"luni, dengerin penjelasan gue dulu dong," pinta le, ke lunisa.lunisa mengelelap air mata--nya kasar, "dengerin apa lagi sih, le? udah jelas kan semuanya? mau jelasin apa lagi coba?" balas luni.
"makanya dengerin dulu! lo inget kan waktu gue bilang, gue mau cerita suatu tentang Louis? iya, dia nembak gue. tapi, gue tolak--" ucap le.
"terus kenapa louis bilang, lo juga suka sama dia? hah?"
"dengerin dulu, ish! jadi gini, gue sengaja mau deketin lou biar bisa deketin qiye. gimana rencana gue? udah jangan nangis dong, ni." balas le.
uni membulatkan matanya, "lo gila? hah? lo mau mainin perasaan lou? otak lo dimana sih? gue ga abis pikir sama lo, le."
"tapi, itu salah satu cara termudah buat deketin qi, ni."
luni menggelengkan kepala-nya singkat, "harus gitu lo mainin perasaan lou? gila ya, le. sumpah, mulai sekarang anggep aja kita ga pernah kenal, ya. gue muak sama lo."
"terserah lo dah, ni. semua orang punya caranya masing--masing kan buat deketin gebetan?"
"sumpah, le. gue nyesel ngeihklasin lou suka sama lo. dia tuh sayang sama lo, le. lo orang terbego karena udah nyia-nyia--in louis." balas luni, lalu meninggalkan lenka.
gila, gue ga abis pikir. otak le dimana sih? dimakan dugong? hah?
gue gatau harus seneng atau sedih. seneng karena akhirnya gue berani ngungkapin perasaan gue ke lou, atau sedih karena gue sama sekali ga berani buat ketemu lou. ya, pikir aja, muka gue mau di taro dimana?
Bruk!
"kalo jalan liat-liat, dong. punya mata kaga?"
"maaf-maaf, gue ga sengaja." balasuni, kemudian menatap orang yang di-tabraknya.
lah, anjing. kenapa ni orang lagi?
"eh, iya gapapa." balas Qi.
"lun," panggil qi, saat luni hendak pergi meninggalkan Qi.
"ya?"
"nih," ucap qi, lalu menyodorkan sapu tangannya.
anjir, ini orang kenapa?
"ambil aja elah, keren ya dugong bisa nangis juga." ucap qi lagi, lalu tertawa singkat.
luni mendengus, "ish, apaan si? siapa juga yang nangis?"
"tau kok gue, abis nangis-in louis kan lo? louis cerita sama gue." ucap qi.
"anjing, cepu banget tuh orang."
"sans, mau cerita sama gue ga? gue tau lo sama lenka lagi berantem, gapunya temen kan lo sekarang?" tanya qi, lalu tertawa lagi.
"ga."
"dih, yaudah. nih, cepet ambil sapu tangannya."
"gausah, nanti lo kena virus dugong. mau lo?"
qi tertawa, "yaelah, maap yang kemaren gue cuma bercanda elah. baper amat lo."
"bodo,"
"lun, liat itu louis sama lenka!" ucap qi, lalu menunjuk ke arah louis dan lenka.
"anjing, lo!"
qi tertawa, "lah, eh--eh alay lo pake mau nangis lagi."
"ish, tolol. gapernah suka sama orang ya lo? nyesek, goblog."
qi mendengus, "ish, udah dah nih ambil sapu tangannya, liat ingus lo udah kemana-mana."
luni mengambil sapu tangan-nya kasar, "ish."
"udah yak gue mau ke kelas." balas qi, lalu membalikan badan--nya.
"qi,"
qi membalikan badan--nya, "sama--sama."
"gue belom bilang makasih, jing."
qi hanya tertawa, lalu berlari ke arah kelasnya.
bangsat, kenapa qi jadi baik sama gue?
##
mulmed: cr; oa tumblrboongan
KAMU SEDANG MEMBACA
line clone ➕louis
Fanfictionga berani ngechat doi duluan? bikin line clone aja. #2 in short story {october 5th} #1 in short story {october 11th} Copyright © 2015 by dugong-bagong [2/5]