#17 - Menatap Masa Depan

11K 137 2
                                    

Seorang pemuda sedang duduk termenung memikirkan masa depannya. Dia mulai bertanya-tanya, akan seperti apa masa depannya dan bagaimana cara untuk memperolehnya.

Merasa tidak menemukan jawaban, dia berdiri dan mulai melangkah. Pemuda itu berjalan ke arah taman dan melihat seorang kakek tua yang sedang duduk di sebuah kursi taman. Dia beranggapan bahwa kakek itu mungkin dapat menjawab kegelisahan hatinya.

Kakek itu tentu sudah melangkah lebih jauh dan melihat masa depannya secara nyata pada usianya saat ini. Perlahan pemuda itu berjalan menghampirinya, menyapa sang kakek, dan duduk di sebelahnya. Pemuda itu yakin akan menemukan jawabannya dan memulai pembicaraan.

"Kakek tentu telah melewati banyak hal dan menatap masa depan sejak masa muda kakek. Kalau saya boleh tahu, apa itu masa depan dan bagaimana cara memperolehnya? Jujur, saya binggung akan masa depan saya." Kata pemuda itu lirih.

Kakek itu termenung sejenak sambil menatap langit, dan dengan senyuman dia mulai berujar, "Saya juga pernah mengalami masa muda seperti kamu. Saat itu, saya juga sering merasa bingung akan masa depan dan bagaimana cara memperolehnya."

"Dulu saya cenderung disibukkan saat berpikir mengenai masa depan. Akibatnya, saya selalu merasa khawatir dan membuang waktu saat sedang memikirkannya. Suatu saat, saya sadar bahwa masa depan bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan."

"Bagaimana mengalihkan perhatian dari masa depan, kek? Bukankah masa depan adalah hal yang penting dan harus mulai dipikirkan dari sekarang?" Tanya pemuda itu penasaran.

"Kamu benar nak, masa depan adalah hal yang penting. Tapi, apakah pernah terpikir olehmu, mengkhawatirkan masa depan berarti membayangkan sesuatu yang belum pasti. Banyak orang terlena dan mulai lengah pada hal yang justru lebih penting, yaitu masa sekarang."

Pemuda itu mulai termenung, dan sang kakek melanjutkan pembicaraan.

"Tanpa kita sadar, sesungguhnya masa depan sangat sulit untuk ditebak. Apa yang dianggap oleh banyak orang sebagai masa depan sesungguhnya adalah masa sekarang."

"Mengapa kakek bisa berkata demikian?" tanya pemuda itu.

"Menurutmu, apakah mungkin akan ada masa depan tanpa masa sekarang? Bukankah masa depan adalah hasil dari masa sekarang? Seumur hidup saya sampai sekarang, akhirnya saya benar-benar sadar bahwa masa sekarang adalah penentu masa depan. Karena itu, saya akan mulai mengerjakan apapun dengan sebaik-baiknya dan berusaha melakukan yang terbaik setiap hari." Ujar kakek itu dengan mantap.

Pemuda itu berterima kasih pada sang kakek, beranjak, dan mulai melangkah dengan perasaan lega.

Sumber: jendeladuniamotivasi.blogspot.co.id

Quote of The Story => "Kamu benar nak, masa depan adalah hal yang penting. Tapi, apakah pernah terpikir olehmu, mengkhawatirkan masa depan berarti membayangkan sesuatu yang belum pasti. Banyak orang terlena dan mulai lengah pada hal yang justru lebih penting, yaitu masa sekarang."

Conclusion:

Apa perbedaan antara nasib dan takdir?

Perbuatan baik yang dilakukan setiap hari akan menghasilkan nasib baik. Rentetan panjang nasib baik yang diperoleh setiap hari akan merangkai takdir yang baik pula.

Kebanyakan dari kita sering melihat jauh ke depan dan merasa takut akan sesuatu yang belum pasti. Akibatnya, kita seringkali menyepelekan masa kini yang akan menentukan masa depan.

Apa yang kita alami di masa mendatang adalah akibat dari hari ini. Karena itu, mulailah cermat sebelum bertindak. Bagaimana mungkin masa depan akan baik, jika masa sekarang tidak dibina?

Awali dengan niat dan perbuatan baik, akhiri dengan mengucapkan syukur atas segala nikmat yang kita terima hari ini.

Kumpulan Cerita Bijak Kisah Inspirasi dan MotivasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang