Cinta adalah ketulusan tiada tara
Cinta adalah kemurnian hati manusia
Cinta begitu indah... begitu gagah
Perasaan cinta merupakan perasaan paling membahagiakan di seluruh dunia
Tak ada yang bisa menandingi indahnya cinta...
Cinta seorang ibu...
Cinta seorang ayah...
Cinta keluarga...
Cinta pada sahabat...
Cinta lingkungan...
dan tentu saja... Cinta pada kekasih
Cinta dianugrahi pada semua umat-Nya
Cinta melingkupi juga melindungi
Inilah istimewanya cinta
Karena sesungguhnya.. orang yang paling menderita ialah ia yang hidup tanpa cintaTanah lembab menyelimuti halaman SMP Kapeka, semilir angin bertiup pelan menyebabkan udara sejuk dan pohon-pohon bergoyang. Suasana yang menyenangkan ini sangat sesuai dengan suasana hati para siswa-siswi SMP Kapeka yang sedang berbahagia. Karena hari ini murid kelas 3 dinyatakan lulus 100%.
Suasana riuh terlihat hampir di seluruh penjuru sekolah, murid-murid kelas 3 merayakan kelulusan mereka dengan mencorat-coret seragam. Walaupun sudah dilarang oleh pihak sekolah, tapi tak satupun murid yang mengindahkannya. Halaman sekolah penuh oleh murid kelas 3 yang membawa-bawa piloks serta spidol. Seorang murid laki-laki berlari sambil menyemprotkan piloks ke kemeja teman-temannya. Mereka pun saling balas dan saling coret. Guru yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepala.
Tidak ada tanda-tanda berlangsungnya pelajaran, tentu saja, karena murid kelas 1 dan kelas 2 diliburkan untuk merayakan hari bahagia ini.
Seorang siswi keluar dari ruang kelas yang sepi, tampak kebingungan mencari seseorang. Mata coklatnya sibuk melihat ke kanan dan kekiri. Dadanya naik turun mengatur napas akibat kelelahan karena telah mengelilingi sekolah. Rambutnya yang agak pirang dibiarkan terurai berantakan, dan kemejanya telah penuh terisi oleh coretan. Namun, ia masih menyisakan sebuah ruang dibalik sakunya untuk orang yang sedang dicarinya.
"Risma!" Seru seorang siswi memanggil gadis itu.
"Hai, Dis. Kenapa?" Risma, gadis itu, tersenyum riang, "Mau coret bajuku? Eh, kamu sudah kan?" Tanyanya sambil melirik spidol berwarna hijau terang yang digenggam Adis.
"Udah Udah.." Jawab Adis sambil tersengal-sengal. Ia memegang lututnya sambil mengatur napas karena kelelahan mengejar Risma. "Kamu lagi cari Weka, kan? Aku lihat dia ada di ruang guru." Katanya lagi.
Risma mengangguk, "Makasih.." Ujarnya. Ia memberikan kissbye pada Adis sambil tersenyum lebar. Melihat tingkah laku Risma, Adis cemberut.
Risma berlari mengitari koridor sekolah, ruang guru memang terletak cukup jauh dari ruang kelasnya. Didepan ruang guru, Risma melihat Wiweka tengah bercakap-cakap dengan Guru Bahasa Indonesia mereka. Risma menjaga jarak untuk menunggunya. Tak beberapa lama kemudian, Wiweka menunduk memberi hormat dan guru Bahasa Indonesia itupun masuk ke ruang guru.
"Weka!" Sapa Risma, gadis itu melambai kepada Wiweka. Wiweka menoleh dan membalas lambaian Risma.
Mungkin, Wiweka adalah murid SMP Kapeka yang menggunakan seragam paling bersih hari itu. Tak ada satupun coretan pada seragamnya, ia memang tipe murid teladan sejati bahkan ia masih menggunakan sabuk serta dasinya dengan rapi. Rambutnya pun masih tertata rapi sama seperti ia berangkat sekolah tadi.
Risma melirik seragamnya sendiri. Berbeda 180 derajat dengan Weka. Seragam putihnya kini telah berubah menjadi berwarna warni akibat coretan teman-temannya, bahkan Rok biru gelapnya pun turut menjadi korban. Dasinya telah hilang, tadi ia menitipkan asal saja pada seseorang, dan sekarang Risma lupa siapa orang itu. Rambutnya yang terurai semakin berantakan akibat tertiup angin karena dirinya berlari sedari tadi. Dan wajahnya, telah lengket akibat keringat yang bercucuran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forgotten Memory
RomanceCinta adalah perjuangan, mencapai apa yang disebut dengan mimpi mimpi akan keindahan dan kebahagiaan Perasaan tak pernah bisa diatur, namun percayalah bahwa segala jenis perasaan yang diterima ada makna dibalik segalanya Ialah Risma, gadis SMU biasa...