15. Pelukan yang nyaman

4.8K 371 11
                                    

Pak budi, guru pelajaran sejarah sedang mengajar kelas XII 2 Ipa. Yup, kelas Prilly, Ali, Dhian, dan Alvin.  Sudah kurang lebih 2 jam ia menjelaskan sejarah Kerajaan Mataran.

"Sebelun membicarakan sejarah berdirinya Kerajaan Mataram, kita harus berbicara lebih dulu tentang Kerajaan Demak. Kerajaan Deman didirikan oleh Raden Fatah, putra raja Majapahit, Brawijaya V, dengan seorang putri campa yang telah masuk islam, pada tahun--," Penjelasan pak Budi terhenti. Pandangan tertunjuk dibangku paling depan bagian terpojok dekat pintu. Ia memperhatikan murid pintar di kelas yang sepertinya tidak memperhatikan dirinya menjelaskan. Murid itu tampak memikirkan sesuatu, tatapan matanya kosong.

"Prilly," Panggil pak Budi yang masih berdiri di tempat. Suara terdengar lembut namun penuh dengan nada ketekanan.

Prilly, murid itu masih saja tak menjawab atau sedikit menoleh. Dirinya masih menatap kedepannya, telapak tangannya menahan dagu. Ia sedang melamun.

Pak Budi menghela nafasnya lalu mendehem keras. Tetap saja Prilly tak mengalihkan pandanganbya sedikit pun.

Pandangan seluruh siswa kelas XII² IPA kini tertunjuk pada Prilly. Irene, sang teman sembaku, menyengol sikunya sekaligus menginjak sepatu Prilly dengan keras. Membuat Prilly tersadar.

Refleks, Prilly meringis kesakitan. Prilly melototkan matanya ke Irene. Irene memasang muka datar, matanya mencoba memberi kode.

Prilly bingung. Akhirnya dengan penasaran Prilly mengikuti arah nata Irene. Prilly sungguh sangat syok. Melihat pak Budi yang menatanya penuh amarah.

"PRILLY KELUAR DARI KELAS SAYA!"

Prilly hanya menatap datar. Ia tak takut dengan ancaman pak Budi.

"Oya? Memang ini kelas bapak?," Prilly tersenyum ejek. Pak Budi, terdiam. Dia lupa, jika dirinya baru saja membentak cucu ketua yayasan.

"Bapak ingin saya keluar? Oh oke, ini memang mau saya dari tadi," Prilly beranjak dari tempat kemudian berjalan menuju keluar kelas.

...

Prilly menggoyangkan kepalanya dengan mata terpejam, ia mengikuti irama lagu yang terputar di earphone. Sekali-kali dirinya bersenandung.

Dirinya kini berada di atap sekolah. Tempat ini juga salah satunya tempat yang membuatnya nyaman.

Kkok nae soneul japgo han georeumssik

Genggam tanganku dan langkah demi langkah

Bimilseureopge naegyeoteuro

Diam-diam mendekatiku

I’m falling babe I’m falling for you
Falling crazy in love.

Somsatangboda deo dalkomhan geol

Lebih manis dari permen kapas

Gureum wil geotneun geotman gata

Terasa seperti berjalan di atas awan

I’m falling babe I’m falling for you
Falling crazy in love Falling crazy in

[Jessica jung - Falling crazy in love]

Karena sakit asyiknya, Prilly tak menyadari seseorang kini duduk disamping. Tangan orang itu pun mengenggam tangan kanan Prilly.

Refleks, Prilly terkejut. Prilly melepaskan earphone-nya. Ia menoleh ke arah orang yang masih mengenggan tangannya itu.

"ALI!"

Ali tak perduli teriakan kaget Prilly. Ali menatap Prilly dengan tatapan tak bisa di artikan oleh Prilly.

"Lo tadi lagi mikiran apaan?," Ucap Ali to the point. Prilly terdiam, ia tidak akan memberitahu terlebuh dahuku kepada Ali, tentang apa yang ia dengar tadi pagi. Obrolan saudara kembar itu.

"En-- enggak ada kok, cuma males aja," Bohong Prilly.

Ali yang seakan-akan tak percaya. Mengambil tangan kiri Prilly lalu mengenggamnya. Posisinya ia perbaiki, menghadap ke Prilly.

"Pril, gue tau lo lagi bohong. Sekarang jujur sama gue, lo lagi mikiran apaan?," Ulang tanya Ali.

Prilly menghembuskan nafasnya dengan kasar. Apa boleh buat, ia harus memberi tau tentang ini.

"Gue udah tau siapa pelakunya."

Ali tersenyum tipis. "Alvin. Dia pelakunya."

Prilly menundukkan kepalanya, ia tak ingin Ali melihatnya menangis. Ali merasa ada yan aneh dengan Prilly, pun mengangkat dagu Prilly.

Pedih, sangat kasihan. Ia kasihan dengan Prilly. Prilly tak tau apa-apa tentang ini.

Karena Ali tak kuat melihat Prilly sedih sepertinya ini, ia pun memeluk Prilly.

Nyaman.

Itu yang dirasakan Prilly. Rasa sedihnya berkurang saat Ali memeluknya.

"Lo tenang aja, gue akan ngejaga lo. Gue bakal ada saat lo ngebutuh gue."

Deg

Prilly merasakan jantung berdetak dua kali lipat dari biasanya. Apa ia menyukai Ali?.

"Kenapa lo tau pelakunya Alvin?," Tanya Prilly suara serak,  masih dengan memeluk Ali.

"Gue tau dari Alvaro. Dia yang ngeceritain semuanya."

"Tapi, gue ngerasa Dhian kalau pelakunya. Gue tau dari cara dia menatap gue. Mata itu penuh dendam dan sakit hati..."

"Suatu saat lo tau, yang terpenting lo udah tau dalang dari semua ini."

Prilly menganggukkan kepalanya. Dirinya masih dalam pelukan Ali. Ia menggelamkan wajahnya di dada Ali. Ia sangat nyaman.

Begitu pula dengan Ali. Ali seakan-akan tak ingin melepaskan pelukan tersebut.

Hingga setengah jam kemudian datang, mereka masih saja berpelukan.

Ali merasakan Prilly tak bergerak sama sekali sejak dari tadi. Ia pun melepaskan pelukan. Posisi Prilly tersadar didada Ali.

Dia tertidur.

Ali pun menggedong Prilly ala bride menuju pulang, tentunya kerumah Prilly.

...

Hai sesuai janji ani bakal lanjut pas vote 200+. Oke makasih. Jgn lupa vote. Gomawo, ani pamit dulu. Annyeong! Assalamulaikum Wr. Wb. Target 210+ baru diketik (bukan update, oke).

[BGLS 1 Ver.baru] Mengejar CintamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang