selamat baca yaaa >.< semoga sukaaa ~(˘▾˘~) ~(˘▾˘)~ (~˘▾˘)~
“Gila! kalau begini bisa gila gue!,” geram Rio sambil mengacak-acak rambutnya. Tak henti-hentinya Rio berjalan bolak-balik. Membuat Govin, Aga, dan Venus hanya bisa diam menatap sahabat mereka yang satu ini, tidak tahu kenapa Rio bisa sekesal itu.
“Emang lo ada masalah apa, Ri?,” tanya Venus yang sudah pusing melihat Rio yang bolak-balik kayak setrikaan dengan rambut acak-acakan pula.
Seketika kepala Rio menatap Venus jengkel saat didengarnya pertanyaan Venus “Gue ketemu lagi sama gadis kecil gue!,” jawabnya sewot.
Alis Venus menyatu saat mendengar jawaban Rio yang terkesan sewot “Kok lo jadi sewot gitu?! Seharusnya kan lo senang kalau ketemu sama gadis kecil lo yang udah lo anggap adik itu.”
“Gue emang senang… Awalnya!.”
“Terus? Sekarang nggak gitu?!,” kali ini Govin yang angkat suara.
Rio berbalik menatap Govin “Nggak! Sekarang tuh gadis kecil sudah berubah jadi gadis iblis! Gila aja gue ‘Rio’ ditantangin, men!,” geram Rio.
“Emang dia nantang lo apa?,” tanya suara dingin Aga. Dia jadi penasaran dengan tantangan ‘gadis kecil yang jadi gadis iblis’nya sahabatnya itu.
“Dia bilang… Dia bakal bikin gue jatuh cinta sama dia! Terus dia juga bilang dia bakal bikin gue tergila-gila sama dia, sampai segila-gilanya. Dia juga bilang bakal bikin gue mohon-mohon sujud minta balik sama dia, sama seperti cewek-cewek yang selalu mohon-mohon sama gue minta balik gitu. Gila nggak tuh! Seorang Rio nggak bakal ngelakuin hal itu!” maki Rio sambil mendengus.
“Hahaha emang lo apain dia jadi sampai nantangin lo begitu?” dirangkulnya bahu Rio “Jangan-jangan tuh gadis kecil ‘lo’ itu, lo serang ya? Sampai-sampai nantangin lo begitu? Parah lo men!,” sambung Venus sambil berdecak mengejek.
Dengan kesal dijauhkannya tangan Venus dibahunya. Diliriknya Venus dengan perasaan dongkol “Gue syok saat dengar Atik ngomong begitu sama gue. Dia nyalahin gue masalah meninggalnya kakaknya! Sudah gue kaget sama berita meninggalnya Febri ditambah perasaan dendam adiknya sama gue. Perasaan…”
“Gue ingat! Lo putusin Febri gara-gara lo udah bosan sama dia kan?,” potong Govin “Gue masih ingat waktu itu.”
“Iya, sama juga kalau nggak salah itu juga gara-gara lo lebih sayang adiknya dari pada kakaknya, yakan!,” Venus sampai tergelak mengingat hal itu “Gila lo. Setelah Kakaknya lo dapet, adiknya juga mau diembat! Parah-parah,” lanjut Venus sambil geleng-geleng kepala.
Rio memutar kedua bola matanya tak peduli “Itu gara-gara Atik manis banget… Sudah itu Atik anaknya lucu banget! Terus tiap hari gue datang kerumah Febri rencana buat ngapelin Kakaknya, eh rasanya malah gue kayak nagapelin adiknya! Gue sadar, tiap hari kerumah Febri, gue pasti nyari adiknya, terus…”
“Lo sampai nyimpan foto Atik di hp sama leptop lo yakan? Gue pernah ngeledah isi leptop lo. Gila, foto Atik ada satu file penuh! Sedangkan foto Kakaknya cuman ada tiga! Jahat lo, Ri,” potong Venus lagi tambah tergelak. Dia masih ingat dulu saat mereka masih kelas satu SMA, dia iseng-iseng buka file-file dileptop Rio. Dan dia kaget saat melihat ada satu file yang isinya foto gadis manis dan imut yang super banyak didalamnya. Mana nama file nya ‘My Lovely Little Sister’ – nama yang menurut Venus norak pake banget! – yang diperpendeknya jadi ‘MLovLiSis’ padahal dia tau Rio nggak punya adik, ditambah lagi Venus tidak penah melihat wajah gadis didalam foto itu didalam keluarga Hardinata. Dan seingatnya pacar Rio saat itu adalah Febri – Kakak Atik – dan 3 orang gadis lainnya.
“Kok gue ngerasa kalau lo bakalan bertekuk lutut sama Atik ya, Ri?,” seru Govin sambil mengelus-elus dagunya “Gue yakin banget.”
Mendengar itu Rio mendesis tak terima “Nggak bakal! Bukan gue yang bakal bertekuk lutut… Tapi tuh gadis kecil itu yang bakal bertekuk lutut sama gue! Liat saja, game start my lovely little sista! Liat saja apa yang bakal lo hadepin besok!,” seringai Rio penuh semangat.
“Rio sumpah aura lo sekarang nakutin banget!” cetus Venus tiba-tiba. Membuat suasana yang tadinya terasa mencekam menjadi hancur lebur. Seakan ada suara anak ayam men cicit memanggil induknya. Govin dan Aga sampai terbengong-bengong. Yang anehnya meski Aga juga ikut bengong tapi wajahnya seakan tak ada perubahan apapun. Tetap tampan dengan tatapan datar dan aura sedingin kutup. Sedangkan Govin meski bengong – susah sih sejak lahir udah ditakdirin ganteng—jadi meskipun bengong tetap saja ganteng. *cowok-cowok pada ngiri khaaan xoxoxoxo :3*
Rio berbalik dengan wajah polos “Masa?” tanyanya dan setelah itu terkekeh geli “Sori abis tadi gue asli panas banget! Oya gimana kalau kita makan bakso dikantin bang Joko…”
“Traktir ya, Yo…,” potong Venus “Kita-kita udah berbaik hati tadi dengerin keluh – kesah lo, jadi imbalannya…”
“Lho! Nggak bisa gitu dong, tadikan kalian nanya, ya gue certainlah,” sela Rio tidak terima. Bukannya dia lagi nggak punya uang – malahan dompetnya tebal banget! Yang ada didalamnya hanya uang warna biru sama merah. Beserta kartu mengkilap #apaan tuh?—dia cuman nggak terima dibililang udah minta curhat tadi – sepele memang –.
Govin yang perutnya sudah kukuruyuk tidak tahan mau makan secepat mungkin mendekati keduanya. Dia cuman sudah bosen ngeliat dua Upin – Ipin ini berdebat. Kalau udah berdebat begitu, urusannya pasti panjang! Dan ujung-ujungnnya pasti kelaparan gara-gara tuh dua Upin – Ipin asik debat kaya kereta. “Udah, gue yang traktir! Lo berdua cukup duduk manis dimeja…,” seloroh Govin sambil menyentuh bahu Venus dan Rio.
Sedangkan Aga yang sedari tadi hanya diam saja, lebih memilih jalan duluan kekantin. Nunggu mereka kayak nunggu cewek lagi dandan… Begitu kata Aga waktu Venus, Govin dan Rio asik ngobrol.
“Tapi, Gov…”
Govin langsung memotong ucapan Venus cepat “Ngalah napa sih, Nus! Gue kelaperan nih! Noh si Aga aja udah jalan duluan. Lo sama Rio kalau mau debat…, Debat aja gih! Gue sih ogah. Nunggu kalian debat lama-kelamaan tubuh gue bisa nyusut jadi 5 kilo!,” diliriknya Aga yang semakin jauh “Gue cuman ngingetin aja, kalau mau debat makan dulu! Yang jadi korbankan gue sama Aga, udah ngedengar debat nggak penting kalian, ditambah sama perut yang keroncongan gara-gara nunggu kalian selesai debat... Woy, Ga. Gue ngikut,” seru Govin dan setelah itu meninggalkan Venus dan Rio – yang masih bertahan ditempat – jadi begong.
“Tadi Govin bilang dia kan yang traktir?,” tanya Venus. Baru sadar kalau Govin dan Aga sudah rada jauh dari mereka.
“Heeh…”
“Kalau gitu ayooook! Ga… Gov, tunggu napa!!,” panggil Venus dan langsung lari mengejar Govin dan Aga, disusul Rio dibelakangnya.
------- Karma Cinta -------
KAMU SEDANG MEMBACA
KARMA CINTA
RomansaDisini kamu akan melihat rasa cinta, cemburu, sakit hati, dan keinginan memiliki yang begitu besar. Dan bagaimana yang namanya 'KARMA' berlaku kepada keempat pasangan yang dipertemukan dengan tidak sengaja dan bahkan mungkin akan mengubah masa depan...