#2 - Toplesnya Sudah Penuh?

9.7K 238 9
                                    

Seorang professor sedang berdiri di depan kelas filsafat dan mempunyai beberapa barang di atas mejanya.

Saat kelas dimulai, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia mengambil sebuah toples mayones besar yang kosong dan mulai mengisinya dengan bola-bola golf.

Kemudian dia berkata kepada para muridnya, apakah toples itu sudah penuh. Mereka menyetujuinya.

Kemudian dia mengambil sekotak batu kecil dan mulai menuangkannya ke dalam toples. Dia mengguncang dengan ringan. Batu-batu kecil masuk, mengisi tempat yang kosong di antara bola-bola golf.

Kemudian dia bertanya kepada para muridnya, apakah toples itu sudah penuh? Mereka setuju bahwa toples itu sudah penuh.

Tapi ada seorang mahasiswa berkata dengan lantang, "Mungkin belum.."

"Bagus!", seru Profesor.

Selanjutnya profesor mengambil sekotak pasir dan menebarkan isinya ke dalam toples. Tentu saja pasir itu menutup segala sesuatunya. Profesor sekali lagi bertanya apakah toplesnya sudah terisi penuh? Para murid serentak berkata, "Belum penuh!"

Kemudian profesor itu mengeluarkan dua cangkir kopi dari bawah meja dan menuangkan isinya ke dalam toples. Secara efektif mengisi ruangan kosong di antara pasir. Para murid pun tertawa ....

"Sekarang" kata profesor ketika suara tawa mereda, "Apa makna yang bisa kalian ambil dari percobaan ini dalam kehidupan?"

Seorang mahasiswa yang tampak percaya diri mengacungkan tangan dan menjawab, "Percobaan menunjukkan bahwa sesibuk apapun, kita masih dapat memasukkan kegiatan lain agar hasilnya lebih produktif."

"Pernyataan itu tidak salah, tapi bukan itu makna utama dari percobaan ini."

Kemudian profesor mulai menjelaskan, "Bola-bola golf adalah hal-hal yang penting – Tuhan, keluarga, anak-anak, kesehatan, teman dan para sahabat"

"Jika segala sesuatu hilang dan hanya tinggal mereka, maka hidupmu masih tetap penuh."

"Batu-batu koral adalah segala hal lain, seperti pekerjaanmu, rumah dan mobil."

"Pasir adalah hal-hal lainnya — hal-hal yang sepele."

"Jika kalian memasukkan pasir terlebih dahulu ke dalam toples, maka kalian tidak akan berhasil memasukkan semuanya. Hal yang sama akan terjadi dalam hidupmu."

"Jika kalian menghabiskan energi untuk hal-hal yang sepele, kalian tidak akan mempunyai ruang untuk hal-hal penting yang kalian buat."

"Jadi, mulailah beri perhatian pada hal-hal kritis untuk kebahagiaanmu. "

"Bermainlah dengan anak-anakmu. "

"Luangkan waktu untuk check up kesehatan."

"Ajak pasanganmu untuk keluar makan malam"

"Akan selalu terdapat waktu untuk membersihkan rumah dan memperbaiki perabotan."

"Berikan perhatian terlebih dahulu pada 'bola-bola golf' – Hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup."

"Atur prioritasmu. Setelah selesai, maka uruslah yang terakhir, urus 'pasir'nya."

Salah satu murid mengangkat tangan dan bertanya, "Lalu Kopi mewakili apa?"

Profesor tersenyum. "Saya senang kamu bertanya."

"Itu untuk menunjukkan kepada kalian, sekalipun hidupmu tampak sudah begitu penuh, akan selalu tersedia tempat untuk secangkir kopi bersama sahabat..."

****

Manakala hidupmu tampak susah untuk dijalani ...
Manakala 24 jam sehari terasa masih kurang ...
Ingatlah akan toples mayones dan dua cangkir kopi......

Sumber: kisahkasihdunia.wordpress.com

Quote of the story => "Jika kalian menghabiskan energi untuk hal-hal yang sepele, kalian tidak   akan mempunyai ruang untuk hal-hal yang penting buat kalian."

Conclusion: 

"Lakukan hal yang penting terlebih dahulu, buatlah sebuah prioritas dengan mulai membedakan antara hal yang mendesak dan hal yang penting. Hal yang mendesak belum tentu penting, terlebih hal penting."

Kumpulan Cerita Bijak Kisah Inspirasi dan MotivasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang