7. Masker

6.2K 412 7
                                    

Prilly menuruni tangga lalu ia berjalan menuju dapur. Setiba di dapur Prilly segera mengambil gelas lalu mengisinya dengan Air

Prilly kemudian minum dengan sangat haus. Setelah tenggorakannya sudah tak kering lagi,Prilly menyimpan gelas tersebut ke tempatnya tapi saat ia menaruh gelas,sebuah tangan menyentuh bahunya.

Refleks,Prilly segera berbalik lalu meninju wajah orang itu. terdengar suara ringisan.

Selesai memukul orang tersebut Prilly segera menatap wajah orang itu. Alangkah terkejutnya ia saat melihat orang tersebut

"Nathan! Astaga!" Prilly kini menjadi panik,bagaimana tidak pipinya kini menjadi biru lalu hidungnya mengerluarkan darah.

"OMG!" Prilly segera menarik Nathan untuk duduk di kursi setelah itu ia pergi meninggalkan Nathan untuk mengambil P3K

Prilly berlari-lari sambil membawa P3K,Sapu tangan,dan ember yang berisi air. Ia tak perduli jika ia akan jatuh.

"Aduhh,maaf ya lama"

# # #

"Aduhh... Nat,sorry ya gue minta maaf banget udah bikin boyok lo. Lagian lo sih kenapa bisa ada di gue? Bukannya pulang!" ucap Prilly.

Nathan menatap Prilly dengan senyuman manisnya dan itu membuat dirinya dan Prilly merasakan jantung mereka berdegup kencang.

Dan tak lama kemudian Nathan tertawa kencang.

Prilly menatap bingung kepada Nathan "ada yang salah?"

"Hahha lo lucu banget sih kalau lagi marah apalagi panik,hahahha"

Prilly menatap terkejut kepada Nathan bagaimana tidak biasanya Nathan selalu berbicara gagap tapi tadi ia berbicara dengan lancar.

Nathan yang merasa Prilly hanya diam dan menatap dirinya "ada yang salah?" ujarnya menyalin kata-kata Prilly.

"Lo-- kok enggak gagap?"

Refleks,Nathan segera sadar dan mengerutu di dalam hati.

Bodoh! Lo! Bodoh! Mati gue guduh bilang apaan?

"Ehmm en-enggak. Sa-salah den-denger mung-kin"

"Oh" ucap singkat Prilly,sebetulnya ia tak percaya dengan omongan Nathan tapi ia hanya tak ingin membesarkan masalah.

Nathan bernafas lega saat Prilly percaya dengannya.

# # #

"OMG! GUE TERLAMBAT! HUH KENAPA ENGGAK ADA YANG BANGUNIN GUE SIH?!" Sebuah teriak yang menganggu orang-orang yang sedang bersarapan pagi.

Prilly menuruni tangga sambil merangkul tasnya. Kemudian Prilly berjalan menuju ruang makan. Dapat ia lihat keluarga ELIZABERT sedang bersarapan bersama. Tapi tunggu--

Di sana ada Nathan.

"Prilly! Kamu bisa enggak--"

"Enggak" sambung Prilly.

"Huh untung aja lo adek gue! Kalau enggak gue tinju juga!" ucap Reyhan sambil mengelus dadanya dengan sabar.

"Ustt udah!" erai Robert,sang ayah. "Oya Prilly,Nathan yang bakal anterin kamu ke sekolah"

"What?! Kok Nathan? Kenapa--"

"Udah ikut aja! mendingan sekarang kalian berangkat keburu telat"

# # #

Seperti kemarin,Nathan memakirkan mobilnya di parkiran sekolah. Lalu ia berpindah ke jok belakang untuk mengambil seragam miliknya. Setelah itu ia memakai baju seragamnya. Setelah semua sudah siap ia segera mengambil tasnya lalu keluar dari mobil.

Tapi sebelum ia keluar,ia memakai terlebih dahulu masker. Padahal ia lagi tak sakit atau berada di lingkungan berpolusi.

# # #

Prilly kini sedang berhormat pandangannya ke atas menatap bendera merah putih dan sebuah sinar matahari membuatnya harus mengedipkan mata.

Baru 10 menit ia berdiri di sini badannya sudah merasa pegal dan kepalanya sudah mulai sedikit pusing.

Ia akan berdiri menghormat kepada bendera selama jam istirahat berbunyi.

Tiba-tiba saja ia merasa ada seseorang di sampingnya yang juga berdiri menghormat bendera.

Sepertinya orang itu terlambat,pikirnya.

"Semoga enggak,Semoga enggak,semoga enggak" ucap orang tersebut mengecilkan volume suaranya agar tak di dengar tapi sayang Pilly mendengar ucapannya.

Prilly merasa sangat risih dengan suara tersebut segera menoleh menatap rang tersebut.

Tampak seseorang laki-laki yang sedang menutup wajahnya dari samping dengan tangannya.

Laki-laki tersebut mencoba mengitip ke Prilly. Ia terkejut karena pandangan Prilly sekarang kepadanya.

"lo kenapa? Kok kayanya panik banget liat gue?" Prilly mencoba Bertanya.

"En-enggak." balas orang itu tapi ia tak menatap wajah Prilly. Ia melainkan masih sibuk menutupi kepalanya dengan kedua tangannya.

"Oh. Eh--" ucapan Prilly terpotong saat sebuah teriak.

"ALI!" teriak seseorang menghapiri laki-laki yang berada di sampingnya.

Refleks,Prilly terkejut saat mendengar nama orang yang berada di sampingnya tersebut.

"Li,pinjem uang lo donk. Buat bayar utang kantin" ucap laki-laki yang tadi memanggil sebut saja ia Rio.

Ali bukannya menjawab melainkan memukul Rio "tai! Gara-gara lo,gue ketahuan bego!"

"Auww ampun! Ampun! Mak,ampun"

"Pergi lo! Pergi!" usir Ali. Rio pun segera lari.

Setelah Rio sudah jauh dari tempat mereka. Ali segera membalikkan badannya menatap Prilly yang menatapnya dengan sinis.

"Ternyata Alien bisa sakit juga heh" ucap Prilly menyidir Ali.

"Ih siapa yang sakit? Sorry gue enggak sakit!"

"Terus itu masker apaan?"

"Lo lupa? Kan tadi malam lo-- Allahuakbar!" Refleks,Ali segera menutup mulutnya hampir saja ia kejemposan.

"Maksud lo?"

"En-enggak.. Maksudnya kemarin gue kecelakaan"

"Kecelakaan? Gue enggak yakin,coba lo buka masker lo?!"

"JANGAN!"

Prilly tersenyum jahil lalu segera melangkah maju.

"Prill,please jangan buat macem-macem ini masih di lingkungan sekolah"

"Ih siapa juga yang mau buat macem-macem! Gue cuma pengen liat luka lo aja"

"Stop! Please jangan!"

Teriak tersebut membuat Prilly semangat menjaili Ali.

Prilly berlari mendekat Ali lalu ia segera melepaskan masker Ali dan...

"INIKAN...."

To be continued

A/N : maafkan jika banyak typo. Jangan lupa Vote dan komentar.

Yuhu,akhirnya try out enggak jadi yess di undur tanggal 14 maret,soalnya tanggal 9 kita libur ada nyepi sama gerhana matahari total! Kota Palu Dapet coyy! Tapi sayang,Katanya enggak boleh liat ke matahari pake mata telanjang nanti buta harus pake kacamata khusus.

Oke annyeong

Salam,

Mrs Lupa ingatan.

[BGLS 1 Ver.baru] Mengejar CintamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang