Welcome to brasil, Welcome to new life.
Sungguh bahagianya aku bisa berada di negara penuh impian ini. aku sudah mengatur planningku saat berada disini. dan untuk yang pertama, aku harus melanjutkan perjalananku ke rio de jeneiro, salah satu kota terindah didunia.
Segera aku menarik koperku dan keluar menuju pintu keluar bandara.Namun mataku langsung menatap tajam sosok lelaki yang berdiri tidak jauh dariku.
Tampak dia sedang memainkan telfonnya, sambil memegang secarik kertas kecil ditangan kirinya. Aku jadi bingung dengan lelaki ini, mengapa dia harus mencuri dompetku, sedangkan dia memiliki hp mahal.
"dasar pencuri!" ucapku sambil menendang kakinya, diapun langsung berteriak sambil meringis kesakitan. "siapa maksudmu? Aku?" tanyanya pura-pura bodoh. Akupun terdiam sejenak melihat wajahnya. Busett,, ganteng-ganteng pencuri. Padahal stylenya seperti orang kaya.
"kau mencurinya kan? Cepat kembalikan!" ucapku dengan kesal, tampak dia hanya menatapku, dan langsung tertawa.
"gak mau,, bleee!" ucapnya sambil menjulurkan lidahnya kepadaku. Ohh ternyata dia cari perkara, dia pikir aku tidak berani padanya. tiba-tiba aku melihat petugas bandara berseragam security sedang melewatiku, akupun segera menarik tangan security itu dengan pelan.
"pak, permisi. Apa anda petugas keamanan disini?" tanyaku pada lelaki paruh baya itu.
"iya, nona. Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya ramah. akupun langsung mengangguk cepat, dan menatap lelaki itu dengan tatapan licik.
"pak, tolong saya. lelaki ini telah mencuri." Tampak lelaki disampingku masih tersenyum lebar, tanpa ada rasa takut atupun bersalah.
"benarkah itu, tuan?" tanya bapak itu, dengan sopan namun terdengar tegas.
"tentu saja. Siapapun pasti akan mencurinya pak!" ucapnya enteng. Aku dan bapak itupun membulatkan mata secara bersamaan kearah lelaki itu. baru kali ini, ada pencuri yang mengakui kelakuannya. Baiklah, kejujurannya patut kita hargai bukan?
"kalau begitu, cepat kembalikan!" ucapku sambil menengadahkan telapak tanganku kearahnya.
"Sampai kapanpun aku tidak mau mengembalikannya!" ucapnya penuh tekad. Apa-apan dia ini, bahkan dengan beraninya dia berkata seperti itu di depan security bandara.
"apa-apaan kau? cepat kembalikan. Berani-beraninya kau mencurinya dariku!" teriakku, dan langsung menggeledah lelaki tersebut dengan kasar.
"jangan salahkan aku dong. Salahkan pada dirimu sendiri yang terlalu cantik, Sampai aku berani mencuri hatimu itu. dan tolong pak, jangan menyuruhku untuk mengembalikannya, karena aku sudah terpikat oleh dirinya saat pandangan pertama!" ucapnya tegas. Akupun terdiam sejenak untuk mencerna kata-katanya.
"bohong pak, saya masih mengingat pencuri itu. Dia memakai jaket yang sama dengan lelaki ini. mana mungkin aku melupakan pencuri dompetku saat itu."
"tuan, bisakah saya menggeledah isi tas anda?" ucap security itu. lelaki itupun tersenyum dan langsung mengangguk.
Setelah sekian lama, ternyata hasilnya nihil. Security tidak mendapatkan dompet itu disana. Lalu dimana dia menyembunyikannya?
"aku hanya mencuri hatinya, dan kau melakukan hal seperti ini padaku? belah saja dadaku ini, jika kau ingin melihat hatinya di tubuhku. Aku rela menahan perih!" ucapnya dengan nada dramatis. Huh,, mau muntah aku dibuatnya.
"nona, coba periksa kembali dompet anda. Mungkin saja terselip."ucap security itu. akupun menurutinya dan segera memeriksa tas gandengku, dan saat itu juga tanganku tiba-tiba membeku secara mendadak.
"bagaimana bisa, dompet itu ada disini?" tanyaku pada diri sendiri.
"senang membantu anda, nona. Kuharap kesalahan ini tidak terulang kembali. Dan maafkan saya tuan, atas kesalah pahaman ini." diapun segera meninggalkanku yang terbengong sambil menatap dompetku yang berada ditanganku.
"jika kau ingin berkenalan denganku, bukan begini caranya. Aku pasti dengan senang hati memperkenalkan diriku, tanpa harus difitnah mencuri dompetmu sebelumnya!" ucapnya pede.
"aku yakin, kau yang telah mencuri dompetku. Bahkan jaket ini, tidak bisa membohongiku."ucapku kesal, sambil menunjuk jaket yang dikenakannya.
"kenapa dengan jaketku? Apa kau ingin menyalahkanku, karena memakai jaket yang sama dengan pencurimu? Coba lihat kesana, mungkin dengan begitu kau bisa berhenti menganggapku pencuri!" ucapnya sambil menunjuk lelaki yang memakai jaket yang sama dengannya. Akupun terdiam kembali.
"jaket yang kupakai adalah jaket sejuta umat. Aku saja membelinya di obralan." Ucapnya sambil tertawa. Akupun segera meninggalkannya karena malu atas kesalahan yang terjadi barusan. Sekaligus resah dengan lelaki yang sepertinya tidak memiliki urat malu itu.
Aku yang merasa diikuti, segera membalikkan badanku dan menatap lelaki itu yang berdiri tepat dibelakangku, sambil tersenyum lebar padaku.
"jangan ikuti aku! Lebih baik kamu pergi jauh-jauh dariku." Ucapku sambil menatapnya kesal.
"aku tidak bisa jauh-jauh darimu, jika tujuanku saat ini pergi kehatimu." Ucapnya masih dengan senyum lebarnya.
"tidak bisa. sekarang kau pergilah!" ucapku yang mulai lelah.
"kenapa tidak bisa? jangan-jangan kau tidak memiliki hati yah?" tanyanya dengan tatapan menyelidik.
"iya, aku memang tidak memilikinya. Jadi kau tidak bisa kehatiku!" ucapku sambil tersenyum puas. Namun tanpa diduga dia langsung menarik tanganku kearah restoran yang dekat dari bandara. Aku yang sudah berontak sedari tadi, masih saja ditariknya.
"mau apa kita kesini?" tanyaku padanya, saat kami berdua telah duduk di sudut restoran.
"tentu saja makan." Ucapnya santai, sambil memutar musik hpnya dengan keras. Huh, dasar kelakuan lelaki ini. bisakah dia tidak mengganggu aktivitas yang lainnya dengan lagu anehnya itu. tentu saja, jika dia memutar lagu dangdut di negara brazil. Aku tahu dia juga berasal dari indonesia, tapi tidak bisa kupungkiri, wajahnya seperti bule loh.
"mana menu makanannya?" tanyaku, sambil menunggu pelayan yang datang.
"aku sudah memesannya untukmu!" akupun memutar bola mataku jengah, saat mendengarnya. Dasar seenaknya saja dia melakukannya. Tak lama setelah itu, pelayan telah mengantarkan pesananku dan pesanan lelaki itu. sejenak aku menatap makanan yang ada didepanku dengan bingung.
"bagaimana? Kau menyukainya?" tanyanya yang sudah sibuk melahap makanannya.
"kau memesankan hati sapi?" tanyaku heran. Memang kelihatannya enak sih, aromanya yang harum, menggodaku untuk segera melahapnya.
"bukankah kau tidak punya hati? jadi setelah kau memakannya kau bisa langsung memiliki hati baru." Ucapnya sambil menahan tawa.
"dengan hati sapi?" tanyaku sambil tertawa, Diapun langsung tertawa setelah menahan tawa sejak tadi. Alhasil kami berdua tertawa bersama seperti orang gila. Dan orang-orang menatap heran pada kami berdua.
Setelah lama menyantap makananku, aku segera beranjak dari tempat dudukku.
"mau kemana?" tanyanya."ke kamar mandi. mau ikut?" tanyaku sambil tersenyum mengejek.
"wahh, kau menginginkannya di kamar mandi? baiklah, dengan senang hati, aku tidak mungkin menolak rezeki." Ucapnya dan langsung berdiri.
Saking semangatnya badannya yang atletis dan kuat itu menabrak meja yang ada didepannya. Alhasil, semuanya terjatuh dan berhamburan dilantai. Akupun tertawa dalam hati. mungkin inilah saatnya aku melarikan diri dari lelaki itu yang sibuk membereskan kekacauan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMN!! He's Crazy
Romance[CERITA INI, BELUM DI REVISI] Rencanaku kali ini, kabur dari rumah lalu menjalankan kehidupan baruku dengan tenang dan bahagia selamanya. Namun apa jadinya jika aku bertemu pria gila yang menganggapku sebagai calon istrinya, bahkan kami baru saja...