i can't start it

306 70 59
                                    

Di mulmed,gambarnya cowok yang sering gangguin ally. Agak rese sih,tapi mukanya nggak kok.

Kulirik arlojiku yang menunjuk angka 2. Aku baru sampai diapartemenku pada jam 2 pagi, setelah berjalan sedari tadi dengan langkah setengah terseret akibat luka yang ada di sepanjang lutut dan betisku.

Ini semua karena batu sialan itu, dan preman-preman bodoh itu. huhh, aku seperti ingin rubuh saat ini.

Langkah kakiku terhenti saat aku melihat pria gila yang tinggal disamping apartemenku sedang tertidur di kursi yang terletak antara pintu apartemenku dan pintu apartemennya.

Dengan perlahan aku membuka pintu agar tidak membangunkannya. Namun, usahaku sia-sia saat kedua matanya terbuka secara tiba-tiba dan langsung menatapku.

"apa yang kau lihat?" tanyaku dengan tatapan tajam. Nampak matanya masih tak lepas dariku.

"melihat gayamu yang seperti patung dinosaurus." Akupun menatap diriku sekilas, dan langsung mengubah posisi berdiriku yang awalnya masih memasukkan kunci dengan posisi siaga tanpa bergerak, karena takut pria ini bangun.

"kenapa kau tidur diluar?"

"menunggumu!" ucapnya sambil berdiri untuk berhadapan denganku.

"mengapa kau menungguku?"

"siapa yang tidak gelisah, jika calon istriku belum pulang sampai larut malam." Ucapnya sambil menatapku dengan menyelidik.

"apa yang kau lakukan sampai pulang malam?" tanyanya sekali lagi.

"apa urusanmu denganku? lagipula, aku tidak mungkin menjadi istrimu."

"kenapa? apa aku terlalu sempurna untukmu?" tanyanya dengan nada pede. Cuihh,, bukan terlalu sempurna, tapi terlalu gila.

"terserah saja. Aku ingin tidur!" ucapku dan langsung masuk kedalam apartemenku, namun tanpa diduga pria gila itu langsung masuk dan duduk di sofa ruang tamuku.

"apa yang kau lakukan disini?" tanyaku dengan tampang sangar.
"menemanimu tidur!" ucapnya santai.

"APA??"

"aku ingin membiasakan calon istriku untuk tidak tidur sendirian. Supaya saat kita menikah, kamu tidak kaku lagi!" ucapnya sambil tersenyum manis. sebenarnya aku sedang berhadapan dengan makhluk apa sekarang? kenapa dia begitu berbeda dari manusia biasa? Apa dia jelmaan setan, yang menggoda manusia?

"aku tidak tau kau siapa. Tapi siapapun dirimu, aku tidak ingin mengenalmu."

"baiklah jika itu maumu. Namaku, Rexi alexander. Khusus calon istriku, panggil saja Rex." Ucapnya sambil tersenyum lebar. Akupun menatapnya jengah.

"baiklah, karena aku bukan calon istrimu, silahkan keluar darisini. Tau pintu keluar kan?" diapun langsung menggeleng dan duduk kembali di sofaku.

"aku tidak tau." Ucapnya santai.

"pintunya ada disitu!" ucapku sambil menunjuk pintu keluar dengan jari telunjukku.

"aku tidak bisa melihat!" ucapnya yang sudah menutup kedua matanya.

"kalau begitu, pintunya ada di sebelah kiri sofa kecil itu, dan belok sedikit ke kanan, dan bukalah pintunya, lalu enyahlah dari sini!" ucapku sambil menahan amarah. Tahan emosimu ally, ini memang cobaan berat dari tuhan. Aku yakin pada kalimat ini, kalau badai pasti cepat berlalu. Ya, dia memang bagaikan badai yang muncul dalam hidupku.

"aku tidak bisa mendengar!" ucapnya sekali lagi, yang sudah menutup kedua kupingnya dengan telapak tangannya. Akupun yang mulai jengah, langsung menarik tangannya dan menuntunnya untuk menuju pintu keluar, namun tak disangka dia malah menarikku ke dekapannya dan langsung memelukku.

"apa yang kau lakukan?" bentakku sambil berontak dalam pelukannya.

"bisakah kita seperti ini terus?" tanyanya dengan suaranya yang mulai lembut. Sebenarnya dia ini kenapa? seperti berkepribadian ganda saja.

"bisakah kau membiarkanku mencintaimu?" tanyanya yang masih memelukku erat. Akupun yang sudah capek berontak, hanya diam saja sekarang.

"tidak." ucapku datar.

"bisakah kau membuka hatimu?"tanyanya yang tidak menyerah dengan sikap acuhku.

"tidak."

"bisakah kau tidak menerimaku?"

"tidak." diapun makin memelukku erat.

"terima kasih, sayang. Sudah mempercayaiku!" lohh, apa-apan dia ini?

"apa maksudmu?"

"bukankah kau mengatakan tidak?"

"tentu saja, lalu apa hubungannya?" tanyaku yang masih bingung.

"jika itu jawabnnya, berarti kau menerima cintaku." Akupun mencerna kata-katanya, dan sesaat tubuhku menegang. Aku ingat dia bertanya "bisakah kau TIDAK menerimaku?" lalu aku menjawabnya tidak secara spontan tanpa berpikir sebelumnya.

Dalam kata lain, dia mengatakan cintanya dengan cara sebaliknya, dan itu menjebakku. Ini pertanyaan jebakan!!!

"tidakk. Tadi, aku mengatakannya secara spontan." Ucapku mengelak, diapun langsung menggeleng cepat.

"aku tidak perduli tentang itu, yang penting sekarang kau menjadi milikku, SELAMANYA." Ucapnya dengan penuh penekanan di kata terakhir.

"terserah saja, sekarang lepaskan aku!" ucapku acuh.

"sampai kau bersedia menjadi kekasihku!"

"TIDAK." Ucapku cepat dan keras.

"kalau begitu, aku tidak akan melepaskannya."

"cepat lepaskan aku, kumohon!" ucapku. Aku merasa badanku mulai merasa pegal, sesak dan keram.

"bilang, ya. dan aku akan melepaskannya."pintanya. akupun berpikir sejenak. Aku hanya mengatakan YA, dan semuanya selesai. Lagipula terserah apa maunya, yang jelas aku tidak akan menganggapnya menjadi kekasihku.

"YA."ucapku dengan suara keras, tepat di depan telinganya. Diapun langsung melepaskanku, dan tersenyum lebar padaku. hah, lihatlah senyumannya itu, seperti ingin memakanku saja.

"semangat sekali menjawabnya. Aku jadi makin semangat juga membangun cinta kita saat ini!" hah, lihatlah dia sekarang. sok puitis,padahal nilai bahasanya pasti merah semua.

"Ya terserah kau saja. Yang penting kau cepat pergi darisini." Diapun mengagguk setuju dan langsung mengecup keningku.

"Besok aku ingin mengajakmu kesuatu tempat. Jadi bersiaplah untuk besok." Ucapnya yang sudah keluar dan menutup pintu apartemenku.

"Apapun katamu, aku tidak akan menurutinya." Ucapku dengan nada kesal. Dan berlalu untuk tidur.

***
Mataku langsung terbuka secara paksa saat seseorang mengetok pintu apartemenku dengan keras.

Segera aku membuka pintu dengan malas, dan terpampanglah lelaki yang sangat enggan untuk kutemui. Dia sekarang sudah siap dengan pakaian santainya, kaos hitam dan jeans.

"Ayo kita pergi. Sudah lambat"ucapnya sambil menarik tanganku.

"Aku tidak mau. Lagipula aku masih memakai baju tidur."

"Tidak papa. Kamu terlihat manis jika seperti ini." Ucapnya yang sudah masuk kedalam lift sambil memegang tanganku erat.

"Sebenarnya kau mau membawaku kemana?" Tanyaku yang sudah memasuki mobilnya

"Rahasia. Tapi pasti kau akan menyukainya."ucapnya dengan nada misterius.

Jangan lupa voment yahhh

DAMN!! He's CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang