Bandara Ngurah Rai ramai dengan banyak wisatawan mancanegara seperti biasanya, tidak mengenal musim apapun.
Diantara banyaknya orang-orang disana, Rhea, Carlos dan Gung Ai ada di dalamnya. "Ini boarding pass kalian. Hati-hati di jalan ya," kata Gung Ai sambil menyerahkan boarding pass mereka berdua tak ketinggalan tiketnya juga. "Jangan lupa untuk main-main kemari lagi setelah kalian menikah!"
Wajah Carlos yang sedari tadi murung dan kusut tak menentu akhirnya terangkat, "Menikah?"
"Iya, kalian tidak akan lama lagi akan menikah. Oke?"
"Tapi Gung, kita berdua--"
"Sahabat? Dan kalian berdua hanya berpura-pura untuk menjadi pasangan kekasih yang hendak menikah?" Tanyanya luwes. Rhea tersenyum kecil. Nyatanya memang begitu kan? "Percayalah, aku dapat melihat kalau kalian memang akan menikah setelah semua hal kacau yang kalian perbuat selesai."
"Terima kasih untuk waktu yang kau berikan ya, Gung Ai," ucapnya lalu memberikan pelukan hangat pada Gung Ai.
"Tentu saja. Ajik dan Raka akan sangat senang untuk menonton aksimu di sirkuit lagi pastinya."
"Sampaikan salamku pada mereka," balas Rhea, lalu Gung Ai mengangguk. Selanjutnya Carloa memeluk Gung Ai singkat, lalu mereka masuk ke dalam untuk boarding.
-----
Sampai di Jakarta, mereka berdua di jemput oleh David, lalu segera di menuju ke Regium, tempat Leo bekerja sekaligus tempat ayah Carlos di rawat.
"Kita harus cepat mengambil tindakan, karena seperti yang sudah di jelaskan tadi, keadaan ayahmu akan semakin parah," jelas Dokter jantung yang menangani ayahnya Carlos, "Ibumu juga sudah setuju untuk operasi ayahmu, namun karena yang membiayai semuanya adalah kau, jadi ibumu hanya menyerahkan semua keputusannya padamu."
Sementara di dalam Carlos diberi beberapa kata mutiara oleh Dokternya, Rhea, David dan Kris berusaha menenangkan ibunya Carlos.
Walaupun Carlos sudah berbicara cukup lama dengan Sang Dokter, sepertinya ini akan lebih sulit lagi karena Carlos terus bersikeras untuk membiarkan ayahnya begitu, membiarkan ayahnya mati secara perlahan.
Saat Carlos keluar, mereka bertiga beserta ibunya sudah menyambutnya.
"Bagaimana? Kau setuju untuk operasi ayahmu kan, Los?" Tanya Yuni sambil berlinangan air mata. "Ibu tidak bisa hidup tanpa ayahmu, Nak."
Carlos mengeraskan rahangnya. Bisa-bisanya ibunya masih bilang tidak bisa hidup tanpa orang yang sudah menghancurkan impian keluarga ibunya. Yang Carlos tahu, Pedro, lelaki brengsek itu hanya menambah pilu dan sakit hati ibunya selama 30 tahun menikah dengan Pedro.
"Tidak. Biarkan saja dia meninggal." Tanpa permisi, Carlos meninggalkan mereka semua.
"Carlos! Kau mau kemana?!" Seru Rhea nyaring. "Biar aku ikut, Los!"
"Bukan urusanmu!!"
-----
Rhea yang kelelahan karena harinya yan cukup panjang itu masih harus mencari dimana keberadaan Carlos yang menghilag tanpa mau mengatakan sepatah katapun. Dia pun pulang ke rumah orangtuanya di Sentul, di antar oleh David.
"Wanna come inside?"
"Nope. Aku ada jadwal syuting untuk stok episode, kau masuk saja, biar aku balik sendiri."
Rhea mengangguk, "Kalau kau melihat Carlos, tolong beritahu aku ya?"
"Pastinya."
Rhea turun dari mobil David membawa koper dan barang-barangnya. Di dalam rumah, dia pun masuk dan bertemu dengan ayahnya, Sebastien. "Kau sudah pulang?" Tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Drama and The Racer Girl
General FictionCarlos Takamasa, a succesful script writer which had dated so many celebrities and actress. Hates his father very much and does not had any interest in marriage until he met Rhea Andrina, the racer girl, which was famous for her achievement in the c...