Bab XVI - Chance -

752 30 11
                                    


- Rifan -

Kacamata hitam yang kupakai kubuka begitu kakiku turun dari pesawat yang selama berjam-jam aku tumpangi untuk dapat tiba di tempat ini.

Dan, akhirnya. Aku tiba juga di London. Ibu kota salah satu negara maju di dunia, Inggris. Sudah lama terakhir kali aku kesini. Beberapa tahun yang lalu aku dan keluargaku sempat liburan beberapa kali kesini. Tapi kali ini, aku akan menetap beberapa tahun demi menuntut ilmu.

Begitu selesai mengurusi barang-barang dibandara, aku dijemput oleh asisten Ayah untuk mengantarku menuju flat, tempatku tinggal selama disini. Ayah punya salah satu perusahaan cabang di London, tentu saja dia punya anak buah disini. Dan aku belum begitu tau letak flatku.

"Makasih om udah mau menjemput dan ngantar kesini" ucapku pada asisten Ayah begitu aku tiba didepan flatku. "Untuk selanjutnya aku bisa sendiri kok. Aku juga udah tau rute ke kampus dari flat dan beberapa rute di London. Jadi, om gak usah antar-jemput aku lagi" sambungku.

"Baiklah kalau gitu Rif. Kamu belajar yang rajin ya disini. Kalau ada apa-apa hubungi om saja. Ayahmu menitipkan kamu ke om" sahut asisten Ayah tersebut.

"Tentu tentu" jawabku tersenyum.

Aku pun akhirnya menuju flatku begitu mobil asisten Ayah meninggalkan pelataran flat. Flatku berada dilantai dua digedung flat berlantai 5 ini. Sebenarnya, Ayah menginginkan aku tinggal dirumah sewaan atau apartemen. Tapi, aku menolak. Aku ingin berbaur dengan mahasiswa disini, lebih nyaman tinggal diflat. Seperti yang lainnya.

Ceklek.

Kubuka pintu flatku. Udara sejuk pengharum ruangan tercium. Flatku seperti kamarku dirumah Indonesia dikali dua. Lumayan lengkap dengan tempat tidur, dapur, ruang bersantai dan ruang belajar. Bahkan balkon yang menampilkan pemandangan London yang indah. Fasilitas disini juga sudah lengkap. Ini pasti permintaan Bunda. Agar aku tak kesusahan.

Flatku ini letaknya tidak begitu jauh dari kampus. Dan cukup strategis. Karena dekat dengan minimarket, toko buku, kafe dan beberapa restoran. Flat ini memang favorit para mahasiswa Cambridge. Karena itulah gedung flat ini hampir sembilan puluh persen berisi mahasiswa Cambridge.

Setelah berkeliling flat, aku pun merapikan barang-barangku. Kurasa aku butuh mandi, setelah itu mungkin aku akan berkeliling daerah sini sebentar. Ayah mengijinkanku memakai mobil selama disini, jadi tentu saja mobilku sudah tiba bahkan sebelum orangnya tiba. Hahaha.

Mataku terpejam menikmati angin sore yang menerpa wajahku dengan sejuk. Aku duduk disebuah bangku taman pusat kota sambil meneguk kopiku. London saat ini sedang musim semi, cuacanya cukup cerah dan menentramkan.

Begitu selesai mandi, aku berkeliling sambil mencari makan. Aku harus cepat beradaptasi disini. Menyesuaikan diriku dengan keadaan disini.

Aku bangkit dari bangku, aku mau kembali berkeliling dan menemukan kenyamanan disini. Sebelum aku bergulat dengan segala pembelajaran. Karena besok, aku sudah harus kekampus.

Baiklah Rifan, let's start your adventure.

***

University of Cambridge.

Nafasku terhembus begitu bisa kubaca dengan jelas nama yang terpampang didepan mataku. Aku mendengus, tak pernah sedikitpun terbesit dikhayalanku bakal kuliah disini. Tapi, masa depan memang tak pernah ada yang tau.

Kulangkahkan kakiku masuk lebih dalam menuju kampus besar ini. Tujuanku ke tata usaha. Aku harus mengecek registrasi dan jadwalku. Meski aku sudah lulus online dan sudah resmi keterima, tetap saja pengecekan itu perlu.

Kampus cukup ramai, karena ini hari senin. Namun tidak seramai biasanya, karena mungkin masih musim libur semester.

Begitu selesai mengecek registrasi dan mendapat jadwalku, aku duduk disalah satu bangku kampus dan membaca jadwalku. Perkuliahan dimulai seminggu lagi. Seminggu ini kami para mahasiswa baru harus mengikuti orientasi dulu. Cukup lega karena orientasi luar negeri takkan seperti negeri sendiri pastinya.

When Sunrise Come - Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang