Hanya Itu ? (Azelia)

751 19 4
                                    

- 10 TAHUN KEMUDIAN -

"Mah kenapa mamah ngga bangunin Azel sih ?" Aku menggerutu kesal ke arah mamahku yang sedang menyiapkan sarapan.

" Kamu tuh ya udah 20 tahun, masih aja minta dibangunin." Aku langsung duduk dengan cepat, kemudian mengambil selembar roti dan mengeolesinya dengan selai coklat kesukaanku. Belum sempat aku memasukan rotinya ke dalam mulut seseorang sudah mengambil rotiku. Siapa lagi kalau bukan Monster menjijikan yang tak lain dan tak bukan adalah kakakku.

"KAK DAVIII ! ! !" Aku berteriak kencang.

"Apa ?" Dia menjawab seolah - olah tak punya salah. Dia juga sudah mengunyah rotiku. Padahal umurnya sudah 25 tahun tapi sifatnya seperti anak kecil berusia 10 tahun pantas saja tidak ada ada wanita yang mau dengannya.

"Hussh udah kalian ini udah gede masih aja berantem. Nih kamu bawa ini aja Zel, entar dimakan di mobil." Mamah menyodorkan kotak makan berisi roti isi.

" Kak, mobil aku udah selesai belum ?"

"Belum. Lampu depannya harus diganti. Lagian kalo emang ngga bisa bawa mobil ya ngga usah maksain buat bawa mobil jadinya nabrak kan, nyusahin." Aku mengerucutkan bibirku kesal.

"Dasar Duck face." Aku semakin kesal enak saja aku dikatain muka bebek. Mana ada bebek yang mukanya secantik aku.

"Kalian ini udah deh ngga usah berantem. Cepet kalian berdua berangkat kuliah." Kak Davi lebih dulu pergi keluar. Sedangkan aku masih bermanja - manja dengan mamah. Sebenarnya Kak Davi sudah bekerja dia punya satu Distro yang dikelola sendiri Kak Davi buka tipe cowok pekerja. Dia lebih suka bebas. Makanya dia lebih memilih untuk melanjutkan S2 nya. Sedangkan Mamah punya toko kue sendiri. Papa ku sudah meninggal 5 tahun lalu. Jadi yang menanggung semua biaya ya mamah dan Kak Davi.

"Mah Azel berangkat dulu ya." Aku mengecup pipi kanan mamah.

"Iya, belajar yang rajin ya. Udah sana cepet ditunggu sama Kak Davi tuh."

" Dadah Mah."

Kak Davi sudah siap di bangku pengemudinya. Saat aku ingin masuk kedalam mobil aku melihat Ray yang sedang mencuci motornya. Semenjak kita berdua beranjak dewasa kita sudah tidak pernah lagi main bersama. Ray sudah punya kehidupannya sendiri. Aku sudah mencoba untuk melupakan Ray tapi hasilnya nihil. Proses melupakannya juga dipersulit dengan kita berkesolah di kampus yang sama ya walaupun beda jurusan. Rumah kita juga bersebelahan. Makin sulit saja untuk melupakannya.

"Eeh cumi. Bengong lagi, masuk cepetan !" Aku tersentak. Aku segera masuk ke dalam mobil.

#####

"Kangen yaa sama Ray ?" Aku menoleh kearah Kak Davi.

"Ih apaansih Kak, engga kok." Aku mengalihkan perhatianku dengan membuka kotak bekal yang diberikan mamah dan mulai memakan rotiku.

"Semua orang berubah ya. Ray yang dulu sayang banget sama kamu sekarang berubah jadi orang yang sama sekali ngga kenal kamu." Aku mengehela napas . Semuanya benar, aku dan Ray memang seperti orang tidak kenal.

" Hmm, biarin lah kak. Seenggaknya hubungan aku sama Ray ngga kaya hubungan kakak sama kak Helen." Kak Davi mendesis kesal.

"Ngga usah ngomongin Helen deh. Denger namanya aja tuh udah bisa bikin hawa panas tau ngga." Aku tertawa dari dulu kak Davi dan Kak Helen memang tidak pernah akur.

" Entar kamu pulang sama Revi ya ?"

" Engga ah kak. Aku ngga enak pulang bareng Revi terus." Selama mobilku rusak aku memang selalu pulang bareng Revi. Tapi aku tidak mungkin terus pulang bersama Revi itu merepotkan namanya.

I Just Want To Be Loved by YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang