Bab I - New Day -

1.4K 69 13
                                    


- Kiran -

Aku menatap sekumpulan orang-orang yang sedang mengerumuni papan informasi dengan ngeri. Gila. Mereka udah kayak lalat putih-biru yang lagi ngerumuni eek kebo. Penasaran sih penasaran. Tapi kalau berdesak-desakan gitu juga males.

Aku menatap arlojiku. Baru pukul 9.12. Tadi informasinya buat para murid yang lulus tes akan berkumpul di Aula pada pukul 10.00. Masih ada sejam. Tunggulah sampai para kerumunan itu mereda baru deh aku intip tuh papan informasi memastikan namaku ada tidak nyantol di tuh papan info.

Hari ini adalah pengumuman kelulusan hasil tes selama tiga hari berturut-turut di Sekolah Menegah Atas terbaik, bergengsi dan terfavorit di kotaku. Sekolah yang mungkin bakal jadi impian para murid Sekolah Menengah Pertama. Salah satunya aku.

30 menit rasanya sudah berlalu dan para murid yang penasaran akan kelulusan mereka mulai berkurang di depan papan informasi. Aku berdiri dari tempatku dan menuju papan informasi. Saat sudah hampir dekat dari papan informasi. Teman akrabku saat di bangku SMP berjalan mendekatiku dengan senyum sumbringah.

"Kita lulus. Kir!!" Teriaknya dengan histeris saat sudah di hadapanku.

"Serius??!" Tanyaku setengah tak percaya. Dia mengangguk mantap mengiyakan.

"Yattaaaaa" girangku sambil loncat-loncat gak jelas sambil berpelukan layaknya teletubies dengan teman akrab ku yang bernama Sarah itu.

"Oke, sekalipun aku percaya padamu. Tapi aku harus tetap memastikannya dengan mata kepalaku sendiri agar lebih yakin." Aku pun melepaskan pelukanku dengan Sarah dan berlari dengan semangat ke papan informasi.

Aku mencari-cari nama ku dari bawah ke atas. Dan wajahku berubah kecut saat namaku dari bawah hingga nomor ke 10 tak ada. Tapi aku tak menyerah terus membaca hingga ke atas. Dan mataku terbelalak saat melihat namaku berada di nomor 1. Aku urutan yang paling pertama? Syukurlah.

"Rasanya aku tak kaget lagi. Kalau sang Ratu juara umum di sekolah ini berada di urutan nomor 1. Taruhan, pasti lulusan terbaik" suara Sarah tiba-tiba berada di sampingku dan rangkulan hangatnya memenuhi bahuku kini.

"Thanks pujiannya Sar" sahutku dengan cengiran lebar.

"Ure welcome." Jawab Sarah juga cengir.

"Akhirnya ya. Impian kita terwujud. Bisa masuk di sekolah bergengsi ini" sambungnya ketika kita sudah berjalan menuju Aula sekolah.

"Ya akhirnya. Tidak sia-sia perjuangan seleksi selama 3 hari ini" sahutku kembali mengingat seleksi masuk sekolah ini yang begitu cukup susah.

"Yup. Benar-benar bersyukur deh bisa lulus. Toss dulu dong" seru Sarah sambil menyodorkan tangannya. Kita pun berhigh five mengekspersikan kesenangan kami.

Selanjutnya, kita pun menuju Aula untuk mendapatkan arahan bersama para siswa lain yang sudah berhasil lulus.

Sungguh, aku sangat bahagia bisa lulus. Walau para guru SMP dulu tak meragukan bahwa aku bisa lulus di sini, karena katanya prestasiku yang selalu cemerlang. Tapi, tetap saja rasanya jantung dangdutan juga. Karena seleksi masuk yang susah, dan juga persaingan yang besar. Karena banyak siswa yang mau masuk di SMA ini.

Jadi, begitu beruntungnya aku bisa lulus di sini. Dan aku juga senang, karena teman akrabku saat SMP juga lulus. Seengaknya aku punya teman yang ku kenal baik. Karena sahabatku satu-satunya sudah memilih ke SMA lain di luar kota mengikuti orang tuanya.

Ini petualangan awal ku di SMA ini. Semoga kedepannya akan banyak pengalaman dan keseruan mengisi sebagai bumbu-bumbu ku dalam menuntut ilmu di bangku SMA ini. Ya, walaupun bumbunya tak seenak bumbu mie instan, yang makin enak kalau di makan mentah. Oke, mulai salah fokus. Pokoknya gitulah, yang penting bumbunya gak mengandung formalin atau borax. Ada MSG dikit gak apa-apalah. Apa sih. Hedeh!

When Sunrise Come - Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang