy kok." Jawab Risma. Mana mungkin Risma mau mengecewakan Weka yang telah sengaja datang ke tempat yang tak disukainya itu.
Weka mengambilkan makanan kecil untuk Risma yang telah tersedia diatas meja, serta sepiring lagi untuk dirinya sendiri. Tepat saat itulah Putri melihatnya dari atas panggung. Gadis itu langsung berlari kecil menghampiri Risma dan Weka.
"Wekaa!! Aku pikir kamu nggak akan datang.." Katanya sambil tersenyum manis. Putri memeluk lengan Weka dan menggandengnya dengan mesra.
Weka tersenyum hambar, mencoba untuk melepaskan pelukan Putri. Namun tangan gadis itu tetap saja memeluknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/50818602-288-k597967.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forgotten Memory
RomansaCinta adalah perjuangan, mencapai apa yang disebut dengan mimpi mimpi akan keindahan dan kebahagiaan Perasaan tak pernah bisa diatur, namun percayalah bahwa segala jenis perasaan yang diterima ada makna dibalik segalanya Ialah Risma, gadis SMU biasa...