"sialan, pake ada acara ujan segala lagi." batin lunisa."luni," panggil seseorang, dan dengan spontan lunisa memutarkan badan--nya menghadap kearah sumber suara itu.
mampus.
lunisa membulatkan mata--nya, "k--kenapa?" tanya Lunisa.
"bisa ngomong?" tanya louis, ya louis.
lunisa tertawa, "lho, ini kan kita ngomong."
"gue mau ngomong serius." ucap louis.
mampus.
lunisa menelankan ludahnya, "apa?" tanya luni.
louis mengambil kertas dari saku celana--nya, "pasti lo yang ngirim surat ini ke lenka kan?"
"hah?"
"nih, baca!" balas louis.
luni membaca isi kertas itu dengan teliti dan tidak lama dari itu ia membulatkan ke--dua bola matanya, "bukan dari gue ini. sumpah." balas luni.
louis mendecak, "sumpah ya, lun. tadinya gue tuh mau minta--maaf ke lo. tapi, setelah gue tau lo ngirim surat kaya gini ke lenka, jangan harap dah gue mau minta maaf. mau liat lo aja gue udah muak "
jantung luni berdetak sangat sangat sangat cepat, "lou, sumpah gue ga ngirim surat apapun ke le." balas luni, dengan nada bergetar.
"sumpah, lun. gue minta sama lo jangan ganggu lenka lagi deh. gue ga abis pikir sama lo." balas Louis.
lunisa menahan matanya untuk tidak menjatuhkan setetes air--pun, "gue yang ga abis pikir sama lo, lou. kenapa bisa lo nuduh gue yang ngirim surat itu, hah? karena gue suka sama lo? karna lo pikir gue ga terima lo suka sama sahabat gue? gila, gue udah ngalah, lou. gue juga gapunya hak buat ngelarang lo suka sama sahabat gue." ucap lunisa, kemudian membalikan badannya untuk meninggalkan Louis.
lunisa membalikan tubuh--nya, "satu hal yang perlu lo inget, lou. mungkin lo emang suka di kejar, tapi lo gapernah ngerasain lelahnya mengejar, jangan terlalu seneng berlari karna lo harus tau orang yang ngejar lo selama ini udah berenti mulai dari detik ini." ucap lunisa, lalu berlari di temani dengan derasnya air hujan.
gue berlari meninggalkan keramaian sekolah, entah mau kemana. satu hal kesalahan terbego gue yang selalu gue ulangi, nangis. nangis-in cowo yang sama sekali ga pernah peduli sama apa yang gue rasain. nangis--di bawah derasnya ujan itu menyenangkan, ya menyenangkan karna semua orang ga bakal tau kalo lo nangis.
lunisa menjatuhkan dirinya sendiri di jalan.
"kenapa gue harus suka sama lo, lou? kenapa gue harus buang--buang waktu gue selama 2 tahun lebih ini?" teriak luni, di ikuti dengan isakannya.
gue bingung, tiba--tiba gue ga merasakan derasnya air hujan.
luni membalikan tubuh--nya, "qi?"
"lo ngapain duduk di jalan sambil ujan--ujanan, bego? kayak bocah aja." tanya qi, bersama payung hujan di tangannya.
luni berdiri dan langsung memeluk qi, "qi? kenapa gue bego?"
qi tertawa, "akhirnya lo menyadari kalo lo bego."
"anjing gue serius." balas luni, lalu melepas pelukannya.
"yah, kok di lepas?" tanya qi, lalu tertawa lagi.
"lo ngapain meluk gue, tolol?" tanya luni.
"eh tai, anak siapa sih lo? yang meluk lo, pea." balas qi. "udah cepet masuk mobil gue." lanjut qi.
luni hanya berdiam diri di tempatnya, "gue basah kuyup, qi."
"gapapa, udah cepet!" perintah qi.
gue masuk ke mobil qi, dan gue menggosok--gosokan ke dua telapak tangan gue.
qi mendecak, "kedinginan kan? lagian bego sih malah main ujan--ujanan." ucap qi.
luni memutarkan kedua bola matanya, "ga ngerti kode ya," balas luni.
"mgerti kok gue, lo mau gue lepas jaket gue terus gue kasih dan makein ke lo kan? ah kebanyakan nonton sinetron lo. gue ogah ngasih lo jaket, gue juga kedinginan coy!" balas qi.
sialan!
"bercanda gue, lun. nih, pake." lanjut qi, lalu melepas jaketnya.
luni menatap qi tidak percaya, "apa? baru menyadari gue ganteng?" tanya qi.
luni mendecak, "apaan sih?"
qi tertawa, "lun, muka lu udah kayak mayat. pucet bener. udah sono tidur, kalo udah sampe rumah lo, nanti gue bangunin." ucap qi.
"Emang lo tau rumah gue?"
qi tersenyum, "ga tau, hehe."
"bego!"
##
mulmed: cr; oa tumblr
hoi hwhwhwhw ngantuk nie
KAMU SEDANG MEMBACA
line clone ➕louis
Fanfictionga berani ngechat doi duluan? bikin line clone aja. #2 in short story {october 5th} #1 in short story {october 11th} Copyright © 2015 by dugong-bagong [2/5]