Masalalu Nate.
"nyonya! Tuan Eden sudah pulang!" Patricia, berlari kearah Sonya dengan tergopoh gopoh, peluh menetes di dagunya dan wajahnya kehilangan warna. Sama seperti Patricia, Sonya mulai merasakan rasa panik melanda dan rasa panik mencabik- cabiknya.
"bagaimana keadaannya, Patricia?" menahan gemetar yang mengobang- ambingnya, ia berusaha berkata dengan mantap tanpa menunjukan ekspresinya.
"seperti biasa Nyonya, ia mabuk" tidak baik, jika suaminya pulang mabuk berarti ia akan menghancurkan seisi rumah.
"cepat sembunyi dikamarmu, ajak pula Eidth tapi pastikan Alexander putraku aman didalam kamarnya. Cepat, aku harus menenangkan badai" seperti biasa. Bagai Nyonya rumah sejati. Mengangkat dagunya dan menegapkan tubuh, ia berjalan menyambut suaminya di pintu utama. Dengan senyuman.
"selamat datang, suamiku" sambutnya saat Eden, suaminya keluar dari mobil bersama dua wanita berpakaian minim yang bergelayutan ditubuhnya. Sedikit senggolan pisau merobek hatinya, ia mengutuk, kenapa cinta itu masih ada setelah semua ini? Apakah ia masih terjebak pada bayang- bayang masa lalu saat cinta merupakan anugrah dan dunia merupakan puisi cinta? Apakah ia masih berpikir bahwa Edennya dapat berubah?
"ah, istriku Sonya! Perkenalkan dua wanita ini, yang berambut pirang bernama Candy sementara yang berdada besar bernama Joyful. Kau mau ikut bergabung Sonya? Meskipun kau tidak secantik mereka" Eden tertawa bersama dua pelacur itu seperti biasanya. Seakan dikutuk, hal memuakan ini terjadi setiap malam, berulang- ulang. Tapi ini pertama kalinya Eden membawa pelacur kerumah, dan hatinya sakit bukan main melihat kelakuan suami tercintanya.
"aku menolak bergabung dengan pelacur yang kau temukan entah di gorong- gorong mana" suaranya gemetar tapi tegas, tanpa sadar tangan kirinya mengelus guratan pisau di tangannya, guratan pisau yang ditorehkan Eden. Suaminya memang gila, ia tau sejak awal mereka berpacaran. Suaminya banyak melakukan tindak kekerasan saat mereka bercinta, tapi ia kira hanya sampai disana kegilaan suaminya hingga sampai enam bulan lalu semuanya berubah tanpa tau menau akan sebab yang ia ketahui.
"tidak sopan berbicara seperti itu pada kekasihku, wanita tua!" sekarang Eden berteriak marah. Ia mencium dua pelacur itu dan memasukan mereka kedalam mobil, membisikan sesuatu pada Eduardo, supir kami dan berjalan cepat kearah Sonya.
"sonya, sonya, sonya. Kapan kau akan sadar bahwa kau tidak berarti bagiku?" ia seperti binatang buas, matanya menatap liar dan bibirnya terbuka menyeringai. Iya tampan, begitu tampan namun begitu mematikan.
"benarkah? Segitu tidak berartinya hingga membuatmu berlutut memohon dengan air mata agar aku tidak pernah meninggalkanmu? Tak pernah berhenti mengatakan bahwa kau memujaku. Kau menyembahku, kau tidak ingat? Apa kau sedang menjilat ludahmu sendiri sekarang?" Sonya berkata datar, mesikpun hatinya masih terasa begitu sakit.
PLAK!
Tamparan keras menghantam pipinya, rasanya begitu menyakitkan hingga matanya berair dan udara yang menyenggol kulitnya terasa bagai mata pisau.
"LANCANG! Aku menyesali semuanya! Kau hanyalah penghasil keturunan, sekarang dimana keturunanku? Alex? Aku harus memberinya pelajaran agar tidak menjadi orang kurang ajar tak berguna seperti ibunya!" Eden mendorong Sonya dan masuk kedalam rumah. Sonya berlari berusaha menahan Eden, monster ini tidak akan pernah bisa menyentuh putranya! Tidak akan!
"Eden! Bajingan sepertimu tidak pantas menyentuh putraku!" Sonya menarik kemeja Eden dan membuatnya kehilangan keseimbangan sehingga terjatuh di lantai. Tapi dengan sigap, ia berbalik dan menempatkan Sonya dibawah dan meludahi wajahnya.
"Pelacur,kau memang pantas diperlakukan seperti pelacur" Eden menampar Sonya, mencium bibirnya dengan kasar dan merobek gaun malamnya.
"kau membuatku begitu bergairah, tapi akan aku tunjukan caraku memperlakukan pelacur" Eden mengigit payudara Sonya dengan kasar dan dalam sehingga ia bisa merasakan kulitnya terluka. Ia berteriak, berteriak begitu keras hingga menggema bagai gema penderitaan tanpa akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Fangs #1 (Completed)
Vampiro"aku akan mencintaimu, biarlah usia hanya menjadi angka, peduli setan dengan apa yang di katakan orang! Bahkan penjara terasa lebih indah dari pada aku harus tinggal di istana tanpamu" -Alden Darragh Alden Darragh, seorang Ace tertinggi vampire seka...