14. Obrolan sepasang kembar.

4.3K 344 1
                                    

Prilly menuruni mobil Ali dengan terburu-buru, ia takut jika dirinya terlambat. Tapi, sebetulnya bukan karena itu, ia tak ingin berlama-lama dengan Ali. Ia sedang marah sekaligus kesal kepada Ali.

Prilly menutup pintu mobil Ali dengan sangat kasar. Membuat siapapun di sekitar parkiran segera menoleh, termaksud Ali.

"Santai aja kale. Kalau rusak mobil gue, gimana?!" Gerutuk Ali yang baru saja keluar dari mobil.

"BODOAMAT!" Teriak Prilly tanpa berhenti melangkah dan menoleh ke arah Ali.

Ali mendengus pelan, ia tau Prilly marah soal kejadian tadi pagi. Tentu bukan hanya dirinya yang dimarah oleh Prilly. Reyhan, Reynand dan juga Eliza.

Prilly menginjak rantai kolidor sekolah. Baru saja ia menginjak rantai, sebuah suara tepatnya bisikkan terdengar di telingannya.

"Ternyata, dugaan gue bener,ya! Dasar munafik!"

Siapa lagi yang memanggil Prilly dengan sebutan munafik. Yap, orang itu Dhian.

Sebelum dirinya mendahuluin Prilly, Dhian menginjak kaki Prilly dengan sepatu sekolahnya yang ber-hak itu. Menyebabkan Prilly meringis kecil.

Prilly menatap kepergian Dhian, jujur ia rindu dengan sahabatnya itu. Ia rindu sifat bawelnya, ia rindu sifat kekanakkannya, ia rindu sifat lebaynya saat melihat cogan, ia rindu diperhatikan oleh Dhian. Namun kini, semuanya telah berubah. Sekarang, is tak lagi mengenal Dhian yang dulu. Ia tak menyaka seceoat itukah Dhian berubah.

"PRILLY, TUNGGUIN GUE!"

Sebuah teriak membuat dirinya tersadar. Siapa lagi kalau bukan, Ali. Ali berlari menghampiri Prilly.

Ali membungkukkan badannya kedua tangannya memegang kedua lututnya. Nafasnya sudah tak beraturan. "Ya elah, Prill. Kejam amat samague. Main ditinggalin aja"

Kini mereka berdua menjadi pusat perhatian, bagaimana tidak. Dua orang yang bermusuhan ini, kita telah akrab. Dan barusan, mereka berdua satu mobil.

Prilly tak menjawab. Dirinya melainkan menatap Ali dengan tatapan tajam.

Selesai mengatur nafasnya. Ali berdiri menatap Prilly. Sebuah tatapan tajam langsung menyerangnya.

"Kenapa,lu?"

Prilly masih menatap tajam Ali, "Jauhin gue! Gara-gara lo hubungan sahabatan gue sama Dhian berantakan," Kata Prilly kemudian berlalu meninggalkan Ali yang kebingunan.

...

"Hai, Dhian," Sapa seorang pria yang berpapasan dengan Dhian di depan kelas XII 2 IPA.

Dhian memberhentikan langkahnya, menoleh ke pria itu. "Alvin!"

Pria yang bernama Alvin itu tersenyum lebar, "Hey."

Dhian tak menjawab sapaan Alvin, dirinya segera mengubah ekspresinya menjadi dingin. "Jauhin gue, kalau lo cuma mau manfatin gue buat deket-deket sama Prilly. Gue bukan lagi sahabat Prilly."

Dhian kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas. Alvin menatap kepergian Dhian, sebuah senyuman terpasang di bibirnya.

Tiba-tiba saja sebuah tangan menariknya.

...

"Udah berapa kali gue bilang! Jangan mencoba balas dendam!" Kesal orang itu. Orang itu sedang berada di belakang sekolah dengan sang saudara kembarnya. Dirinya kini memarahi saudara kembarnya.

Sang saudara kembar hanya tersenyum lebar. "Percuma, karena permainan udah dimulai, Varo"

Varo mengacak rambutnya, "Al, Gue mohon. Tolong berhentikan permainanan lo ini! Permainan ini hanya membuat lo semakin menderita," Pinta Varo.

"Oya? Kita liat aja nanti. Siapa yang menderita. Gue atau keluarga brengsek itu!"

"Whatever. Kalau ada apa+apa sama lo, gue enggak mau nanggung. Yang terpenting gue udah peringati lo." Varo meninggalkan saudara kembarnya itu.

Tanpa mereka sadari, ternyata sedari tadi ada seseorang yang mendengar obrolan mereka.

"Ternyata ucapan lo bener, li"

...

Typo & Pendek? Mianhae.

Tau kok partnya jelek. Lagi bosan. Makanya jadi begini.  Jgn lupa vote & komentar. Target 200+, baru diketik (bukan update) hehehe :v. Ani pamit dulu. Bye...

[BGLS 1 Ver.baru] Mengejar CintamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang