Dear Diary

4.3K 153 1
                                    

Dear diary...

Maaf, mungkin kamu bosan ku menuliskan kata itu. Maaf mungkin kata itu juga yang harus kukatakan padanya. Dan sekali lagi maaf untuk semua hal yang tak berarti selama ini. Meski ku tahu kata maaf tak bisa lagi mengembalikan air mata dan rasa sakit yang terlanjur telah tercipta diantara kisah kami berdua..

Mungkin hal ini berat buatku ceritakan kepadamu My diary, dia juga telah membuatku sedikit kecewa. Terlalu cepat dia berubah. Hmhmm, mungkin perasaan ini memang terlalu dalam padanya, tapi ku tak tahu harus mengadu kemana. Kurasa dia mulai menjaga jarak denganku dan itu membuatku sedih. Tapi di satu sisi aku mengerti karena ku rasa dia tak mau membuatku kecewa. Aku benar-benar merasakan pengertiannya bahkan di saat seperti ini..

Aku tak tahu kenapa ku menangis, tapi aku sedih ketika melihatnya sakit dan tersakiti. Aku merasakan apa yang dia rasakan saat menerima itu. Aku tak pernah ingin dia di sakiti apalagi sakitnya itu karena aku, aku hanya ingin dia bahagia tidak lebih. Aku bahagia saat melihatnya tertawa bahagia. Aku menyayanginya namun tak pernah ingin memilikinya lebih dari ini. Aku hanya ingin melihat senyum itu keluar dari bibirnya walau ku tahu senyum itu tak pernah untukku dan karena aku. Namun aku bahagia karena senyuman itu..

Aku merasa sayang ini benar-benar hadir sebagai cinta. Rasa tak ingin dia hilang sedikitpun dari hidupku. Mengapa begini? Aku tak pernah ingin begini karena ku tahu dia menyayangiku hanya sebatas sebagai teman tidak pernah lebih sedikitpun.

Cinta yang salah kurasa! Aku tak peduli bila dia tak pernah mencintaiku yang aku tahu aku mencintainya. Aku tak pernah mengerti mengapa seperti ini. Yaa, hanya dia. Aku menyayanginya walaupun dia tak pernah membalas rasa sayangku padanya. Dan pernah ku berfikir jika mencintainya memang terlalu sakit untukku lakukan, aku akan mencoba membencinya walau ku tahu ku takkan bisa. "Aku mungkin sakit jika melihatnya tersakiti. Kumohon jangan pernah sakiti dirinya jika tak ingin aku sakit dan jangan lukai dirinya jika tak ingin melihatku menangis." Kamu tahu my diary? Kata-kata itu yang selalu kuucapkan kepada kedua malaikat yang setia menjaga di sampingnya, saat dia tersenyum ketika pandanganku mengarah padanya seolah-olah aku ingin senyum itu takkan pernah hilang darinya. Aku mencintainya, memang benar-benar mencintainya..

Aaaaarrrrrggghhhh, aku bingung dengan hatiku, hatinya, dan cinta ini. Semuanya tak pernah jelas karena akupun tak pernah membuatnya menjadi lebih jelas. Yaa, kemarin saat aku berada di hadapannya, saat dia menatapku, saat itu aku merasakannya. Merasakan getaran cinta yang kembali hadir di hatiku, memupuk subur bunga lili putih yang kutanam di hatiku. Namun sayang, bunga itu punya musim tumbuh, kadang bunga itu mekar namun kadang bunga itu layu.

Entah sampai kapan aku bisa bertahan seperti ini dengan wanita yang tak pernah menginginkanku hadir di hidupnya, wanita yang tak pernah mengerti akan perasaanku terhadapnya..

Aku tak pernah bisa menjadi diriku di hadapannya sebagaimana aku takut untuk mengakui aku menyayanginya. Mungkin dia tahu aku menyayanginya namun dia tak tahu rasa yang lebih kuat dari sekedar rasa sayangku padanya. Harusnya aku pun sadar sakitnya mencintai tanpa dicintai. Dia, mungkin mengerti, namun hanya sedikit, sedikit sekali yang dia mengerti tentang aku. Aku tak sanggup menatapnya dan aku rasa dia juga tak ingin lagi menatapku.

Hmhmm, memendam rasa itu memang sakit, apalagi terhadap seseorang yang sangat kita sayangi. Aku lelah terus begini selalu menahan pedih hati ketika melihatnya tersenyum diantara tangisan hatiku..

Jujur aku ingin selalu menjaganya di saat dia sakit, di saat dia sedih, dan di saat dia sendiri. Tapi aku sadar bukan aku yang dia harapkan ada di sampingnya saat itu. Yaa, aku memang pandai mengelak saat aku mengatakan kata "Biarlah!!" bukan berarti aku tak peduli tapi aku mencoba menutupi rasa yang terlalu dalam padanya agar dia tak tahu rasa hatiku yang sebenarnya. Baginya mungkin kata itu terdengar kejam namun bagiku kata itu sangatlah berarti, ini caraku untuk sedikit tak mempedulikannya..

Please Understand, It HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang