BABI

3.7K 186 12
                                    

Dua minggu lagi Sepupuku menikah, kubingungkan pakaian apa yang akan kukenakan nantinya. Kulirik Setelan hitam yang tergantung di lemari pakaianku, mungkin setelan itu cocok untuk sedikit menyembunyikan kegemukanku. Ku coba memakainya kembali.

Uhhfffttt..... Tak muat. Aku terbengong, setelan ini masih muat sekitar 3 bulan lalu. Aku menarik nafas, kupaksakan setelan tersebut. Ya ampun.. Memang cikup saat kupaksakan, tapi.. Lemak-lemak tubuhku bergelayutan, dadaku merapat sesak.

Kuhabiskan waktu berjam-jam untuk mencoba semua baju dilemariku, semuanya hampir sempit. Aku mencoba mengingkari berat badanku naik lagi. Tak ingin percaya.

Kutarik timbangan berat badan di kolong tempat tidurku, ku pejam mataku saat menaikinya.

Aku terjongkok menangis, tanganku kupukul-pukul kelantai. Rasanya tidak adil, temanku yang selalu bersamaku setiap hari, yang makannya banyak, yang tidak berhenti makan, badannya tetap kurus. Sementara aku, sebentar saja sudah naik. Beratku mencapai puncaknya 112kg.

Aku malu memandang kaca, hanya wajahku yang ku beranikan untuk bercermin, ku ingkari tubuh overweightku.

Hari pernikahan sepupuku tiba, ku kenakan long dress kuning yang baru ku beli beberapa hari sebelumnya. Aku menjadi penerima tamunya.

Sebenarnya aku tak pede, bertemu orang-orang yang sudah pasti mengomentari badanku. Aku ingin diam dirumah, tapi juga tak ingin dicap sombong oleh keluarga.

Lalu... Aku punya saudara di aceh yang jarang sekali bertemu. Namanya pak Yos, orangnya kurus ceking, dia tipe orang kaya yang memandang rendah orang lain.

Dia tiba di siang yang terik saat aku sedang lelah-lelahnya, saat yang tepat untuk memancing emosiku.

Pertemuan pertama kami biasa saja, hanya sapa dan senyum simpul. Lalu.. Sejam kemudian, dia ikut duduk bersamaku di meja penerima tamu. Dia terus membahas tubuh gendutku. Sampai tiba pada sakit hatiku, dia mengatai aku BABI.

"Macam babi kau ya yuk, gendut kali. Babi.. Babi" ucapnya sambil terkekeh remeh.

Aki diam, namun ucapannya terus terngiang-ngiang. Belum selesai sampai disitu, didepan orang ramai, di tengah-tengah pesta dengan gamblangnya dia mengganti namaku menjadi BABI. Iya,, dia menjadikan babi itu panggilanku.

Hatiku sakit, marah, benci, dendam, mengutuknya dengan kata-kata kasar dalam hati. Aku benci dia.. Benci sekali.

Lihat saja.. Lihat saja!!! Aku akan kurus, suatu saat, nanti.. Sebentar lagi.. Kau akan terbengong dengan penampilanku. Kau akan terbelalak melihat aku yang baru.

Hatiku terus bersumpah serapah. Bersumpah serapah yang akhirnya menguatkan trkadku untuk diet.. Ya.. Pengalaman diet yang mengantarkanku pada keberhasilan dimulai.

Nb: sekarang aku gak membencinya kok.. Awalnya sih iya.. Tp berkat kebencianku itu aku termotivasi bt diet.. Trkdg butuh hinaan utk bersemangat meraih keberhasilan..

CURHAT si PERNAH GENDUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang