Pacaran ♥4♥

9K 537 2
                                    

♥ ❤ ❥ ❣ ❦ ♥

Juan menutup telinganya dengan bantal, malam ini cowok itu tidak bisa tidur dengan nyenyak. Juan menghela nafas kesal dan bangkit dari tidurnya dan melesat keluar kamarnya.

"Woy, bisa nggak lo kecilin tuh volume music lo yang nggak jelas!" Teriak Juan kesal ketika berada di kamar Aleena.

Aleena membuka potongan timun dari matanya dan menatap Juan malas. Juan langsung mengecilkan volume music tanpa persetujuan pemiliknya.

"Apa-apaan si lo Juan! Gangguin gue ajah!" Seru Aleena bangkit dari tidurannya, Aleena langsung membesarkan volume musicnya lagi. "Lo denger yah Juan, ini kamar gue dan ini rumah nyokap gue jadi lo nggak bisa seenaknya ganggu gue! Lo masih inget kan peraturannya?!"

Juan menatap lekat Aleena, "Tapi gue mau tidur!" seru Juan dengan penuh penekanan.

"Ya udah tidur, tidur ajah! Lagi itu resiko lo karena lo udah numpang di rumah nyokap gue! Udah sana lo pergi!" usir Aleena sambil mendorong tubuh besar Juan dan mengkunci pintu kamarnya. "Ganggu orang lagi maskeran aja!" keluh Aleena.

Juan masih menggendor pintu Aleena dan berteriak agar mengecilkan Volumenya tapi Aleena tidak peduli dia sengaja melakukan ini supaya Juan tidak betah tinggal dirumahnya.

"Aleena, kalau lo masih nggak mau kecilin music lo itu, lo akan menyesal besok!" ancam Juan penuh dengan amarah.

"Juan..." Panggil Nisya tiba-tiba.

Jual menoleh terkejut saat ibu tirinya memanggil, "Mama belum tidur?" tanya Juan, Nisya hanya menggeleng pelan.

"Kamu pasti nggak bisa tidur ya karena ulah Aleena?" tanya Nisya, Juan hanya mengangguk malas. "Aleena memang begitu sikapnya, anak itu keras kepala. Tapi ada satu cara yang bikin Aleena bisa nurut kalau dia benar-benar keras kepala dan mama sering pakai cara itu kalau Aleena lagi susah di bilangin."

"Gimana caranya ma?" seru Juan antusias, mama langsung membisikan Juan. Sedetik kemudian senyum Juan menyeringai jahat.

♥ ❤ ❥ ❣ ❦ ♥

Keesokannya...

"Aleena, bangun Nak sudah pagi. Nanti kamu kesiangan kuliahnya!" seru Nisya dari luar kamarnya sambil mengetuk pintu kamar Aleena.

"Iyah Ma..." seru Aleena malas sambil membuka penutup matanya. Nisya terus menggedor pintu kamar anaknya tidak sabaran. "Mama sebentar dong..." Ucap Aleena kesal tidak seperti biasanya mama menggedor pintu kamarnya berkali-kali. "Lo ngepain di depan kamar gue?" seru Aleena terkejut ketika melihat Juan sedang tersenyum di depan kamarnya. Aleena langsung mencodongkan kepalanya kearah tangga.

"Mama di bawah dan dari tadi gue yang gedor pintu kamar lo ini." Ucap Juan tanpa rasa bersalah, Aleena hanga mendesis kesal.

Aleena langsung mengambil handuk yang di gantung dan berjalan mendekati kamar mandi.

"Cepet mandinya gue tunggu lo disini." Kata Juan sambil bersiul dan duduk ditepi kasur Aleena.

"Gak usah!!" kata Aleena ketus dan langsung membanting pintu kamar mandinya.

Juan memandangi sekeliling kamar Aleena, kamarnya rapi dan harum. Juan berjalan mendekati meja belajar milik Aleena disana dia melihat foto-foto Aleena dengan Rendy. Juan tersenyum saat melihat wajah Aleena yang terlihat cantik di dalam foto ini walaupun wajahnya sengaja dibuat jelek. Juan tersenyum remeh ketika pandangannya beralih ke wajah Rendy, Juan tidak mengerti apa yang dilihat Aleena dari Rendy.

"Gue sama Rendy masih gantengan gue!" pujinya pada dirinya sendiri.

"Aduh gue mau muntah tau nggak denger omongan lo barusan, lo sama Rendy yah gantengan cowok gue lah!" cibir Aleena yang baru saja keluar dari kamar mandi. Juan langsung menatap Aleena yang hanya menggunakan handuk berwarna biru dengan rambut basah. "Lo jauh banget dari Rendy ibarat langit dan bumi tau nggak! Buktinya aja lo masih Jones, Jomblo ngenes!" ledek Aleena membuat Juan kesal.

I Hate U Brother (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang