“kaaak Venuuusss….!! Kaaak Venuss…”
Venus tersenyum manis menyambut suara jeritan siswi juniornya sambil menganggkat satu tangannya dengan cool. *katenyee*
“duuuh kok Kak Venus ganteng bangeeet siiih…kereeen jugaaa….” Jerit salah satu sisiwi yang tepat berdiri didepan Shita yang tampak tidak peduli dengan sekelilingnya.
“shh…lebay banget sih! Orang itu manusia juga..” seloroh Shita dan berjalan pergi meninggalkan cewek yang masih saja menjerit-jerit takjub menatap Venus, sang kakak kelas yang kece banget itu.
“ih..Sitha kok kaya gitu siih! Kak Venus itukan keren, cakep, tajiiir lagi. semua cewek pada suka dan ngefens sama dia. Masa lo nggak sih?” ucap Ina dengan suara manjanya yang selaras dengan penampilannya yang serba pink itu.
“ck…Na..lo kalau masih aja ngomongin kak Venus atau cowok kece manapun. Jauh-jauh deh dari gue..gue paling males ngedengerin cowok mulu yang lo omongin bisa buntu telinga gue. Sana pergi hus…hus…” usir Sitha kejam.
Ina memutar kedua bola matanya gemas “um kejam banget sih…iya..iyadeh. Ina nggak ngomong itu lagi. tutup mulut grak..” sahut Ina sambil menutup mulutnya dengan gaya nutup resleting.
Sitha hanya melirik Ina dan menghembuskan nafas pelan, lalu mengangguk.
Ina tersenyum lalu merangkul bahu Sitha “kita kekantik yoook..let’s goooo” seru Ina nyaring dan menarik Sitha agar cepat menuju kantin. Sitha yang ditarik begitu hanya bisa pasrah, dia sudah terbiasa dengan kelakuan sahabatnya itu. Sitha yang rada cuek dan dingin sangat kontras bersahabat dengan Ina yang berwatak manja, periang, supel dan sedikit centil. Teman-teman mereka sewaktu mereka masih SMP suka tersenyum kalau melihat Sitha dan Ina bertengkar tapi ujung-ujungnya langsung baikan kayak anak yang baru dimaafkan oleh ibunya. Dan akhirnya adegan yang seperti tadi yang akan terjadi. Selalu, sampai-sampai Sitha sangat hapal dengan sifat Ina.
“Tha kita makan nasgor yuk, tuh disana sepi…” Ina menarik Sitha kearah stan nasi goring yang emang terlihat rada sepi.
“nggak In. lo aja gih. Gue mau makan bakso yang disana” tunjuk Sitha sambil melepaskan cengkraman tangan Ina “lo pesan aja nasi goreng. Gue Bakso. Tuh kita duduk disitu. Oke” perintah Sitha dan dengan cepat pergi berjalan kearah stan bakso yang sudah mulai digerumbungi sama siswa-siswi yang kelaparan. Ina hanya mengangguk mengiyakan dan pergi memesan nasi goreng.
“permisi…permisi…”
Sitha berusaha menyusup gerombolan orang yang mengurumbungi stan bakso. Ya Allah mau makan bakso aja susah banget! Penuh perjuangan. Mungkin begini kali ya rasanya orang-orang yang mau aja berdesakan demi sekantong beras. Hiks! Jadi ngerti gue batin Sitha haru.
Saat Shita sudah mau mendekati tepi pemesanan bakso, tiba-tiba tubuhnya terdorong kesamping karena terjadinya dorong-dorongan antara siswa siswi yang pada mau cepat-cepat mesan dan makan. Sitha sampai menggeram dongkol. Tubuh Sitha yang mungil tentu aja memudahkan Sitha semakin terdorong kesegala arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARMA CINTA
RomanceDisini kamu akan melihat rasa cinta, cemburu, sakit hati, dan keinginan memiliki yang begitu besar. Dan bagaimana yang namanya 'KARMA' berlaku kepada keempat pasangan yang dipertemukan dengan tidak sengaja dan bahkan mungkin akan mengubah masa depan...