EPISODE 1: Segment 2

207 2 0
                                    

~SEGMENT 2~
===3 Tahun Kemudian===
==Malam Hari==
SCENE 11 | @INT . Ruang Tamu Rumah Reihan | *Reihan, Pak Jaya.
(Terlihat Reihan yg baru masuk Rumah, dia habis pulang entah dari kemana. Di ruang tamu sambil menonton tv terdapat Jaya Bapak Reihan)
REIHAN,
"Assalamu alaikum pak"
BAPAK (JAYA),
"Waalaikum salam. Kamu sudah pulang han. Kamu masih sedih. Sudah ikhlasin saja"
REIHAN,
"Nggak pak. Gelangnya sudah ketemu. Syukur banget pak. Terimakasih ya Allah"
BAPAK,
"Cuma gelang gitu saja kamu nyarinya sampai sedih segala. Emang gelang dari siapa sih han. Baru kali ini bapak bisa nanyain, padahal, entah kenapa Bapak dulu dulu nganggepnya biasa saja. Paling paling kamu beli dipasar. Eh nggak taunya pemberian to"
REIHAN
"Ah sudahlah. Nggak penting bapak tau dari siapa. Reihan masuk kamar dulu. Sudah ngantuk" (lantas masuk kamar)
.
SCENE 12 | @INT . Kamar Reihan | *Reihan.
(Terlihat Reihan yang tengah telentang di kasurnya. Dia memandang langit langit dengan penuh pikiran)
[VO-REIHAN: "Alhamdulillah Ya Allah. Terimakasih gelangnya. Kalau tadi ini sampai hilang, aku tidak maafin diri aku sendiri"] (sambil memposissikan gelang yg dipakai di pergelangan tangannya untuk diciumnya)
[VO-REIHAN: "Aku sekarang sudah lulus SMA Raffa. Pasti kamu juga. Sudah dua tahun kita putus komunikasi melalui telepon. Meski aku bertanya Tuhan kenapa itu terjadi, tapi aku percaya Tuhan punya rencana lain"]
.
==Pagi Harinya==
SCENE 13 | @INT . Ruang kantor Pak Alvin | *Pak Alvin, Anita sekretaris.
((Terlihat bayangan sosok yang tengah berbicara ditengah cahaya lampu yang tidak terlalu terang)
(SOSOK 1: "Darah kebangkitanlah yang membuat mereka berdua bisa hidup layaknya manusia biasa kembali. Darah kebangkitan diperoleh dari darah orang yang telah membangktkan orang mati itu. Darah orang yang telah bercampur dalam diri Sania dan Tania. Dan darah itu pastinya milik Reihan dan Andrew. Namun darah kebangkitan akan ada disaat Reihan dan Andrew sudah 25 tahun. Juga darah kebangkitan ada, jika ada cinta diantara keduanya. Iya, juga cinta sejati yang membuat darah kebangkitan ada. Reihan dan Sania harus saling cinta, dan itu sama terhadap Andrew dan Tania. Temui saya kembali dihutan ini jika Reihan dan Andrew sudah 25 tahun."
SOSOK 2: "Tapi bagaimana jjika keduanya tidak saling cinta mister. Bukankah cinta yang dipaksAkan itu bukan cinta sejati"
SOSOK 1: "Jelas bukan!! Ada caranya agar cinta sejati dapat tumbuh diantara keduanya. yakni jika usia Reihan sudah cukup dewasa atau sekitar 17 tahun. Dekatkan mereka. Paham kamu"-END))
(Terlihat wanita yang masuk keruangan dan memanggil orang yang ada didalam yang membuat laki laki yang duduk di meja kerja ruangannya itu kaget)
ANITA SEKRETARIS,
"Pak Alvin. Pak. Meeting segera dimulai pak. Bapak diharap menuju keruangan meeting"
PAK ALVIN,
"I...ya. Iya. Saya akan segera kesana"
.
SCENE 14 | @INT . Ruang Tamu Rumah Reihan | *Reihan, Jaya.
(Terlihat Reihan bermain gitar menyanyikan lagu "TAKUT (reff) by BLINK" didepan tv duduk dikursi ruang tamu, lalu Bapak sambil membawa kopi duduk menemuinya dan mengajak ngobrol)
BAPAK (JAYA),
"Reihan, gimana berkas2 kelulusan kamu, sudah beres? Oh iya, ada yg mau bapak omongin"
REIHAN, (berhenti memainkan gitarnya dan berniat merespon bapak)
"ehmm baru Senin jadi Pak, kenapa? Ehmm, Reihan juga ada yg mau Reihan tanyain ke Bapak"
BAPAK (JAYA),
"Senin..? tapi kamukan.... eh tidk tdk, apa yg ingin kamu tanyain Han"
REIHAN,
"kenapa pak, reihan.. kenapa, apanya yg tdk?"
BAPAK (JAYA)
"Tidak apa2 han, nanti bapak kasih tau. Tadi kamu mau nanya ke bapak, nanyain apa han"
REIHAN,
"Apaan sih pak.. Iya Reihan mau nanya nih, Kemaren Reihan sempat dengar pembicaraan Bapak dg seseorang waktu Bapak sedang Telepon......"
JAYA, (kaget, dan membuat kopi yg diminumnya tadi untuk meredam suasana salah omongan malah sedikit tumpah. Reihan terkejut dan membantunya)
"Eh apa han"
REIHAN,
"Eh hati2 pak.. Kenapa sih pak, bapak gapapa kan"
D8: JAYA,
"Tidak apa apa han.. cuma tiba2 tenggorokan bapak gatel tadi, batuk, tidak sengaja tumpah. Kamu dengar apa saja han"
REIHAN, (kembali duduk)
"Beneran gapapa pak.. Emang kenapa Pak, Reihan hanya dengar tentang kuliah-kuliah gitu dan tinggal diJakarta, dan disitu Bapak nyebut nama Reihan. Emang ada Pak? Reihan, kuliah dijakarta gitu?"
BAPAK, (kaget)
"beneran, kamu yakin hanya dengar tentang itu han"
REIHAN,
"Iya pak. Ada apa sih pak"
BAPAK,
"Ehmmm gimana ya han. Kamu... kamu, bener han, kamu harus ke Jakarta. Kamu tinggal dengan teman Bapak, Kamu kuliah disana"
REIHAN,
"Apa pak? Harus ke Jakarta dan tinggal dengan teman bapak? Kuliah?"
BAPAK,
"Iya han. Bapak mohon kamu mau"
REIHAN,
"Pak tapi kan Reihan tidak nuntut kuliah. Lagipula kalau Reihan kuliah, Reihan mau uang hasil kerja Reihan sendiri ahh!!!"
BAPAK,
"Ini kesempatan kamu han. Temen bapak dulu hutang budi ke bapak, sekarang dia mau membalas dengan membiayai kamu kuliah dan tinggal disana sampai kamu dapat pekerjaan yang bisa membuat kamu sukses. Apa kamu tidak mau itu. Kamu melewatkan kesempatan emas itu"
REIHAN,
"Tapi pak, bukan gitu maksud Reihan"
BAPAK,
"Cukup Han, kamu mau kan membahagiakan Bapak. Kamu mau kan bisa merubah nasib kamu biar kita berkecukupan. Semua ada ditangan kamu. Bapak mau pergi ke sawah, kamu pikirin baik nbaik itu" (langsung bapak pergi. Reihan hanya diam ditempat entah apa yg dipikirkan)
.
SCENE 15 | @EXT . Sawah | *Pak Jaya.
(Terlihat Pak Jaya yang tengah telepon di pinggir sawah)
{JAYA: "Apa kamu nanti malam akan kesini. Sama Sania?"
JAYA: "Ya Sudah. Terserah kalian. Reihan semoga mau dengan permintaan ini" (mati)}
(Sesaat dengan masih duduk Pak Jaya memandang dengan arah kedepan terlihat berfikir)
.
SCENE 16 | @INT . Kamar Reihan | *Reihan.
(Terlihat Reihan yang tengah duduk disamping kasurnya sambil memandang keluar jendela yg ada didepannya)
[VO-REIHAN: "Tapi ngomong ngomong kalau aku ke Jakarta, siapa tau bisa ketemu kamu Raffa. Raffa kamu dimana di Jakarta. Aku juga akan ke Jakarta Fa. Aku kangen kamu. Semoga kita bisa ketemu lagi dan bersama lagi Fa. Amin ya Tuhan"]
(Sesaat kemudian dia mengambil handphonenya yg terletak di kasur belakanngnya. Dan dia memencet untuk telepon)
{REIHAN : "Hallo Nto, nanti kamu bisa ngabarin tidak ke temen lainnya untuk ngumpul dirumah.. Sylvi aja"
REIHAN: "Ada yg mau aku ceritain kepada kalian pokoknya. Bisa kan?"
REIHAN: "Ya udah pokoknya kamu harus pastiin kita ngumpul semua. Sampai ntar malem Nto" (mati)}
.
==Malam Hari==
SCENE 17 | @EXT . Rumah Sylvia dihalaman samping | *Reihan, Anto, Daffa, Haikal, Sylvia, Mauryn, Gita.
(Terlihat Reihan, Anto, Daffa, Haikal, Sylvia, Mauryn dan Gita sedang ngumpul di halaman samping rumah Sylvia)
SYLVIA,
"Han, kenapa kamu meski ninggalin aku juga. Aku tidak apa apa sekarang kamu belum bisa bersamaku, kamu butuh waktu untuk itu. Tapi kenapa saat aku menunggu waktu tersebut dari kamu, kamu malah mau pergi. Kamu Jahat Han" (Sylvia sudah bisa lagi memendung tangisnya lalu setelah selesai ucapannya itu dia pergi)
REIHAN, (Dengan kaget dia lantas mengejar Sylvi yang masuk rumahnya. Saat itu orang tua Sylvi sedang tidak ada dirumah, hanya pembantunya yg ada)
"Sylvi.... Syl..."
(Terlihat yg lain diam tapi mereka tetap duduk2 disana)
.
SCENE 18 | @INT . Rumah Reihan-Ruang Tamu | *Pak Jaya, Pak Alvin, Sania.
(Terlihat ada yg mengetuk pintu rumah pak ajya. Pak jaya yg sedang nonton tv dengan cepat segera membukakan, dan muncullah tamu yang sangat dikenali pak jaya)
PAK JAYA,
"Kalian ternyata. Ayo masuk"
(mereka pun masuk dan duduk di kursi ruang tamu)
PAK ALVIN,
"Reihannya lagi tidak ada ya Ya"
PAK JAYA,
"Iya Vin. Tapi katanya cepat pulang kok. Tunggu saja ya. Oh iya aku tinggal kebelakang dulu" (Lantas Jaya pergi ke dapur untuk menyiapkan minuman dan makanan yg tadi dibeli di toko dan warung)
.
SCENE 19 | @EXT . Jalan menuju rumah Reihan Anto | *Reihan, Anto.
(Terlihat Reihan dan Anto yg berjalan. Ditengah mereka berjalan mereka ngobrol)
ANTO,
"Sylvi kayaknya sedih banget han. Dia tidak mau kehilangan kamu. Sudah kamu dari dulu tidak membalas cintanya. Kamu jawab masih butuh waktu terus untuk membalasnya. Sekarang kamu mau pergi"
REIHAN,
"Aku sudah bilang Nto, aku tidak pantes sama sylvi. Dia bisa mendapat laki laki lebih dibandingin aku. Dan kalau jodoh pasti bersatu" (memandang arah tak jelas didepannya seperti sambil mengingat sesuatu dipikirannya ditengah jalannya itu)
ANTO,
"Kamu emang sudah mutusin mau ya Han, kalau kamu bakal ke Jakarta"
REIHAN,
"Berat sih nto sebenarnya, ninggalin bapak lagi. Tapi gimana lagi, ini permintaan bapak sendiri. Dan pastinya ini kesempatan emas aku nto. Mungkin Tuhan akan membantu aku bisa sukses ya lewat dengan ini"
ANTO,
"Good luck ya Han. Jangan lupain temen temen disini hehe"
REIHAN,
"Pasti nya lah" (mereka pun terus melanjutkan jalannya yg mungkin anto akan sampai rumahnya terlebih dahulu)
.
SCENE 20 | @INT . Ruang tamu rumah Reihan | *Reihan, bapak (jaya), Pak Alvin, Sania.
(Terlihat Reihan yg baru masuk Rumah, dia habis pulang dari rumah Sylvia. Di ruang tamu sambil terdapat Jaya Bapak Reihan. Dan yang membuat Reihan terkejut, ternyata lagi ada tamu. Pantes saja tadi di jalan sebelum gang ada mobil. Namu tamunya membuat Reihan terkejut)
REIHAN,
"Assalam....... mualaikum" (ucapnya cukup terhenti karena melihat orang yg bersama bapak)
BAPAK,
"Reihan. Nah kamu sudah pulang, untung kamu pulang cepat"
REIHAN,
"Maaf mereka siapa pak"
PAK ALVIN,
"Kamu duduk sini dulu Reihan. Kamu memang pemuda keren, meski kamu tinggal di kampung"
BAPAK (JAYA)
"Kamu duduk dulu han. Ini pak Alvin. Teman bapak yg tadi pagi bapak ceritain. Salaman han"
REIHAN,
"Apa. Jadi sekarang mau jemput Reihan"
PAK ALVIN,
"Bukan sekarang Reihan. Tapi besok. Saya om Alvin, dan ini anak saya Sania"
(Reihan segera bersalaman dan termasuk.... Sania. Sania duduk dengan angkuhnya dengan memakai kacamata hitam. Reihan memandang sania. Namun semakin dia memandang dengan lekat dia menemukan hal yg aneh pada diri sania.)
[VO-REIHAN: "Eee cewek ini....... "]
---SKIP TO SEGMENT 3---

MYSTERY ONE HEART (BL) BXBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang