#Part 13

5K 185 2
                                    

Pras's POV
Hari demi hari gue lewati seperti biasa. Tapi gue ngerasa ada yang beda sama diri gue semenjak kejadian silam pas Sandra ngeluarin semua unek-uneknya. Gue jadi sering mikirin dia, ngelamunin dia bahkan nggak tau kenapa, dan selalu terngiang ucapan Sandra waktu itu.

Melihat orang yang kau cintai romantis dan bercanda tawa dengan wanita/lelaki lain didepanmu. Apakah kamu pernah merasakan? Aku mohon kamu mengerti. PLEASE UNDERSTAND IT HURTS.

Gatau kenapa kalimat itu bikin gua jadi sebra salah. Gue sekarang jadi sering ngajakin dia jalan. Sering ngelakuin hobby nya. Coba buat ngebales semua perasaan dia ke gue.
Hingga akhirnya, gue mutusin buat ga nyakitin dia lagi dengan cara gue fokusin segala hal cuman tentang dia. Gue pengen mengenal dia lebih jauh dan sepertinya gue udah mulai jatuh hati sama Sandra. Dia itu baik banget, dia sering banget ketawa didepan gue, selalu nyambung diajak ngomong, selalu senyum didepan gue ya walaupun gue juga tau kalau gue ngomong suka kadang bikin krikk!!. Dia juga selalu ngebawain gue bekal makanan berupa nasi goreng bikinan dia sendiri dan gue akui rasanya ENAK banget. Sumpah baru kali ini gue ketemu sama cewek kayak dia. Dia beda banget sama cewek-cewek yang suka ngejar-ngejar gue.

Goblok banget ya gue. Ga peka sama orang yang kaya Sandra. Super sabar, pinter, cantik, lucu, dan menarik.
Pras's POV OFF

********

"Gimana Pras, nasi goreng nya enak nggak ? " Tanya Sandra

"Enak kok, enak banget malah. Sumpah ya, ternyata kamu itu jago masak hehe." Gue makan nasi goreng bikinan Sandra dengan lahap.

"Diabisin ya nasi goreng nya." Sandra tersenyum

"Pasti Ndra."

"Ehhh bro. gue cari-cari ternyata ada disini. Pacaran terus Lo. Hahaha." Lagi-lagi si Ray ngerusak moment gue sama Sandra. Semprul tuh bocah. (disini Ray cuman sebagai peran pembantu jadi dia ga ngaruh-ngaruh banget. Maaf baru nonggol juga)

"siapa yang pacaran Ray ? aku sama Pras Cuma lagi ngobrol aja kok sekalian nemenin Pras makan nasi goreng."jawab Sandra dengan lembut

"oh gitu, ehh kapan-kapan bikini buat gue juga dong hehehe."

"oh lo mau ? ya udah besok gue bawain buat lo juga ya. Ohiya, gua harus ke perpus nih, mau balikin buku. Gue duluan ya."

****

Cinta memang sebuah perasaan
Kejujuran dan pengorbanan
Kesetiaan dan kepercayaan
Yang takkan pernah habis dikaitkan

Sandra masih saja menemani dinginnya angin malam dan tetesan gerimis yang mengiringi malam ini. Bulanpun enggan menemani langit yang mendung, namun gadis ini seperti tak pernah bosan memandangi langit. Baginya langit adalah harapan manusia. Harapan yang menyimpan semua kehidupan. Tanpa langit mungkin dia takkan pernah mengerti kehidupan.

"Ndra, kamu dimana nak?" ucap seorang wanita paruh baya yang membuka pintu kamar Sandra.

"Aku disini mama"

"Loh kok kamu diluar sih nak? Ini gerimis loh nggak baik buat kesehatan kamu. Mama gamau kamu kenapa-napa nak" ujar mama Sandra membelai rambutnya dan menuntunnya menuju kamar.

"Kamu udah minum obat?" Tanya mama dan dibalas gelengan kepala oleh Sandra.

"Tuh kan, kalau kamu nggak minum obat kamu nanti ga sembuh. Tau kan akhir-akhir ini penyakit kamu suka kambuh gitu gara-gara kamu terlalu stress. Minum dulu nih" perintah Mama Sandra menyodorkan segelas air dan beberapa botol obat.

Sandra's POV
Seperti biasa aku melihat indahnya mala mini dari balkon kamarku. Meski mendung menutupi bintang malam ini dan membuatku tidak bisa melihat indahnya sinar bintang-bintang itu dilangit sana. Tiba-tiba mamaku masuk ke kamarku, untuk apa? Pasti untuk menyuruh meminum obat-obatan yang hampir aku bosan meminumnya ya walaupun aku tau hanya akhir-akhir ini aku meminumnya. Tapi, dahulu aku sering meminumnya karena penyakitku. Saat aku merasa baikan kata dokter aku berhenti meminumnya. Dan akhir ini harus meminumnya lagi. Aku hanya bisa bergantung kepada obat dahulu dan sekarang untuk bertahan. Karena dokter bilang, umurku memang tidak akan lama didunia ini. Tapi syukurlah 6 tahun ini aku masih bisa bertahan. Tapi entah tahun kedepannya apakah aku masih bisa bertahan atau sebaliknya?
Sandra's POV END

Mama Sandra menyelimuti tubuh anaknya dan mematikan lampu. KLIK.

"Semoga kamu masih bisa bertahan nak, mama masih membutuhkanmu dan belum siap kehilangan seseorang sepertimu. I love you" ucapnya sembari mencium kening anaknya.

Please Understand, It HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang