Onze

3.8K 300 1
                                    

"Halo, iya, Le? Bagaimana keadaan ayahnya Carlos?" Tanya Rhea dari suara di ujung telepon sana.

"Pasca operasi kata Dokter yang merawatnya semakin baik. Bahkan, ayahnya sudah bisa duduk."

"Syukurlah. Jangan beritahu apapun pada Carlos, oke?"

"Tentu saja, Rhe."

Rhea mengembagkan senyumnya yang merekah. Tidak peduli apapun yang Carlos akan katakan padanya. Tapi untuk saat ini Rhea sudah melakukan apa yang benar yang harus dilakukannya.

Setelah bertemu dengan Carlos di sirkuit Sentul minggu lalu, dia tidak melakukan kontak apapun dengan lelaki itu. Entah ke klub mana dan berapa banyak perempuan yang menjadi sasaran pelampiasan kekesalannya, Rhea tidak peduli. Lalu Rhea menghubungi Leo dan memintanya untuk mengoperasi ayahnya Carlos.

Kalau kalian berpikir Carloslah yang membayar, tentu kalian salah. Yang membayar semua biaya operasi, sampai biaya perawatan adalah Rhea sendiri. Dia hanya meminta Leo untuk melakukan pengecekan di rumah sakit kalau sempat.

Hari ini Rhea mendapat kiriman tiket dari Rapide sekaligus surat yang berisi bahwa ia harus kembali ke Perancis untuk latihan menjelang musim baru yang sudah semakin dekat. Tiket itu adalah tiket untuk penerbangan jam dua pagi, lusa nanti.

"Papa..." panggil Rhea dari balik pintu kerjanya, sambil mengetuk beberapa kali lalu masuk. "Pa, aku kembali ke Perancis lusa nanti. Ini musim terakhirku, dan setelahnya kontrakku di Rapide berakhir."

Sebastien tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja, Nak. Lakukan yang menurutmu harus kau lakukan. Papa hanya bisa mendukungmu. Oh iya, bagaimana dengan kabar Carlos?"

Rhea yang sudah l jengah mendengar nama itu akhirnya mengembuskan napas berat. "Pa, jangan sebut nama itu lagi!" Serunya. "Aku benci orang yang tidak peduli dengan ayahnya sendiri."

"Rhe, dengar Papa," kata Sebastien, seraya berdiri mendekati putri tunggalnya itu, "Papa sudah bertemu dengan ayahnya Carlos.."

"Kapan Papa menemuinya?" Potongnya.

"Kemarin, saat menemani Mamamu medical check-up. Tak sengaja Papa bertemu Leo yang sedang mengobrol dengan ayahnya Carlos. Ayahnya mengatakan, kalau dia berterima kasih kepadamu, karena sudah membiayai semua biaya operasi dan pengobatannya. Papa dan Pedro, ayahnya Carlos, sudah berbicara sebagai sesama lelaki dan dia pun sudah mengatakan kalau dia bersalah, karena sudah melakukan hal yang jahat sekali kepada istri dan anaknya."

"Lalu apa yang dikatakan Om Pedro?"

"Dia sangat berterima kasih karena kau mau menjadi kekasih, dan calon istri anaknya," jawab Sebastien, "Papa sendiri juga sangat bangga karena kau memiliki hati yang sangat baik."

Rhea tersenyum sekilas, tapi senyumnya pun memudar saat Rhea teringat akan kebohongan yang dilakukannya dengan Carlos di hadapan orang tua mereka masing-masing.

"Pa... bagaimana kalau sebenarnya aku dan Carlos bukan sepasang kekasih dan calon suami-istri?"

"Hmm.. maksudmu, kau sudah berbohong di depan Papa, Mama dan orangtuanya Carlos?"

"Maaf Pa," jawabnya, "Aku bingung, karena aku sudah berjanji pada Papa dan Mama untuk membawa seorang lelaki yang adalah calon suamiku ke Papa dan Mama saat aku berusia dua puluh enam tahun. Namun, aku baru saja putus dari kekasihku Dennis, yang berselingkuh. Kemudian aku pulang ke Indonesia dan mengunjungi café milik Kris, disanalah aku bertemu dengan Carlos, dan aku memintanya untuk membantuku. Tapi aku mencintainya Pa, aku mencintainya dari sebelum aku pergi ke Perancis dulu. Aku pikir aku sudah melupakannya tapi ternyata tidak. Aku tidak bisa melupakan perasaanku padanya."

Linangan air mata Rhea mulai mengalir, dia pun di bawa ke dalam pelukan Sebastien. "Sejak pertama Papa bertemu dengannya, Papa pun tahu ada tatapan yang berbeda saat dia menatapmu. Tapi karena kau bilang kau menyukai Alex, Papa tidak bisa melakukan apapun."

"Maksud Papa?"

"Lho, katanya kau mau mencari tahu sendiri kebenarannya? Masa sudah seminggu kau belum juga menemukan jawabannya, Nak?" Tanya Sebastien balik.

Rhea menyeka air matanya lalu pikirannya beralih ke Alex yang belum jua menjawab pertanyaannya yang waktu itu. Rhea pun melepaskan pelukan hangat ayahnya, dan keluar.

"Rhea! Kau mau kemana?"

"Papa pelit! Aku mau cari tahu kebenarannya sekarang!!"

-----

Rhea berhasil memarkir mobilnya dengan rapih di depan halaman Fons, lalu masuk ke dalamnya. Disana sudah ada David, Kris dan Leo.

"Dimana Alex?" Tanyanya cepat, tanpa memedulikan pelanggan Fons lainnya yang sedang berada disana.

"Dia mengantar Steffi ke bandara," jawab Leo, "Steffi pergi ke Singapura hari ini, jadi dia mengantarnya."

"Memangnya kenapa kau mencari Alex seperti ini Rhe?" Tanya David, karena melihat gerak-gerik Rhea yang sangat gelisah. "Duduklah dulu, biar kau menunggunya dengan tenang, Rhe."

Lima menit kemudian, Rhea melihat mobil Alex terparkir rapih di sebelah mobilnya. Dengan cepat, setelah Alex masuk, Rhea menghampirinya dan menanyakan hal yang selama ini menjadi teka-teki baginya.

"Katanya kau ingin bicara denganku? Ada apa memangnya Rhe?" Tanya Alex, "Aku bahkan belum sempat pulang dulu setelah mengantar Steffi."

"Tidak perlu basa-basi. Cepat jawab pertanyaanku. Kenapa kau menolakku terus dulu?"

Alex mematung, wajahnya berubah tegang.

"Kenapa Lex! Cepat jawab aku kenapa kau menolakku terus dulu! Apa karena Carlos menyukaiku?"

Alex tetap diam.

"Jawab Alex!!" Seruannya cukup keras, dan mereka kini menjadi pusat perhatian.

"Ya."

Kris, David dan Leo melengos, tak percaya dengan jawaban Alex.

"Ya. Iya, Rhe. Iya, Carlos sudah menyukaimu dari dulu Rhe. Dia menyukaimu sejak lama, bahkan sebelum kau menyatakan kau menyukaiku, dia sudah menyukaimu lebih lama dari itu. Aku akui kalau aku memang menyukaimu Rhe, tapi aku juga tahu kalau Carlos menyukaimu, bahkan sudah jauh lebih lama dariku, dan aku tidak mungkin mengatakan bahwa aku menyukaimu, padahal ada Carlos yang benar-benar menyayangimu!"

Rhea menumpahkan air matanya sekali lagi, "Kenapa?! Tapi kenapa kau harus menolakku juga Lex?"

"Karena kau tidak akan bahagia Rhe. Ada Carlos yang benar-benar mencintai dan menyayangimu dengan sangat. Aku tidak akan bisa menjadi lelaki yang mencintaimu sepertinya, dan yang melindungimu seperti yang dilakukannya juga. Carlos akan melakukan apapun untuk membuat kau senang dan bahagia. Itu yang aku tahu." Jawaban Alex sukses membuat Rhea menangis kencang, "Percuna saja kalau kau menjadi kekasihku, namun ada Carlos yang memiliki cinta lebih besar untukmu dari pada aku."

"Dimana?" Tanya Rhea di sela-sela tangisannya. "Dimana Carlos sekarang?!"

Alex diam, dia tidak tahu-menahu soal keberadaan Carlos. Namun David menjawab cepat, "Di Bandung."

Rhea mendekati arah suara itu. "Dimana alamatnya?"

"Berikan kunci mobilmu!" Seru David. Namun Rhea enggan memberikan kunci mobilnya pada David, "Aku yang menyetir. Tidak akan aku izinkan kau untuk menyetir dalam keadaan kacau seperti ini, Rhe."

Rhea akhirnya menyerahkan kunci mobilnya. Lalu David dengan satu gerakan cepat mengajaknya keluar.

"Sebaiknya kita berangkat sekarang sebelum jalanan semakin padat."

Rhea menurut dan mengekorinya.

"Hati-hati di jalan, Vid, Rhe," kata Kris, Leo dan Alex secara bergantian.

Mr. Drama and The Racer GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang