"Apa maksud ayah? Kenapa ayah mengatakan hal ini ?" Banyak pertanyaan lain yang muncul di benakku. Tapi mengingat keadaan ayah. Dia tak mungkin menjawab semuanya.
"Ayah sudah bilang umur ayah tak lama lagi. Kamu harus segera menikah agar bisa mengurusi bisnis keluarga. dan ayah juga tidak mau membatalkan persiapan pernikahan itu. Kamu harus segera merebut kembali hati Azel. Nikahi dia. Buatlah ayahmu ini senang nak, ayah ingin melihat kamu menikah." Apa ? Aku bahkan sudah mencoba untuk melupakan nama itu. Kenapa hidupku menjadi begitu rumit ? Kak Helen tidak mungkin mengurusi bisnis keluarga dia lebih senang dengan bisnis butiknya. Dan ayah bilang aku harus menikah dulu jika ingin menerusi bisnis itu. Tapi kenapa harus menikahi Azel ?
"Aku ngga yah. Pernikahan itu 1 bulan lagi. Aku ngga bisa." Aku menunduk lemah. Sebulan lagi bukan waktu yang panjang. Dan buat apa aku membangun benteng pertahanan diri kalau sekarang harus aku juga yang merobohkan benteng itu.
"Cobalah, hanya itu permintaan ayah." Aku hanya bisa memandang ayah. Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mungkin mendekati Zee. Tunggu kenapa aku masih memanggilnya Zee? Aku muak dengan nama itu. Aku yakin dia sudah membenciku. Dari sikapku selama ini dia memang seharusnya benci kepadaku. Jika tidak dia pasti memiliki hati serupa malaikat.
* * * * *
Angin malam seakan membelai tubuhku. Angin malam itu juga menusuk hatiku. Pikiranku kembali pada saat ayah menceritakan tentang perjodohan itu. Itu terlalu sulit. apa yang harus aku lakukan. Otakku menangkap bayangan dua orang anak kecil yang sedang bermain dengan satu ayunan di antara mereka. Anak laki - laki itu duduk gembira di atas ayunan yang sedang didorong oleh seorang anak peremuan. Zee sahabat kecilku. Jujur aku merindukanmu. Sulit untuk menjauh darimu, tapi mau bagaimana lagi, kau sendiri yang memintaku untuk menjauh. Aku melihat kearah rumah Zee rumahnya yang besebelah dengan rumahku memudahkanku untuk selalu melihatnya apalagi kamarku dan kamarnya Zee memilik balkon. Dulu waktu kecil aku dan Zee sering mengobrol saat malam hari walau hanya di balkon masing - masing tapi itu semua terasa menyenangkan.
Memikikannya bagaikan membuka luka lama yang sudah mengering. Perih, amat sangat perih. Aku tersentak ketika melihat sosok perempuan yang tak lain adalah Zee. Dia membuka pintu balkonnya. Bahunya berguncang. Tapi kenapa? Apa dia menangis? Karena apa? Ingin rasanya aku menanyakan hal itu. Andai saja aku masih jadi sahabatmu Zee aku akan selalu siap menghapus air matamu itu.
Maafkan aku Zee.
* * * * *
Hari ini aku memutuskan untuk tidak kuliah. Aku malas betemu dengan Abby. Lebih baik aku menjaga ayahku. Saat jam besuk di buka aku langsung menuju tempat dimana ayah dirawat kondisinya stabil walaupun badannya sangat lemah.
"Kamu nggak kuliah Ray ?" Aku menggeleng. Hari ini bunda harus bekerja maklum bunda adalah seorang Dosen. Bunda besikukuh kalau dia harus bekerja. Dia tidak mau hanya berdiam diri di rumah. Ayah bisa apa? Dia terlalu sayang dengan bunda, sampai - sampai tidak tega untuk melarang bunda. Aku selalu memimpikan mempunyai hubungan suami istri seperti ayah dan Bunda. Tapi dengan pernyataan ayah kemarin semua itu tak mungkin ku dapatkan.
"Enggak yah." Aku menjawab singkat. Aku berharap ayah tidak mengungkit obralan semalam.
"Ayah udah makan ?"
"Belum, ayah nungguin Azel. Dia janji mau bawain Ayah sup jagung." Kenapa harus Azel? Apa ayah sengaja?
Pintu kamar ayah terbuka, sebelumnya aku pikir itu adalah dokter atau perawat tapi aku salah itu Zee. Senyum yang terukir di bibirnya berubah menjadi keterkejutan saat dia melihatku.
"Ah Akhirnya kamu dateng juga zel, dari tadi Om nungguin kamu. Om bela - belain nahan rasa laper om cuma buat nyobain sup jagung kamu." Aku menatap ayah, senyumnya terlihat tulus. Tapi apakah itu yang ayah inginkan? Aku menikah dengan Azel? Jika aku menikah dengannya dapat membuat ayah selalu tersenyum seperti ini aku akan melakukan hal itu yah. Percaya padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Just Want To Be Loved by You
RomanceAku tak pernah memintamu untuk memperluas samudra. Aku tak pernah memintamu untuk menarik matahari agar duniaku menjadi terang. Aku juga tidak memintamu untuk membelah dadamu dan mengeluarkan hatimu. Bahkan aku sama sekali tidak memintamu untuk memb...