rio de jeneiro

281 72 26
                                    

Voment yahhh... ohh yaa. Baca juga cerita pertamaku. Judulnya the prince savior.
Happy reading...

Perjalanan menuju kota rio de jeneiro memang memakan waktu dan tenaga. Namun, semua terbayar saat melihat pemandangan yang sangat indah ini. saat ini memang sudah malam, dan kota ini bagaikan emas yang bersinar dikegelapan.

Kota ini sangat ramai, dan lampu-lampu yang berwarna kuning itu, membuat suasana disini terasa nyaman.

Segera aku mencari penginapan, yang sengaja berada di tengah pusat kota. Sambil sesekali memandang bangunan-bagunan yang ada di sekitar sini. Namun tiba-tiba seseorang menarik tanganku untuk segera berbalik kearahnya.

“siapa?” tanyaku sambil menaikkan sebelah alisku. Kutatap wajah lelaki didepanku ini, dengan tatapan datar.

“Aaron ferando. Panggil saja Aaron.” Ucapnya sembari menjulurkan tangannya kepadaku.

“alliandra peterson. Panggil ally saja!”

“mau mencari penginapan yah?” tanyanya sambil menatap penampilanku dari ujung kaki ke ujung kepala. Akupun yang tak suka ditatap seperti itu, segera merubah posisi berdiriku, agar tidak menghadap kearahnya.

“kau pasti pendatang baru disini?” tanyanya kembali, akupun hanya mengangguk kecil, sambil menatap sekelilingku, siapa tau aku mendapatkan penginapan, dan bisa segera meninggalkan lelaki ini.

“aku orang baik kok. Tidak perlu takut!” ucapnya kembali. Kini tatapanku beralih kearah papan besar yang bertuliskan “inn castella”. Akupun segera meninggalkan lelaki itu yang masih sibuk berceloteh tak jelas, dan segera menghampiri penginapan tersebut.

“selamat datang di inn castella. Ada yang bisa saya bantu?” tanya seorang wanita paruh baya sambil tersenyum ramah padaku. tampak wanita yang sudah berumur ini masih cantik, dan kulitnya masih sangat mulus dan putih.

“jangan bengong saja, kalau melihat ibuku. Dia memang cantik!” ucap seseorang yang berada disampingku. segera aku melihatnya, dan tak kusangka lelaki itu adalah Aaron yang bertemu denganku di luar sana. sejak kapan dia berada disini?

“huss, Aaron. Dia adalah tamu, bersikap sopanlah padanya!” ucap wanita itu memperingati.

“ehmm, saya ingin memesan satu kamar. Untuk waktu seminggu!” ucapku ramah. Sepertinya waktu seminggu, bisa membantuku untuk mencari tempat tinggal baru disini.

“tentu nona. Ini kuncinya, kamar 18!” ucapnya sambil memberikan kunci kamar kepadaku, akupun segera mengambilnya dan pergi menaiki tangga, setelah berucap terima kasih dan membayar uang sewa kamarnya.

“mau kuantarkan?” tanya Aaron, yang sekarang telah berjalan disampingku.

“terima kasih!” ucapku datar. Tampak dia segera mengambil alih jalan, untuk berdiri di depanku. Dan tak lupa mengambil alih koper yang sedari tadi kubawa. Setelah lama berjalan, akhirnya kami tiba di depan pintu yang bertuliskan angka 18.

Diapun segera memberikan koperku, dan pamit pergi setelah itu. aku tersenyum tipis saat menatap pemandangan kota ini di malam hari, membuat hati menjadi tenang dan pastinya senang. Setidaknya aku bisa melupakan kejadian itu.

***
“good morning brasil..” teriakku, saat membuka jendela kamarku, aku tersenyum senang melihat kota ini di pagi hari, yang ternyata jauh lebih indah saat di malam hari.

Segera aku keluar dari penginapan itu, dan berjalan-jalan di sekitar sini. Setidaknya aku harus mengenal jalan, jika aku ingin tinggal disini.

“butuh pemandu jalan?”tanya seseorang yang tiba-tiba berada disampingku. akupun menatap wajah orang itu yang tak lain adalah Aaron.

Sejujurnya aku bingung dengan dirinya yang selalu muncul secara tiba-tiba di sampingku. Apa dia hantu??

“diam, kuanggap setuju!” ucapnya sekali lagi, dan langsung menarik tanganku mengikutinya.

“lepaskan aku!” teriakku padanya sambil berontak, tampak dia hanya tersenyum manis padaku tanpa melepaskan genggamannya di tanganku.

“aku ingin memperkenalkan padamu, tempat yang indah disini.” ucapnya yang telah menaiki motor besarnya. Akupun yang masih tidak percaya padanya, hanya menatap motor itu dengan tatapan enggan.

“tempatnya lumayan jauh dari sini. Lagi pula, aku tidak mungkin membawa lari pelangganku.” Ucapnya sekali lagi. akupun yang malas berdebat dipagi hari akhrinya menuruti kemauannya, dan langsung menaiki motor tersebut.

Cukup lama perjalanan yang kita tempuh untuk mencapai puncak. Segera aku turun dari motornya dan melihat pemandangan yang sangat indah dari sini. Kota rio de jeneiro terlihat jelas dari atas sini. Aku bisa melihat aktivitas orang-orang yang berlalu lalang di jalanan.

“ini adalah tempat penuh kenangan!” ucap Aaron yang berada disampingku. akupun menatap wajahnya yang sedang memikirkan sesuatu.

“memangnya ada apa dengan tempat ini?” tanyaku, dan mencoba untuk duduk. Diapun mengikutiku dan duduk disampingku.

“tempat nongkrongku bersama castella. Setiap hari kita pasti selalu menyempatkan diri untuk pergi kesini.” ucapnya, sambil menatap pemandangan kota dengan tatapan kosong.

“castella? Apa ada hubungannya dengan nama penginapanmu?” tanyaku heran.

“ya. Aku sengaja menamainya untuk gadis yang sangat berharga bagiku.”

“dimana dia sekarang? sepertinya aku tidak pernah melihatnya di penginapan.”

“dia sudah meninggal, Karena pria brengsek yang telah kabur darinya.” Ucap Aaron,dengan rahangnya yang mulai mengeras. Akupun terdiam sesaat, apakah castella berselingkuh pada pria lain?

“castella adalah adikku. Pacarnya pergi meninggalkannya saat castella hamil!” apakah castella hamil diluar nikah? Dan lelaki itu kabur, tanpa bertanggung jawab?

Mungkin aku masih beruntung, karena setidaknya aku tidak diperlakukan seperti itu pada Josh mantan tunanganku.

“dia bunuh diri.” ucap Aron sekali lagi dengan nada datar.

“maafkan aku, lebih baik jangan dilanjutkan jika itu hanya membuatmu sakit.” Ucapku, aku juga tak bisa berbuat apa-apa pada dirinya yang mulai menitihkan air mata.

“bisakah aku memelukmu?” tanyanya sambil menatapku. Akupun segera mengangguk tanda setuju. Tak lama dia langsung memelukku sambil menangis di pundakku. Aku tau sakit yang dia rasa, aku mengerti rasanya ditinggalkan orang yang sangat kau sayangi.

“castella beruntung memiliki kakak sepertimu!” ucapku sambil mengelus punggungnya menenangkan.

Setelah sekian lama, akupun mencoba untuk berdiri dan membersihkan celanaku yang kotor dari rumput. Namun, tanpa sengaja aku melihat seseorang yang tampak sedang menatapku dari balik semak-semak.

Dia memang berdiri, jadi sebagian badannya terlihat jelas. Namun sayang wajahnya tidak bisa kulihat, karena dia memakai kacamata hitam dan topi, lalu ditutupi lagi dengan tudung jaketnya yang kebesaran. Penampilannya yang serba hitam membuatku berpikir bahwa dia adalah orang jahat.

“Aaron, apakah kau pernah melihat orang itu?” tanyaku, sambil menunjuk kearah semak-semak tersebut, namun sayang sosok misterius itu sudah menghilang bagaikan angin.

Siapa dia?

Jangan lupa voment guyssss

DAMN!! He's CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang