Last chapter

4.7K 300 8
                                    

Prilly memandang pantulan dirinya di cermin hiasnya. Tubuh telah terbalut dress merah panjang lima senti diatas lutut tanpa lengan. Rambutnya ia biarkan terurai namun dibagian bawah rambut ia keritingkan. Sepatu high heels sekitar lima senti. Dan, terakhir, wajahnya hanya ia oles tipis make up.

Cantik? Jangan ditanyakan lagi. Sudah pasti ia sangat-sangat cantik. Tanpa berpenampilan seperti ini pun ia tetal cantik.

Walaupun ia tampil dengan cantik. Namun, raut wajahnya tak bisa di sembunyikan. Sedari tadi ia hanya berekspresi bermelas-melasan.

Ia berpenampilan seperrinya, sebab keluarga yang dijodohkan oleh Prilly akan datang makan malam bersama di rumahnya. Sekaligus membicarakan perjodohan.

Prilly teringat kejadian malam kemarin. Dimana Nathan menyatahkan perasaannya. Bukan hanya Nathan, tapi dirinya juga.

Biar pun mereka telah menyatahkan perasaan masing-masing, tapi status mereka tak berubah. Tetap sahabat. Disatu sisi, Prilly bersedih. Padahal ia berharap, ia dan Nathan akan msnjadi sepasang kekasih. Ya, ia mencintai Nathan.

Tapi, apa boleh buat. Ia telah di jodohkan. Perjodohan itu tak bisa lagi digugat. Bukan hanya dirinya. Tapi, Nathan pun juga telah dijodohkan.

Hah, bagaimana sekarang kabar Nathan?

Pintu terbuka. Prilly melihat Eliza yang berdiri di pintu. Eliza dapat rasakan perasaan Prilly sskarang ini. Tapi, apa boleh buat. Prilly belum mengertahui siapa yang akan dijodohkan.

Eliza berjalan menghampiri putri satu-satunya. Eliza memeluk Prilly sembari meminta maaf. Prilly yang seakan tak tega melihat ibundanya bersedih pun segera menenangkan Eliza.

Prilly juga berkata, "Mami engga usah merasa bersalah. Prilly udah menerima dengan tulus perjodohan ini. Mami sama Papi ngelakuin ini pasti buat masa depan Prilly."

Setelah mendengar pernyataan Prilly, perasaan Eliza sudah mulai tenang. Namun, jauh di lubuk hatinya. Timbul sebuah perasaan jika ia takut kehilangan putrinya. Ia segera membuang jauh-jauh pikiran jahatnya.

Eliza memberi tau kepada Prilly bahwa tamu telah datang. Dengan berat hati, Prilly berjalan menuju halaman belakang yang menjadi tempat untuk makan malam dituntut Eliza.

Saat sampai di meja tempat makan malam, Prilly terpaku melihat Nathan yang berada di hadapannya.

Nathan tak memasang ekspresi kagetnya melainkan tersenyum bahagia. Dia menyapa Prilly dengan tidak gagap.

Prilly memperhatikan penampilan Nathan. Penampilannya sangat berbeda. Ia memakai pakaian formal. Namun, yang mengundang kebingunan Prilly adalah, penampilan rambutnya yang berjabul. Hal itu membuatnya merasa familliar, walaupun kacamata itu digunakan.

Nathan tersenyum agak menyeringai. "Ternyata, ucapan yang gue bilang berapa minggu lalu, terkabul ya."

Prilly mengeryit bingung. Ini benar-benar bukan Nathan yang ia kenal. Orang itu berkata dengan tidak gugup dan selama ini Nathan tak pernah mengerluarkan dengan seringai.

Tapi, saat ia meluhat seringai orang itu. Sebuah bayangan orang muncul di benatnya.

Orang itu menggulurkan tangannya dan berkata, "kenalin gue ALIan NATHAN Marghetta, calon suami lo."

Deg.

"Ali?!"

"Yes. Gue Ali, musuh lo dari TK. Sekaligus gue adalah Nathan, sahabat lo."

...

Yey! Ending! Maaf kalau engga seru ending. Epilog? Ehm, nanti dulu deh. Mau dipikirin dulu alur epilognya.

COMING SOON [BGLS2 VERSI BARU] Come Back (Again)! Jangan lupa dibaca ya!

COMING SOON [BGLS2 VERSI BARU] Come Back (Again)! Jangan lupa dibaca ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini lagi masih pembuatan Prolognya. Semoga nanti kalian suka ya.

Oke, pamit dulu. Bye

[BGLS 1 Ver.baru] Mengejar CintamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang