First love #2

24 0 0
                                    

Suara bel benar-benar mengusik tidur nyaman Allegra, Allegra merutuki siapa yang berani mengganggu nya sepagi ini. Seharusnya mereka mengerti jika sudah tidak di buka kan pintu maka harus pergi. Tapi tak lama setelah itu bel tidak lagi berbunyi, Allegra tersenyum simpul dan kembali melanjutkan tidur nya, sebelum di kejutkan oleh suara seseorang yang membuat Allegra membuka matanya sempurna.
"Pagi queen? Mau sampai kapan kau tidur dan membiarkan aku menunggu di luar?"
"Sebentar lagi, aku mohon..." Gumam Allegra dengan suara serak khas orang bangun tidur. Seorang yang memperhatikan hanya bisa tersenyum simpul. Tak lama setelah itu Allegra terlonjak kaget dan langsung terbangun.
"Oh my god, apa yang kau lakukan di sini? Tidak bisa sopan kah kau,?" Gerutu Allegra geram karenan tidur berkualitas nya terganggu.
"Sorry, tapi kau tidak mau bangun dan membukakan pintu untuk ku"
"Kau gila, sepagi ini dan kau menggangu tidurku, ada keperluan apa kau datang ke sini Dave"

" Aku merindukan mu"
"Ayolah Dave, kau selalu berbicara seperti itu"
"Hehe oke aku hanya bercanda, aku ingin mengantarkan ini" ujar Dave sambil membarikan kartu undangan resepsi pernikahan. "Apa ini? Dari siapa?" Jawab Allegra sambil mengambil undangan itu,saat melihat nama jelas dalam undangan itu Allegra menegang, satu minggu lagi Resepsi Damian dengan Kayle. "Sekarang kau boleh keluar, cukup sudah kau mengagetkan aku" sahut Allegra dingin
" Oke, dan jangan pernah lupa untuk mengunci pintu apartemen mu"
"Ya" Allegra masih memandangi undangan itu, Air matanya kini telah mengalir sempurna, rasa sakit yang coba ia lupkan kini kembali datang. Hampir seharian penuh Allegra menangis melupakan rasa lapar nya. Dia tidak bisa menetralkan pikiran nya, saat ini yang ada di pikiran nya hanya ada Damian, orang yang ia sangat sayangi. tiba-tiba dia sadar bahwa ada yang mengetuk pintu apartemennya. Sepertinya orang yang bertamu saat ini sangat tidak sabaran. Cklek.. Pintu apartemen terbuka dan betapa kagetnya Allegra siapa yang datang.

Allegra pov

Seharian menangisi Damian, ternyama membuat ku lupa segalanya, sekarang aku baru sadar ada yang mengetuk pintu. " Iya sebentar.. Tidak bisa kah dia bersabar sebentar" Cklek.. Pintu ku buka, dan betapa terkejutnya aku siapa yang datang. Aaaaaa... Dia berteriak melihat ku, memang nya separah itukah aku?
"Kenapa kau berteriak seperti itu, membuatku takut" gerutu Allegra
"Kau seperti hantu, yang baru mau menakuti, mengerikan sekali dirimu"
"Apa.. Kau bilang?! Mau apa kau datang kemari?"
"Kau tuan rumah yang buruk Miss"
"Oke.. Silahkan masuk Mr." Dasar tamu tidak tau diri, sudah mengatai aku hantu, sekarang mengatakan aku tuan rumah yang buruk, kau tidak tau kalau aku sedang tidak ingin di ganggu.menyebalkan.
"Jadi apa keperluan anda Mr.?" "Tidak kah kau membuatkan aku minum,? Dari kantor kemari itu sangat jauh"
"Siapa suruh kau datang kemari" jawab Allegra ketus
" oke kalau begitu aku kembali saja sepertinya kau tidak perlu berkas ini."
"Wait..wait.. Oke.. Oke.. Aku akan buatkan kau minum" sahut Allegra sambil berlari ke dapur dan langsung mengambil minuman kaleng.
"Ini..maaf karena hanya ada ini, aku belum belanja sekarang mana berkas nya?" Tanya Allegra " Aku sudah menyimpan nya di ruang kerja mu"
"What? Dari mana kau tau ruang kerja ku?"
"Itu gampang nona."
"Baiklah , sekarang kau bisa pergi"
" Tunggu..."
"Apa lagi Al?"
"Ikut aku" sambil menarik lengan Allegra, tanpa memperdulikan pakayan yang di kenakan Allegra.
....
Semilir angin menerbangkan rambut Allegra,menerpa pipinya yang merona dan menghapus airmatanya yang hampir mengering. Tapi semua itu membuat Allegra mengigil, bayangkan dia hanya mengunakan hotpant dan baju yang kebesaran menampilkan bahunya yang indah.
"Sepertinya kau butuh ini" ujar Alvian sambil memakaykan Jas pada Allegra. Mereka saat ini sedang menikmati indah nya sungai di London.
"Terimakasih" tiba-tiba Alvian memeluk Allegra dari belakang, sontak membuat Allegra menegang.
"Ap...a.. A..paan ini?"
"Hanya menghangatkan tubuh ku, karena sesorang aku harus melepas jas ku"
"Salah mu sendiri membawaku secara paksa" Allegra yakin wajah nya kini sudah semerah tomat.
" Kenapa kau selalu ketus padaku Al?"
"Hmm entah lah, aku juga tidak tau, mungkin karena kau menyebalkan,sudah aku mau masuk mobil saja" Jawab Allegra sambil melepaskan pelukan Alvian tapi Alvian bertindak cepat. Allegra kini berada di pelukan Alvian Dan mereka saling bertatapan. " A..l.. Le..paskan Aku"
"Aku suka sekali jika kau sudah merona seperti ini. Kenapa kau tidak bisa menerimaku? Kenapa kau tidak pernah bisa menurunkan nada suaramu jika bersamaku?"
"Aku... Aku... " Belum sempat Allegra menjawab sesuatu yang lembab dan hangat menyentuh bibirnya, Awalnya membuat Allegra menegang, dan tidak membalas ciuman Alvian, tapi permainan Alvian yang lembut dan menghanyutkan membuatnya membalas ciuman itu, tapi saat sedang menikati nya sekilas Ingatan Akan masalalunya muncul,memori yang berusaha ia luapakan kini muncul kembali, sontak membuat Allgra mendorong Alvian Kasar. Alvian yang terkejut akan hal itu awalnya dia ingin marah, tapi setelah melihat keadaan Allegra dia mengurunkan niat nya. Allegra tertunduk di tanah, tangan nya mengepal,dan saat mendongak ke atas Betapa terkejutnya Alvian dengan ekspresi wajah nya, matanya mengelap seolah marah ada kilatan kebencian, itu membuat Alvian bingung.
"(Apa sejahat itukah aku melakukan nya? Sampai dia marah)" Tapi saat Alvian akan menghampirinya Allegra histeris, dia berteriak minta tolong dan mengucapkan kata-kata yang memohon. Kejadian itu menarik perhatian pejalan kaki di sekitar nya. Alvian langsung membawa Allegra ke dalam mobilnya dan melesat menuju rumah sakit.
...
Di perjalanan Allegra terus menangis histeris tatapan nya kini kosong seolah menerawang jauh ke dalam masalalu nya. Alvian panik dan bingung harus melakukan apa dengan kecepatan di atas rata-rata Alvian melajukan mobil nya tidak peduli apa yang akan terjadi setelah ini, tapi sesaat Allegra mengenggam tangan Alvian erat dan memeluknya seketika Alvian memberhentikan mobil nya dan menerima pelukan Allegra.
"Dave aku mohon jangan tingalkan aku, Dave orang gila itu melakukan nya lagi.. Aku takut Dave, aku takut..." Ujar Allgera dengan menangis hampir membesahi kemeja Alvian. Alvian yang mendengar itu langsung menegang ada rasa sedih dan bersalah setelah mendengar perkataan Allegra, otak nya berfikir keras untuk mencerna ucapan Allegra. Kini sudah tidak ada lagi suara tangisan Allegra. Alvian langsung membawanya ke rumah sakit dan betapa terkejutnya Alvian setelah mendengar penuturan suster bahwa Allegra adalahh pasien tetap terapi psikis, dengan Trauma dan histeris, bahkan Allegra mengidap bipolar, yang saat ini sedang mencoba di sembuhkan. Allegra sudah di rawat di ruang rawat inap.
....

"Apa yang sebenarnya terjadi di sini, apa separah itukah aku melakukanya?" Alvian bergumam sendiri.
"Maaf anda keluarga pasien? Sapa seorang dokter
"Saya teman nya dok, keluarga nya belum saya hubungi karena saya tidak tau keluarganya" "Baiklah ikut saya ke ruangan, ada yang harus saya jelaskan mengenai keadaan pasien"
"Baik dok" Alvian pun mengikuti dokter pergi ke ruangan nya, sesaat melirik pada Allegra sekilas. Sesampai di ruangan dokter itu langsung menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

" Begini tuan, nona Allegra adalah pasien tetap kami, saat ini dia sedang melakukan terapi akibat traumatis. Nah sudah beberapa minggu ini dia tidak kembali karena merasa bahwa keadaan nya sudah sembuh, memang ganguan bipolar yang di alaminya berangsur membaik, tapi bukan berarti trauma psikologis nya sembuh, tidak ada yang bisa mengatakan itu karena trauma itu bisa muncul kapan saja, dalam kondisi apa saja, tergantung penderita yang menagkap setiap rangsangan yang dia terima. Saat ini pasien dalam kondisi yang sangat buruk, saya takut akan terjadi reaksi disosiasi dimana pasien akan mengalami kecemasan berlebih, histeris yang bisa melukai dirinya sendiri. "
"Jadi apa yang harus saya lakukan dok, dan maaf trauma yang di alaminya trauma karena apa?" Tanya Alvian
" Trauma karena pelecehan seksual dan pemerkosaan, jadi pasien masih belum bisa menerima sentuhan dari pria yang tidak di kenal nya, hanya orang-orang tertentu yang bisa dekat dengan nya. Jadi yang anda harus lakukan adalah menjauhkan pasien dari hal berbau seksualitas. Agar tidak memperburuk keadaan pasien" "Kalau seperti itu mungkin Allegra tidak akan pernah menikah dok?"
"Saya tidak bilang pasien tidak boleh menikah , hanya menganjurkan pasien dijauhkan dari hal berbau seks, karena kita tidak pernah tau bentuk seksualitas seperti apa yang bisa menyebabkan dirinya mengingat masalalu nya"
"Baiklah dok saya mengerti, tapi melakukan itu sama saja dia tidak bisa menikah"
" Anda bisa memulai nya secara perlahan, sampai dia mampu menerima anda , dan tubuh nya dapat menerima rangsangan dari luar, secara perlahan tuan Alvian."
"Hm baik lah Dok, terimakasih atas penjelasan nya"
"Sama-sama, untuk saat ini jagalah dia,jangan menyuruh nya untuk berfikir terlalu keras dulu" "Oke baiklah, kalau begitu saya akan kembali ke kamar nya. Terimakasih atas pemebritahuan nya"
"Bukan masalah, dan jaga lah dia"
" Baik.. " Albert adalah dokter yang menangani Allegra selama ini, dia tau betul kondisi Allegra, dia berfikir bahwa Allegra sudah bisa melupakan masalalu nya, namun dia salah, setelah bertahun-tahun dia tidak melihat Allegra histeris sekarang dia tau bahwa masalah yang di hadapi Allegra benar-benar berat karena terjadi saat dia masih berumur 4 tahun.

Between Love UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang