Ini cerita keduaku. Jadi author berharap kalian gak pelit voment, supaya author makin semangat nulisnya. Silahkan dibaca dan silahkan beri tanggapan tentang cerita ini.. okeee????
Apa itu cinta? Apakah kalian percaya? Apakah kalian menikmatinya? Apakah kalian bahagia dengan cinta? Jika jawabannya ya. apakah cinta selalu membuatmu bahagia? Apakah cinta pernah membuatmu menderita? Apakah cinta pernah membuatmu menangis?
Intinya, cinta itu menyakitkan. Aku sudah merasakannya, bahkan aku masih merasakan sakit dari hadirnya cinta.
Lelaki yang sangat kucintai, bahkan menghianatiku. 4 tahun, bukanlah waktu yang sedikit untuk membina cinta. Aku sudah mengenalnya dari umurku masih 12 tahun, bahkan kami sudah dijodohkan saat itu juga. kami saling mencintai, tapi kebahagiaan tidak memihak padaku. dia pergi, dan aku sendiri.
Siapa yang bisa kusalahkan saat ini? apakah aku? Apakah dia? ataukah cinta?
Sesekali aku menyeka air mata yang terus saja mengalir dari kedua mataku. Aku sungguh tak sanggup, aku ingin menghilang dari muka bumi ini. Apa yang akan mereka pikirkan, jika hari pernikahan yang tinggal 4 hari lagi, harus dibatalkan secara tiba-tiba. Sedangkan lelaki brengsek itu, pergi entah kemana.
"aku akan meninggalkanmu, seperti kau meninggalkanku!" ucapku mantap dan segera keluar kamar, namun langkah kakiku terhenti saat aku melihat gambar yang terpajang di dinding kamarku.
"sepertinya impianku segera terkabul. lihat saja nanti, aku pasti akan kesana." ucapku penuh tekad, dan segera keluar kamar untuk makan malam bersama keluargaku.
"sayang, cepatlah sini. Ibu membuatkan makanan kesukaanmu!" ucap ibu riang. Akupun menatap semua makanan di depan mataku sendu.
"ehmm,, mungkin ini terakhir kali ally akan makan bersama ibu dan ayah." Ucapku mantap.
"apa maksudmu, alliandra?" tanya ayah, dengan keningnya yang sudah mengkerut. Oke, ally you must tell them.
"ally, akan pergi ke brazil. Ally ingin memulai hidup baru disana." Ucapku dengan tegas.
"jangan bercanda kamu. mana mungkin, ayah mengizinkannya. Anak ayah, tidak bisa pergi dari kota ini sampai kamu memiliki pendamping hidup yang bisa menjagamu, ally. Maafkan ayah, tapi rencanamu itu tidak bisa ayah terima." Ucap ayah tegas, akupun sempat menunduk saat mendengar perkataannnya. Lagi-lagi ayah mengungkit tentang pasangan hidup, Aku sudah muak mendengarnya. Jika saja dia tau alasan sebenarnya aku memutuskan pernikahan ini, pasti dia tidak akan mendesakku seperti sekarang.
"sampai kapanpun aku tidak akan menikah lagi. buang pikiran ayah untuk menjodohkanku dengan anak teman ayah. aku tidak mau lagi menderita, aku ingin bebas!" ucapku dengan nada meninggi. Ayahpun terlihat marah di depanku. Mungkin ini hanyalah rencana bodoh untuk meminta izin pada ayah. Dia terlalu overprotectif dan menganggapku layaknya anak kecil yang berusia 3 tahun.
"terserah saja. Tapi ayah tidak akan mengizinkan rencana bodohmu itu." akupun segera bangkit dari kursi makan dan berlari menuju kamarku, aku menguncinya dan segera berbaring dikasurku, aku benci dengan perlakuan ayah yang tidak bisa ditoleransi lagi.
***
Siang telah digantikan sore. Rencanaku kali ini, bukanlah untuk melawan kehendak ayah yang takkan pernah berubah. Aku hanya akan refreshing dan mencoba mencari kebahagiaanku yang lama telah hilang.Setelah memutuskan untuk bersantai di cafe milik sahabatku Gia, aku langsung memesan ice lemon tea dan pancake apel.
"sudah lama menunggu?" Ucap seseorang yang tak lain adalah gia. Sahabatku sejak kecil, akupun segera memeluknya dan langsung menyuruhnya duduk dihadapanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMN!! He's Crazy
Roman d'amour[CERITA INI, BELUM DI REVISI] Rencanaku kali ini, kabur dari rumah lalu menjalankan kehidupan baruku dengan tenang dan bahagia selamanya. Namun apa jadinya jika aku bertemu pria gila yang menganggapku sebagai calon istrinya, bahkan kami baru saja...