Kim Dyora Present
.
.
Kim Namjoon(BTS)
Ji Ahnsoo(OC)
.
.*Author POV*
Namjoon keluar dari perpustakaan dengan nafas yang menderu. Ia baru saja keceplosan akan perasaanya. Sejujurnya ia memang menyimpan perasaan pada Ahnsoo. Tapi Namjoon terlalu pengecut untuk mengungkapkan perasaannya.
Namjoon bersandar pada dinding perpustakaan sambil menstabilkan nafasnya. Ingin rasanya ia lari pulang dan langsung berbaring di atas kasur empuk nya, tapi ia tak mungkin meninggalkan Ahnsoo pulang sendirian. Apalagi hari mulai gelap.
Pintu perpustakaan mulai bergeser terbuka. Ahnsoo keluar dengan kepala tertunduk. Tampak raut wajahnya sedikit kusut. Ia berjalan tanpa melihat sekeliling, terus berjalan sambil menunduk.
.
.*Ahnsoo POV*
Langkah ku terhenti saat sepasang kaki dengan sepatu convers merah berdiri di hadapan ku. Sepertinya aku kenal dengan sepatu ini. Ku angkat perlahan kepala ku untuk melihat siapa yang berdiri di hadapan ku ini. Ternyata Namjoon. Eh? Namjoon?!
"K-kau b-belum pulang, Namjoon-ah?" tanya ku sedikit gugup. Kalimat yang di ucap Namjoon tadi masih terngiang di kepala ku. Apa benar ia menyukai ku? Aku?
"Bagaimana aku bisa pulang jika bocah lima tahun masih berkeliaran di sini. Sendiri." ucapnya sambil mencibir ke arah ku.
"Sialan kau Namjoon!" Ku jitak kepalanya lalu tertawa menanggapi perkataan Namjoon tadi. "Kajja~ kita pulang!" seru ku semangat.
"Kajja~~"
.
.Pagi ini sekolah tampak sepi. Jam masih menunjukan pukul 7 pagi. Masih ada setengah jam lagi untuk bel masuk berbunyi. Aku berjalan menuju kelas ku yang berada di lantai dua. Ada beberapa siswa yang berdiri di koridor sambil bercakap-cakap ada pula beberapa siswa yang berlalu lalang di koridor.
"Selamat pagi~" ucap ku saat memasuki ruang kelas. Sudah ada beberapa siswa yang datang, tapi aku belum melihat Namjoon. Tumben dia belum datang. Biasanya dia datang nomor satu untuk menyalin PR yang akan di kumpulkan hari ini. Lho, kenapa aku memikirkan Namjoon ya? Aish.. molla.
"Pagi Ahnsoo-ya~" balas teman-teman ku. Aku membalas mereka dengan senyuman lalu duduk di bangku ku yang terletak di no 2 sebelah kiri dekat jendela. Aku mengeluarkan beberapa buku cetak dari dalam tas ku, dan mempersiapkan buku yang akan dipelajari pada jam pertama nanti.
Waktu sudah berlalu 20 menit. Tapi Namjoon belum juga datang. Tiba-tiba aku khawatir pada Namjoon. Apa ia baik-baik saja? Apa sesuatu terjadi padanya? Tapi kenapa aku terus berpikiran tentang Namjoon? Ada apa dengan otak ku ini!
Ku sibukan diriku dengan melanjutkan membaca novel yang ku bawa dari rumah untuk menghilangkan Namjoon dari otak ku. Ceritanya cukup menarik, tentang FRIENDZONE. Tiba di akhir cerita, aku berfikir apakah aku dan Namjoon akan seperti yang diceritakan oleh novel ini? Hey, ada apa dengan ku?! Dasar pabbo! Ahnsoo pabo!
Namjoon datang 5 menit sebelum bel masuk. Nafasnya tak teratur, seperti habis lari saja. Ia melemparkan tasnya ke atas meja, lalu duduk dan menjatuhkan kepalanya di atas meja.
"Hei.. kau kenapa?" Tanya ku. Namjoon memerengkan kepalanya menghadap ku lalu menjawab "Aku di kejar Hoon-saem.. lagi.." Aku berfikir apa tak capek Hoon-saem mengejar Namjoon? Dan lagi, apa Namjoon tak bosan di kejar Hoon-saem terus?
Hoon-saem itu guru kedisiplinan di sekolah ku. Siswa yang melanggar peraturan sekolah akan berhadapan dengan beliau. "Ya.. Namjoon-ah." ucap ku. "Hmm?" balasnya.
"Apa lagi masalah mu dengan Hoon-saem? Apa kau tak kasihan padanya? Kau ini selalu saja bikin ulah. Kau tak lihat uban yang tumbuh di kepala botaknya itu?" Kata ku. Namjoon menegakan tubuhnya lalu berbutar menghadap ku.