Sudah 2 hari Allegra tidak sadar Dave yang mengetahui Allegra menghilang kebingungan mencari kesana kemari handphone nya tidak bisa di hubungi, dia takut Allegra melakukan hal yang aneh karena dia tau kondisi hati Allegra yang sedang tidak bersahabat.
"Kau sebenar nya kemana, kenapa tidak ada kabar tentang mu."
Tiba-tiba saat Dave sedang marah-marah ada tlp masuk.
"Halo.. Bisa bicara dengan Dave?"
"Ya saya sendiri ini siapa ?
" Oh baguslah , kau kerumah sakit Allegra sekarang di rawat di sini."
"Hai, tunggu, kau yang waktu itu menelpon ku kan waktu Allegra tengelam di apartemen nya?"
"Datang lah"
Suara telephone sudah terputus tanpa basabasi lagi langsung menuju rumah sakit yang di tunjukan. Saat sampai di sana hanya ada suster, Dave benar-benar penasaran dengan orang yang mambawa Allegra ke rumah sakit orang yang sama yang dulu pernah membawa nya ke rumah sakit saat Allegra hampir tengelam.
....
" Bagaimana keadaan nya sus?"
"Kedaan nya stabil , masih menunggu pasien sadar"
"Baiklah"
Seketika itu Allegra sadar matanya langsung membulat nafas nya terengah-engah seperti habis berlari. dia berteriak sekencang kencang nya, membuat Dave kaget.Allgera berteriak sambil memohon.
"Tidaaaakkkk, jangan.. Jangan sentuh saya, pergi, saya mohon, arghhhhhhh..pergiiiii" seru Allgera histeris, Sambil melukai dirinya, mencakar kulit nya dan menarik-narik rambutnya hingga terbawa tangan nya, Dave yang menyaksikan itu panik,dengan segera dia memegangi tangan Allegra.
"Suster.. Susterr" pangil Dave setengah berteriak
Suster datang bersama dokter langsung memegangi Allegra di bantu dengan Dave, dokter langsung memberikan suntikan penenang kepada Allegra sekarang Allegra kembali tidur dengan tenang, suster yang melihat luka pada tangan Allegra langsung mengobati Allegra dengan membersihkan luka tersebut dan memberikan perban, setelah semuanya terkendali Dokter memberitahukan keadaan nya.
" Yang saya takutkan terjadi,pasien mengalami histeris yang berlebihan hingga membuat nya melukai diri sendiri nanti ketika dia bangun harap menenangkan nya, jangan sampai dia hiteris seperti ini lagi tuan."
"Baik dok, Dave, saya Dave, pangil saja saya seperti itu."
"Baik Dave. Saya permisi."
"Iya."
...
Allegra sadar saat malam menjelang tapi kali ini dia lebih tenang dan rileks.
"Kau seudah bangun swety?"
"Hmm iya, .............hah kenapa kau ada di sini?"
"Hahaha kenapa kau selalu seperti itu, telat menyadari keberadaan ku,"
.Allegra termenung melihat tawanya Alvian, dia baru melihat Alvian tertawa lepas
"Maaf aku tidak bermaksud seperti itu, mana Dave? Aku rasa tadi ada Dave?"
"Dia pergi karenena ada hal penting, hm Al aku minta maaf atas kejadian waktu itu, aku benar-benar menyesal, dan tidak tau bahwa..." Perkataan Alvian terpotong oleh Ciuman singkat Allegra Alvian benar-benar tidak menyangka apa yang di alami nya saat ini.
"Maaf tapi itu balasan dari ku karna kau beraninya mencuri dari ku."
"Hmmm maaf, apakah sekarang kau baik?"
" Jangan pernah membahas masalah itu lagi, aku membenci nya"
"Oke bukan masalah.., Apa kau sudah membaik?"
"Iya kenapa?"
" Jika kau membaik aku bersukur"
Masih dalam suasana termenung Alvian dan Allegra tengah asik dengan dirinya masing-masing, Alvian masih menikmati ciuman terakhir yang di berikan Allegra sesuatu dalam dirinya ada yang merasa tebangun, bahkan Alvian sempat mengerang, karena baru pertama kalinya dia merasakan seperti ini pada wanita yang hanya menciumnya sekilas, sejak pertemuan pertama nya dengan Allegra Alvian langsung terobsesi pada nya, ada hal yang di miliki Allegra tapi tidak di miliki oleh wanita lain dan fakta bahwa Allegra mempunyai traumatis yang akut membuat Alvian ingin segera menghilangkan trauma itu.
Sebenarnya saat menanyakan keadaan Allegra Alvian ingin mengajak nya untuk refreshing tapi di urunkan niat nya karena takut bahwa Allegra menolak semuanya dia benci dengan penolakan.
"Alvian... "(Teriak Allegra karena Alvian tidak menyaut ketika dia memangil nya.)
"Iya.. "
"Kau kenapa? Aku memangilmu,? Kau melamun? "
"Tidak, ada yang bisa aku bantu sweety? Yah.. Untuk menebus kesalahan ku?"
" Tidak ada,,, tapi...... Bisa kau membawaku pergi sekarang? Aku tidak tahan dengan rumah sakit"
"Apa??? Baiklah, tapi apa tidak akan berbahaya dengan dirimu?"
"Aku baik-baik saja" jawab Allegra dengan sedikit memohon
"Aku akan memastikan nya" jawab Alvian yang langsung menuju ruangan dokter.
"(Entah kenapa saat bersama nya ada hal yang tidak bisa aku jelaskan seperti keadaan bersama dengan Damian tapi ini lebih dari Damian.) Ya ampun tangal berapa sekarang?(Sambil melihat handphone nya)hah sukurlah masih ada 2 hari lagi, Damian aku benar-benar tidak mengerti dengan semuanya kenapa kau lakukan ini kenapa,, apakah kau tidak melihat perlakuan ku selama ini.." Seru Allegra setengah menangis air mata nya sudah menurun deras melewati pipinya yang pucat saat sedang menangis Alvian datang bersama dokter Allegra langsung menghapus airmata nya tapi Alvian bisa melihat itu.
" Seperti nya anda masih harus tinggal di sini satu hari lagi, akan lebih baik jika anda di sini saya takut terjadi sesuatu pada anda"
"Tapi dok" jawab Allegra karna dia sudah tidak tahan dengan suasana di sini suasana yang mengingatkan nya kembali pada jurang kehancuran di masa lalu.
"Bersabarlah..." Balas dokter Albert meyakinkan, dia bukan nya tidak tau bahwa Allegra tidak suka rumah sakit sebagai dokter dia mengetahui semua data tentang pasien nya termasuk fakta bahwa Allegra tidak menyukai rumah sakit tapi dia melakukan ini agar Allgera bisa terbiasa dan mulai bisa menyesuai kan diri dengan suasana rumah sakit.
"Hmmmmm baik lah"
"Kembalilah istrahat..."
Akhirnya Dokter Albert meningalkan Allgera dengan Alvian.
"Istirahat lah swety,, kau butuh itu"
"Iya.."
"Kenapa kau menangis? Apakah ada yang terasa sakit"
"(Bodoh memang nya aku anak kecil yang langsung menangis saat merasa sakit) tidak"
"Jangan bohong ada yang kau sembunyakn dari ku!"
"Hey sejak kapan aku mulai mencaritakan kehidupan ku padamu?"
"Tidak pernah, tapi setidaknya mungkin aku bisa membantu"
"Tidak ... Pergi lah, aku akan istirahat"
"baiklah, jangan merasa rindu jika aku tidak ada di sisi mu" Alvian keluar dengan perasaan bahagia, karena bisa melihat wajah Allegra yang memerah.Allegra pov
“kenapa aku bisa berada di rumah sakit ini ... banyak pertanyaan yang ingin aku ingat tapi sedikit-sedikit semuanya terjawab dengan ingatan ku mengenai kejadian malam itu bersama dengan Alvian. Dan Aku baru sadar berada di rumah sakit.Dave kau dimana kenapa kau tidak menemaniku. Lebih baik aku tidur kembali. Tapi di saat aku akan memejamkan mata ada seseorang yang menyapa ku
“kau sudah bangun swety?”
“iya.... hah kenapa kau ada di sini”
Aku tidak menyaari keberadaan nya dan selalu seperti itu Alvian seolah-olah hantu yang siap muncul kapan saja.
Saat itulah aku melihat tawa Alvian yang lepas dia sangat tampan, oh ya ampun kenapa aku bisa sepert ini entah kenapa sesuatu dalam diriku menyuruh untuk mengecup bibir manis Alvian karena dia akan membahas masalah yang ingin berusaha aku lupakan. Saat mengecupnya ada perasaaan yang tidak biasa aku jelaskan perasaan yang ingin terus menempel padanya dan tidak ingin aku lepaskan. Baiklah mungkin aku sedikit mesum tapi ini tidak pernah terjadi padaku ketika aku berada di sisi Damian dan aku tidak pernah berani untuk mencium orang lain selain Dave itu pun hanya sebatas pipi. Apakah aku mulai gila dan kewarasan ku sudah mulai hilang. Memikirkan nya saja membuatku pusing.
Dan aku baru sadar bahwa Damian sekarang budah mempunyai istri dan akan melaksanakan acara pernikahan. Oh ya ampun kapan itu berlangsung aku langsung melihat handphone ku syukurlah masih ada dua hari lagi.