[20] Thanks and I'm sorry

19.7K 1.3K 64
                                    

If you are alone, I'll be your shadow. If you want to cry, I'll be your shoulder. If you want a hug, I'll be your pillow. If you need to be happy, I'll be your smile. But anytime you need a friend, I'll just be me.

-Unknown-

Matthew mengecilkan suara musik yang menggema di kamarnya saat didengarnya ponselnya tengah berbunyi nyaring.

Tanpa pikir panjang, jemarinya terulur meraihnya dan melihat caller ID yang tertera di layar.

Dahinya berkerut samar. Tumben sekali orang ini menelepon malam-malam begini?

Ia menekan tombol hijau dan menempelkan benda canggih itu ke dekat telinga.

"Yo wassup. Ada apa meneleponku malam-malam begini? Kangen padaku?" Ujarnya sambil menyengir lebar.

Hening sejenak. Kemudian terdengar jawaban di seberang sana dengan suara yang sedikit serak dan lemah.

"Matt,"

Dahi matt berkerut samar. "Shawn? Kau baik-baik saja?"

"Yeah. I'm-- I'm fine. Bisakah kau menolongku?"

"Tentu, ada apa?"

"Bisakah kau pergi mengambil motorku? Aku akan mengambilnya nanti di rumahmu."

"Apa? Memangnya kau dimana? Mengapa tidak membawa motormu?"

"Aku--, aku tidak bisa membawa motorku saat ini. Akan kuceritakan padamu nanti."

Hening sejenak, kemudian Matt menghela napas panjang sebelum menjawabnya.

"Baiklah, dimana alamatnya?"

**

Matt memarkirkan everest hitamnya di tepi jalan, kemudian membuka pintu dan turun.

"Kau yakin ini tempatnya?" Tanya Cam.

Ya, Matt memang mengajak Cam untuk menemaninya, karena kalau ia hanya datang sendirian, nanti siapa yang akan membawa pulang mobilnya jika ia mengendarai motor hitam milik Shawn?

Matt terdiam sejenak, menelusuri pandangannya ke daerah itu. Benar, ini alamat yang diberitahu oleh Shawn tadi. Tapi, bukankah tempat di hadapannya kini adalah sebuah klub malam? Apakah orang itu pergi ke klub malam? Dahi nya berkerut samar, kemudian ia menggeleng-geleng.

"Eii, tidak mungkin."

"Tidak mungkin apanya?" Tanya Cam.

"Kau tidak berpikir si muffin itu pergi ke tempat seperti ini kan?"

Cam mengedikkan bahu. "Justru itu tadi aku bertanya padamu, kau yakin ini tempatnya?"

Matt mengangguk. "Ya, aku yakin sekali. Ini benar tempatnya. Lihatlah, motornya ada di sana." Katanya sambil menunjuk motor hitam milik Shawn yang terparkir di depan klub itu.

Cam memiringkan kepalanya. "Well, kurasa ia tidak mungkin pergi ke tempat seperti ini. Ayo."

Matt mengamati tempat di hadapannya sejenak, sebelum ia berbalik dan berjalan ke arah dimana motor hitam milik Shawn terparkir. Matt mengangkat helm yang terletak di jok motor, dan benar sekali, kunci nya ada di sana. Ia pun segera memakai helm, memasukkan kunci itu, memutarnya dan menekan tombol starter.

Matt menoleh sekali lagi ke klub malam itu sebelum ia memutuskan untuk berlalu.

*******

Elena dengan reflek menahan tubuh Shawn yang kini terjatuh di pundaknya. Matanya terbelalak lebar. Tubuhnya masih berdiri kaku di ambang pintu dengan Shawn yang kini jatuh pingsan di dekapannya.

Our Little Secret [S.M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang